Bagian 1 Di awal Februari

45 12 0
                                    

BACA DENGAN BIJAK YA...DAN POSITIF THINKING
4 hari yang lalu adalah hari yang palingmenyenangkan bagi kami sekeluarga...bahkan sangat sangat membahagiakan, padahal aku baru saja sembuh setelah sakitperut beberapahari...mungkin karen semangatku yang besar aku ikut pergi. Klungkung-Bali jadi saksi bisu kebahagian terakhir kami . Bagian awal Gianyar yang menjadi tempat awal dimana aku tau rasa bahagia yang benar "real ". YES real but it just a moment. Mobil mewah melaju dengan kecepatan 60km/jam dengan suasana riuh dalamnya. Desa terpencil tujuan roda empat itu berlalu. Sawah nan hijau bambu yang sangat menggoda terlewat begitu saja... 3 jam perjalanan karena ditambah tersesat:( sampailah pada rumah style bali yang megah, disana ada sepupuku yang menikah , itulah alasan pergi kesana. Ayam pedas hingga sayur panas terhidangkan sebagai penyambut kedatangan tamu..jelas sekali kami kikuk disana karena jelas sekali satu orangpun tak ku krnal kecuali 2 orang yang kini menjadi pasutri. Tidak lama disana aku dan keluarga memilih pulang , canggung sihh... maklum lahh aku bukan dari keluarga lunya ataua bisa dibilang kaya jadi kurang cocok bahkan tidak nyambung saat berada dalam antero orang yang berkelas. Meski begitu aku tetap menghibur diri bawasannya kita adalah sama , tapi entah?... hati tidak bisa menerimanya, tak apalah asalkan bersama keluarga tercintaku senyuman selalu tersurat di bibir ini. Walau tersenyum belum menyatakan seseorang bahagia , akan tetapi orang bahagia sudah pasti tersenyum bukan? .
Seperti yang sudah kuceritakan, awal kebahagianku ternyata awal dari kesengsaraan tantangan hidup yang real....4-2 = 2, yaps... 2 harinya lagi adalah hari dimana bapakku alias "bape" dalam sebutan di Bali secara umum untuk kalangan sedang ke bawah, pergi ke sepupu keluarga karena ada acara perkawinan , membantu dalam peralatan serta alat transportasi adalah tugasnya disana. Daging babi , ayam , sayur mayur sudah biasa terhidang ... dan itu jujur sangat sangat lezat... namun aku tak tau pasti pasti seberapa lezatnya karena bukan aku yang mengecapnya tapi bapakku😉 , itupun katanya. Iya sihh... umurnya sudah berkepala empat, jadi untuk makanan daging sudah tak mampu diolah dengan baik oleh raganya , darisanlah mulailah guncangan demi guncangan terjadi, benar saja belum 24 jam daging empuk yang ada dibayanganku merasuk ... "mantap" kata dalam hati menyambut damparan angin topan besar menghantam seluruh lapisan jiwaku hingga ke sel terkecil di hidupku... bapakku orang yang paling memberi motivasi besar hingga aku bisa berdiri kini disampingnya yang sedang tak berdaya lemah , entah karena lelah atau apa yang membuat penyakit lamanya kambuh, penyakit yang diidapnya bagaikan permainan catur yang sudah "skak mat", kencing batu sebutannya, sebenarnya aku tak ingin menuliskan nama itu apalagi menyebutnya, sungguh retak berkeping hati ini. THAT's right , seperti hidupku yang sekarang bermula skak mat juga sihhh sebenarnya. Bila batu nya diangkat takut nyawa pun ikut menyusul, bila tidak ? Perlahan tapi pasti akan semakun membesar akana mati jua....truss bagai mana dong? Akhir kata 'terpakasa' dugaruskan operasi , sungguh murah kasih Tuhan , kegiatan berjalan dengan lancar. Sayangnya, aku anaknya tak ada disampingnya saat dalam keadaan yang terjepit itu , ujian nasional tepatnya dan operasi orang yang membesarkan aku, menurut kalian kalau jadi sosok 'aku' pilih yang mana ? Ujian penentu masa depan dan operasi juga penentu hidup.... dan yahhh karena ujian cuma bisa ditempuh 3 tahun dalam masa smp dengan berat hatu ku jalani dengan doa menemani berharap operasi bapakku lancar, terpaksa sihh ya! Harus bantu doa karena tidak bisa kesana padahal aku ingin sekalii....saat ujian pun fokus diambil alih oleh hal itu....beruntung sekali Tuhan Maha Kuasa memberikan kelancaran.
Memejamkan mata tak sesekali aku rasakan apalagi merebahkan badan , mana bisa ?! Tapi dengan teguh hal sekecil itu mana bisa menggangguku, sehabis ujian yang melelahkana otakku , harus pergu ke RS kota. Di umurku yang baru 14 tahun setengah masih sangat belia untuk bulak balik kesana yang lumàyan jauh. Namun, dengan bertemu bapakku hal itu terhempaskan.
3 minggu sudah aku seperti bis kota bulak balik bulak balik. Yahhh, tubuhku semakin kurus kering saja, namun ku kira sang tercinta akan sembuh total. Tapi nyatanya sepercik hayalan itu tak terwujud setitik pun. Setiap 1 minggu 2x pulangbpergi ke kota yang jelas bukan mencari nafkah melainkan mencuci darah, itulah yang ku tekuni dengan keluarga bulan bulan ini.
Dari awal Februari hingga awal Mei , tak kunjung ada perubahan bahkan masuk rumah sakit untuk kedua kalinya , dan lebuh mencengangkan lagi harus operasi untuk kedua kalinya juga? Astagaaa ...apakah aku harus menangis atau bagaimana, keadaan semakin menyedihkan saja, ekonomi semakkin menyusut. Berangkatlah dari desa ke kota ke Rs itu. Dirawat lagii beberapa minggu, namun hasilnya 0 besarr, malahan menjadi - , oghh Tuhan apalaggi ini. Pulang bukannya juga disambut oleh kehangatan tapi kini semua berbanding terbalik 180 derajat super beda , deg. Kalau bukan Tuhan yang menciptakan jantung ini mungkin rusukku sudah tembus diterobosnya.

TERIMAKASIH TELAH MEMBACA
BERI SARAN YANG POSITIF YA...
MAAF KALAU BANYAK KESALAHAN KATA DAN LAINNYA ...MOHON DIMAAFKAN
JIKA BERKENAN MOHON BIMBINGANNYA DALAM LANGKAH PERTAMA SAYA
TERIMAKSIH DAN JUMPA LAGII DI BAGIAN SELANJUTNYA...

My Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang