十五

3K 557 33
                                    

suara lonceng yang berada di atas pintu berbunyi tepat saat jeongin masuk.

minimarket tersebut sedang sepi pembeli dan penjaga kasirnya pun sedang tidak ada entah kemana.

jeongin berjalan ke rak penyimpanan makanan instan di dekat pintu yang bertuliskan 'selain pegawai dilarang masuk'.

saat sedang sibuknya memilih ramen, jeongin di kejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba keluar dari pintu pegawai.

"eh? kak bangchan?" tanya jeongin.

"oh? hai jeongin. sedang butuh sesuatu?" tanyanya ramah dengan senyuman yang membuat matanya tersisa garis. kedua tangannya masuk kedalam saku celana.

jeongin mengangguk cepat lalu mengangkat kedua tangannya yang sedang memegang ramen.

"dua ramen untuk makan malam sendirian?"

jeongin menggeleng. "satu untukku dan satu untuk pencuri rokok di toko kakak tadi."

"oh? hwang? apa dia kakakmu? dimana kalian tinggal? bagaimana dengan orang tua kalian? aku baru pertama kali melihat kalian disini."

bangchan memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi, membuat jeongin kebingungan untuk menjawab dan merangkai kalimat yang tidak membuat bangchan curiga.

"eh? em... hehe bagaimana ya.. " ucap jeongin seadanya karena tidak sanggup berpikir cepat.

karena sadar terlalu ingin tahu dan membuat jeongin tidak nyaman, bangchan membelokan topik sambil mengambil ramen instan di kedua tangan jeongin.

"ayo segera bayar. jangan tiba-tiba lari dan malah mencuri seperti kakakmu itu." ucap bangchan sambil berjalan menuju kasir dan jeongin membuntuti.

"haha tentu tidak." ujar jeongin sambil tertawa kecil. "oh ya, hwang itu bukan kakakku. dia senior-ku di sekolah. kebetulan kami sedang di beri tugas untuk observasi bersama." ucapnya berbohong.

bangchan hanya mengangguk sambil ber-oh ria lalu memberikan ramen milik jeongin yang telah di bungkus kantong plastik.
"ini belanjaanmu. jika butuh sesuatu datang saja kemari atau datang ke rumahku di belakang minimarket ini."

jeongin mengangguk lalu membungkukkan badannya sebagai tanda terimakasih.

baru saja jeongin membuka pintu keluar. bangchan kembali memanggilnya.






hyunjin duduk di teras sambil melempar-lempar kerikil ke tanah dengan wajah yang sangat menjengkelkan.

sudah sangat jelas jika hyunjin kesal. pertama karena hari sudah mulai gelap dan dia tidak mau sendirian di dalam rumah dan kedua dia kesal karena jeongin belum kembali juga.

seseorang yang hyunjin tunggu pun tiba dengan satu kantong kecil di tangan kanan dan kantong yang lebih besar di tangan kiri.

hyunjin menghampiri jeongin dengan penuh penasaran tapi juga kesal.
"kenapa lama sekali? mana ramennya?"

jeongin memberikan kantong kecil yang berisi ramen kepada hyunjin lalu masuk kedalam rumah tanpa bicara apapun.

setelah menaruh kantong plastik di meja, jeongin merebahkan tubuhnya. diikuti hyunjin yang hanya duduk di sebrang dengan wajah yang bertanya-tanya.

"apa isi kantong plastik ini?" tanya hyunjin.

"buka sendiri saja senior. aku lelah, ingin tidur cepat." ucap jeongin membelakangi hyunjin.

hyunjin pun membuka kantong plastik itu dan isinya adalah daging sapi yang sudah di olah menjadi masakan.
"dapat darimana? sebelumnya kau bilang akan memberiku ramen 'kan?"

jeongin kembali mendudukan badannya.
"jika makan ramen memangnya air panas tersedia? untung saja ada kak bangchan."

setelah terdiam beberapa detik, hyunjin mengambil pemberian bangchan dengan brutal. "persetan! lain kali jangan bertemu lagi dengannya!" ucapnya lalu makan dengan semangat.

"haha, iya akan ku sampaikan ucapan terimakasihmu itu kepadanya."

sturmfrei。hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang