2.6K 634 19
                                    

setelah kehilangan mobil, gara-gara kecerobohan hyunjin; akhirnya mereka berdua memilih berjalan hingga malam mencari sebuah tempat menginap.

untung saja ada sebuah hotel kecil yang tidak terlalu jauh dengan restoran cepat saji yang hyunjin dan jeongin singgahi tadi.

hyunjin memberi saran untuk tidak terlalu boros uang karena petualangan mereka masih panjang, yang akhirnya mengharuskan mereka untuk tidur di kamar yang sama.

tidak masalah bagi hyunjin, tapi masalah bagi jeongin.

" senior, belum tidur?" tanya jeongin mengawali pembicaraan.

" hm. aku sedang menonton, tidak lihat?" jawab hyunjin terdengar malas sambil mengganti-ganti channel tv dengan remot di tangannya.

tahu tidak perasaan jeongin sekarang?

kesal.

jeongin merasa seniornya itu tidak tahu diri sama sekali. setelah menghilangkan mobil ayahnya, hyunjin tidak minta maaf dan malah memutuskan untuk bermalam di hotel. dan lagi, jawaban yang tadi di ucapkannya membuat tangan jeongin ingin menampar.

" aku mau ke mini-market samping hotel," ucap jeongin sambil memakai jaketnya.

" sudah aku bilang, kita harus hemat. perjalan kita masih panjang," ucap hyunjin menasihati.

" cih. ini uangku, jangan banyak mengatur!" jeongin bicara dengan nada yang jengkel membuat hyunjin diam tidak bisa berkata lagi.

tentu saja yang di ucapkan jeongin itu benar, hyunjin tidak bisa mengelak.

" yasudah, terserah,"

untuk menenangkan perasaanya, jeongin memilih keluar kamar dan mencari angin malam sendirian.

jeongin menendang sampah kaleng dan kaleng itu terbentur ke sebuah mobil.

tidak di sangka, mobil ayah nya yang sudah di curi itu terparkir di depan club malam yang berada di samping mini-market tujuan jeongin.

" be-benar, tidak salah lagi. ini mobil ayah," ucap jeongin sambil meneliti mobil tersebut dengan jarak yang sangat dekat.

" sedang apa bocah? kau mau mencuri mobilku hah?!"

tiba-tiba suara seorang pria terdengar, dan menghentikan jeongin yang tengah sibuk melihat-lihat isi mobil lewat jendela.

tubuh pria itu tidak terlalu gempal dan di lengannya terdapat tato berbentuk naga. hanya melihatnya saja sudah bisa di tebak jika pria itu seorang preman.

saat ini jeongin benar-benar ketakutan. dia tidak menyangka akan mengalami ini. hal yang jeongin harapkan saat ini adalah hyunjin yang datang untuk menyelamatkan.

" a-apanya yang mobilmu?! ini punyaku, kau pencuri ... " gumam jeongin yang masih terdengar oleh pria itu.

" apa! kau mau menuduhku hah?!" bentak pria itu.

tangannya bersiap memukul wajah jeongin dengan bebas.

tetapi pergerakannya terhenti karena dari arah belakang ada seseorang yang menggoreskan pisau ke leher pria itu.

darahnya menyiprat ke wajah dan baju milik jeongin. cukup banyak, karena jarak pria itu dengan jeongin sangat dekat.

seseorang yang menggoreskan pisau di leher pria itu tidak salah lagi adalah hyunjin.

untung saja hyunjin dan jeongin sedang berada di kota yang jarang penduduk.

kemungkinan tidak ada yang melihat.

" ayo, cepat masuk ke kamar sebelum ada yang melihat," ajak hyunjin sambil memasukan pisau ke saku celananya,
" tapi bersihkan dulu darah di wajahmu dengan jaket, lalu pakai jaketmu secara terbalik."

raut wajahnya tenang. tidak ketakutan atau merasa bersalah.

apa psikopat begitu?

sturmfrei。hyunjeongWhere stories live. Discover now