4.Ospek Hari Kedua

Start from the beginning
                                    

"Tumben Ra kamu gak lengkap?" tanya Arif.

"Tadi lupa kak, hehe."

"Baiklah, apakah ada yang tidak lengkap membawa barang-barangnya?" Para panitia hanya mengangguk saja.

"Oke suruh maju ke depan akan kita beri hadiah berupa hukuman." Rizki menaikan alisnya melihat adeknya juga ikut maju ke depan.

"Dimulai dari sebelah kak Vika dulu. Silahkan perkenalkan diri."

"Nama saya Rara, dari kelompok 2."

"Kak Rara kamu lupa membawa apa?"

"Lupa bawa Biskuit 3 cara, sama Ratu Perak kak."

"Jadi begitu, maklumin ya teman-teman mungkin faktor usia. Oke kita kasih hadiah apa nih kak?"

"Suruh nyanyi aja kak, katanya dia pintar nyanyi." Rara memandang tajam Rizki. Dia sedang malas bernyanyi.

"Oke boleh juga nih. Hiburan sebelum ada materi juga, Rara mau nyanyi apa? Dangdut, Korea, Barat atau Keroncong nih?"

"Barat aja kak. Lagunya 5sos yang Amnesia." Rara mau tak mau menyanyikan lagu itu. Dimas langsung mengalihkan pandangannya ke depan saat Rara menyebut lagu itu.

"Baik, silahkan bersiap." Rara hanya mengangguk dan menerima uluran mic dari kakaknya.

I drove by all the places we used to hang out getting wasted
I thought about our last kiss, how it felt the way you tasted
And even though your friends tell me you're doing fine

Are you somewhere feeling lonely even though he's right beside you?
When he says those words that hurt you, do you read the ones I wrote you?

Dimas mengahayati lagu yang di bawakan Rara, dia seperti tersihir mendengar nada yang diciptakan dari suara Rara. Seakan dia ikut merasakan apa yang Rara rasakan hari ini.

Sometimes I start to wonder, was it just a lie?
If what we had was real, how could you be fine?

'Cause I'm not fine at all

I remember the day you told me you were leaving
I remember the make-up running down your face
And the dreams you left behind you didn't need them
Like every single wish we ever made
I wish that I could wake up with amnesia
And forget about the stupid little things
Like the way it felt to fall asleep next to you
And the memories I never can escape

'Cause I'm not fine at all
No, I'm really not fine at all
Tell me this is just a dream
'Cause I'm really not fine at all

Riuh tepuk tangan menggema saat Rara selesai menyanyikan lagu itu. Dimas diam-diam menatap Rara.

"DAEBAK! Terimakasih atas penampilannya. Untuk yang lain dipersilahkan duduk lagi." Rara dan yang lain mengangguk dan kembali ke kelompoknya.

"Rara makasih yaa?" Shirly memeluk Rara dan Rara hanya bisa tersenyum sekaligus menganggukkan kepalanya.

*****

Memasuki acara yang terakhir yaitu perkenalan dunia BEM yang di pimpin Dimas sebagai ketua BEM.

"Assalamualaikum, selamat siang semuanya. Saya Dimas selaku ketua BEM akan mejelaskan sekaligus memperkenalkan anggota-anggotanya."

"Oke saya mulai dulu yaa." Rara tidak memperdulikan Dimas yang menjelaskan tentang BEM maupun memperkenalkan anggota-anggotanya. Dia sibuk dengan dunianya sendiri.

Rizki berjalan bagian belakang dimana Rara sedang menulis sesuatu yang membuatnya tersenyum.

"Lagi ngapain dek?" bisik Rizki membuat Rara spontan memukul kepala Rizki dengan pulpennya.

"Ngangetin aja." protesnya kepada Rizki, sedangkan Rizki hanya bisa tertawa.

"Udah tau lagi serius abang ganggu aja." Rara mendengus dan menghadap ke depan kembali.

"Yakin dengerin penjelasannya? Bukan orangnya?" Rizki memang sengaja bisik-bisik agar teman-teman Rara tidak mengetahuinnya.

"Abang ganggu aja. Kak Arif singkirin makhluk halus ini dong." Rara mengeluarkan puppy eyes andalannya saat permintaannya tidak di turutin orang tua ataupun kakaknya. Arif tersenyum geli dan menyeret baju Riski, berusaha menjauhkannya dari Rara.

*****

Lagi dan lagi Shirly pulang dengan kecewa karena Ayahnya tidak bisa menjemputnya. Hanya bisa menghela nafas pasrah, dia hanya sungkan untuk nebeng dengan Rara. Tak sengaja Rara berjalan keluar karena dia malas bergabung dengan kakak tingkatnya.

"Shirly, belum di jemput?" Suara Rara membuat Shirly melonjak kaget.

"Rara, ngagetin aja." Shirly berulang kali mengelus dadanya karena kaget sedangkan Rara terkikik geli melihat ekspresi Shirly.

"Gitu aja kaget, gak dijemput? Bareng gue aja gimana? Ada kak Dimas loh." Goda Rara.

"Tapi gue malu Ra" Rara menghela nafas.

"ABANG!." Rara melambaikan tangan ke arah Riski.

"Hai Shirly!" Riski menyapa Shirly dengan mata genitnya.

"Abang udah deh jangan mulai. Shirly nebeng ya bang." Riski mengangguk.

Selama di perjalanan Rara dan Riski terus berdebat, sedangkan Shirly hanya sesekali menimpalinya, dia grogi satu mobil dengan Dimas. Dimas juga hanya diam sambil sesekali menatap ke belakang lewat kaca di dalam mobil.

*****

Setelah sampai Shirly langsung turun, tak lupa mengucapkan terimakasih.

"Shirly, sampai ketemu besok!" Rara melambaikan tangan kearah Shirly, dan  dibalas dengan senyuman. Sudut bibir Dimas berkedut saat melihat senyum itu tapi dia tetap memasang wajah datar andalannya.

"Dek mau mampir gak?" Tidak ada jawaban dari Rara. Saat di trafic light dia menengok ke belakang dan mendengus, ternyata Rara tertidur.

"Dim lu gantiin gue nyetir, itu Rara tidur takutnya dia nanti jatuh kalo gak di jagain."

"Gue aja, lo fokus nyetir aja." Dimas berpindah tempat menggantikan posisi tas yang Rara gunakan untuk bantal. Rara berusaha mencari tempat yang nyaman untuk tidur. Tangan dimas ia peluk seolah itu sebuah guling.

Sesampainya di depan rumahnya Riski langsung turun untuk mengangkat adeknya ke kamarnya.

"Gue aja bang, lo kan pasti capek." Dimas turun dengan hati-hati dan membawa Rara ke kamarnya. Melepas sepatu Rara dan menyelimuti tubuh Rara.

*****

DIMAS IS BACK!
HEPI REDING YA:))

Yogyakarta, 2022

Love Triangle [Slow Update]Where stories live. Discover now