1. Tetangga Baru

124 27 9
                                    

HAPPY READING!

------
edited

------

Lelaki dengan jas almamater sedang berjalan dengan angkuhnya disertai tatapan mata yang tajam dan ekspresi muka datar yang tidak pernah berubah.


"DIM.. WOOY TUNGGUIN GUE!." teriak teman yang juga menggunakan jas almamater yang sama, bedanya dia selalu bersikap ramah dan murah senyum entah dengan teman sekelasnya ataupun dengan adek tingkatnya.
Dimas hanya berbalik dan mengangkat alisnya setelah itu kembali berjalan lagi membuat temannya itu mendengus sebal. Dia sudah memaklumi sifat Dimas.

Setelah menyamakan langkahnya dengan Dimas dia langsung merangkul Dimas dengan senyum jahil yang membuat alarm tanda bahaya berbunyi di kepala Dimas karna bisa terjadi sesuatu yang tidak mengenakan.

"Mau ngapain lu Rif?" tanya Dimas dengan nada kelewat dingin.

"Gak kok dim, gue gak mau ngapa-ngapain, hehe." Kekehan kecil dari Arif itu membuat Dimas semakin curiga saja tapi tetap berjalan dengan tenang mengabaikan tatapan kagum dri wanita di sekitarannya.

Sesampainya di ruang BEM Dimas langsung duduk di kursi kebesarannya, dia mulai membuka laptop dan mulai mengetik sesuatu dengan serius. Arif duduk di depan Dimas dengan menopang dagunya memperhatikan muka Dimas yang tetap dengan tatapan datarnya tanpa terpengaruh dengan Arif dan kepolosannya.

Haaahh...

Helaan nafas itu berasal dari Dimas yang telah selesai dengan susunan Acara selama Ospek beberapa hari ke depan. Dia segera memasukkan laptopnya dan berdiri untuk segera pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore itu artinya hanya tinggal dia sendiri yang di ruangan ini. Jika kalian menanyakan keberadaan Arif, dia sudah pulang sebelum Dimas menyelesaikan tugasnya.

Segera saja dia keluar dari ruangan itu dan menguncinya karna tadi dia sudah meminta izin kepada OB untuk meminta kunci cadangannya. Dia berjalan santai dengan headshet di telinganya. Setelah itu dia mengambil motor kesayangannya yang selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi.

Sesampainya dirumah dia langsung masuk rumah tanpa melihat kanan kiri orang di sekitarnya. Itu lah Dimas dengan sifat masa bodohnya terhadap lingkungan sekitar.

"Assalamualaikum Bun."

"Waalaikumsalam Mas." Bunda tersenyum menyambutnya. Dimas kemudian mencium tangan bundanya dan langsung melenggang ke kamarnya. Arini hanya tersenyum maklum menanggapi kelakuan Dimas.

Dimas melempar tasnya ke arah kasurnya. Melepas jas almamater kebanggaannya dan langsung melesat ke kamar mandi. Setelahnya dia hanya duduk diam di balkon kamarnya sambil mendengarkan lagu 5 Second of Summer - Amnesia.

Dia menghela nafas sambil tetap mendengarkan alunan lagu itu. Sampai matanya menatap balkon kamar di sebelahnya. Dia tau ada tetangga baru di sebelahnya, cewek dengan kulit sawo matang, alis matanya yang tebal dengan pipinya yang tembem. Dimas menatap setiap pergerakan gadis itu. Sampai gadis itu membuka balkon kamarnya dan merentangkan kedua tangannya, tanpa melihat jika di sebrangnya ada seseorang memperhatikannya.

"Ahh sejuknyaaa." gadis itu membuka mata dan melihat sekeliling, tanpa sengaja menatap mata laki-laki di depannya. Dia terhipnotis oleh mata hitam kecoklatan itu. Untuk sesaat dia menahan nafas tapi setelahnya dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah pepohonan yang menjadi sekat antara rumah mereka. Gadis itu kemudian masuk kekamarnya sambil memegang dadanya yang berdebar.

Dimas terkekeh melihat gadis itu menjadi salah tingkah. Dimas mematikan lagunya kemudian masuk ke dalam kamarnya.

*****

Matahari telah terbit dari persembunyiannya, tandanya seluruh aktivitas harus dilakukan untuk menyambut matahari dan yang membuat orang malas bangun pagi itu karena ini hari Minggu. Tapi bagi Dimas minggu pagi harus dimanfaatkan dengan olahraga contohnya basket. Di halaman depan rumahnya dia sendiri, tanpa adik dan juga kakaknya yang masih tidur nyenyak.

Dimas beberapa kali memasukan bola basketnya ke dalam ring yang memang dipersiapkan Ayahnya untuk anak-anaknya. Suara tepuk tangan seseorang membuatnya menoleh dan menghentikan permainannya.

"Wah keren banget."

"Ada perlu apa?" Suara tegas dari Dimas membuat gadis itu mendengus. Gadis itu berjalan mendekat kearahnya dan mendongak saat menatap Dimas.

"Ini ada kue coklat ini dari Mamaku dan perkenalkan aku tetangga sebelah kak." Senyum gadis itu membuat Dimas diam beberapa saat.

"Terimakasih."

"Ya sudah kak aku pulang dulu yaaa, sekali lagi salam kenal." Dimas hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan menatap kepergian gadus itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Dimas langsung masuk kerumahnya sambil membawa kue dari gadis itu.

"Loh mas itu bingkisan dari siapa?"

"Itu dari tetangga sebelah bun, Dimas gak tau namanya."

"Kamu itu gimana sihh mas, masa ada tetangga baru gak disuruh masuk dulu terus gak kenalan lagi."

"Ya kan Dimas lupa bun. Udah dulu ya bun, Dimas mau mandi, soalnya tadi habis basket." Dimas langsung pergi menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban Arini.

*****

Yogyakarta, 24/06/2022

Love Triangle [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang