37

1K 155 53
                                    

37.

Yoona tidak menginap di Seoul. Setelah puas Oliv dan Sean bertemu dengan Sehun, Yoona kembali mengambil penerbangan ke Jeju untuk kembali. Yoona sudah mengatakan pada Sehun. Jika ia akan mengantarkan Oliv dan Sean setiap minggu ke Seoul untuk bertemu dengan Sehun.

Perpisahan mereka tadi sore, Oliv dan Sean menangis ketika Yoona memaksa mereka untuk pulang. Tapi dengan sabar, Yoona mengajak mereka untuk kembali ke Jeju. Meskipun Oliv sangat sedih ketika berpisah dengan appanya. Oliv tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, ia pikir. Ini hanya kejadian buruk.

Keadaan rumah kembali sepi. Sehun terlihat sangat sedih. Ia duduk sambil mengusap wajahnya. Kemudian Jina duduk di sampingnya sambil memeluk Sehun. "Baby, kau tidak boleh sedih. Jika anak kita sudah dewasa, aku janji kau tidak akan kesepian" seru Jina lalu mengecup pipi Sehun. Sehun tidak peduli pada Jina.

"Sudah berapa kali aku bilang. Itu anak Daehyun bukan anakku. Aku sudah baik untuk membantumu merawatnya. Jangan pernah berlaku kasar pada Yoona, sekalipun" seru Sehun. "Jika kau tidak menurut ucapanku, silahkan keluar dari rumah ini"

Jina kesal. "Dulu kau begitu gencar mendekatiku. Setelah aibmu terkuak, kau mencampakkanku. Bukankah kita begitu cocok, baby? Sama-sama brengsek" seru Jina

Sehun mengepalkan tangganya kemudian meninggalkan Jina.

"Ya, aku memang brengsek" gumamnya

***

Yoona kembali sedih ketika sampai di rumahnya di Jeju. Ibunya datang ke kamarnya. Ia menghampiri putri tercintanya.

"Memikirkan Sehun?" tanya Ibunya

Yoona menganguk. Ibu Yoona hanya kecewa pada Sehun. Meski begitu, ia masih sayang pada Sehun. Karena ia telah menganggap Sehun sebegai putranya sendiri.

"Cinta pertama memang susah dilupakan. Apalagi jika cinta pertama itu menyakitimu" ujar Nyonya Im

Yoona semakin sedih. Ia menangis. Kemudian Nyonya Im langsung memeluk putrinya. "Menangislah nak, Ibu akan tetap di sampingmu" ujar Nyonya Im tak kuat melihat Yoona selalu menangis tiap malam.

Oliv yang mengintip tidak tahu kenapa ibunya menangis setiap malam. Oliv sedih sekali. "Appa .. aku rindu appa" gumam Oliv

****

Sehun tidur dengan gelisah. Ia harus tidur malam ini karena besok sudah mulai bekerja. Namun, Sehun tidak bisa tidur karena memikirkan Yoona. Bagaimana caranya agar Yoona memaafkannya. Yoona bahkan masih mencuekinya. Sehun juga ingin diberikan perhatian oleh Yoona seperti dulu. Ini semua memang salahnya telah menyakiti Yoona. Ia merutuki kebodohannya sendiri.

Bahkan, ketika melihat Sean yang sudah hampir berumur setahun, ia sedih sekali melihat putranya yang seperti tidak mengenal ayahnya. Sehun menyesal. Sangat menyesal. Memang. Penyesalan selalu berada di belakang. Dan itu terjadi pada Sehun sekarang,

Kedatangan Yoona kemarin, membuat satu harapan di hidupnya. Sehun ingin Yoona kembali berada di sisinya.

****

Sehun sudah siap untuk berangkat ke Studio. Asistennya mengatakan bahwa ia harus berangkat pagi karena ada pelanggan yang akan melakukan foto pre-wedding.

Setelah sampai di studionya, Sehun segera mempersiapkan semuanya. Pelanggannya sudah sampai di studionya. Sehun tersenyum melihat pasangan itu. Mereka mengingatkannya pada Yoona dulu. Ah, Sehun rindu momen itu.

"Kalian pasangan yang serasi" seru Sehun pada pasangan itu

"Terima kasih, aku akan membuat istriku menjadi istri yang paling bahagia di dunia ini" ujar sang lelaki membuat tunangannya itu tersenyum malu.

Sehun tersenyum. Ia pernah mengatakan hal itu pada penjual es krim sebelum mereka menikah. Rasanya Sehun memang laki-laki brengsek yang sudah melanggar janji.

"Baiklah, terima kasih hyung. Aku akan menunggu hasil prewed kita, Yuk Sayang" ujar pasangan itu lalu segera keluar dari studio. Sehun menatap wallpaper ponselnya. Masih sama. Foto pernikahannya dengan Yoona.

Sehun mengedarkan kepalanya ke arah jendela. Sehun melihat seorang kantor pos mengirimkan sebuah paket besar. Ah, Sehun ingat. Ini pasti pesanan untuk keperluan lightingnya.

"Selamat siang, dengan Tuan Sehun?"

"Iya, Saya"

"Paket untuk anda. Silahkan tanda tangan di sini" ujar petugas itu

"Terima kasih"

Baru saja akan berbalik, petugas itu kembali memanggilnya.

"Pak"

"Ya?"

"Ini ada yang ketinggalan" ujar petugas itu sambil menyerahkan kembali paket yang lain. Seperti sebuah berkas penting.

"Baik, terima kasih pak"

"Sama-sama"

Sehun segera masuk. Ia memerintahkan bawahannya untuk membersihkan ruangan yang telah dipakai untuk photoshoot. Ia menuju ke ruang pribadinya, tempat dimana ia bisa beristirahat.

Dengan tidak sabar, Sehun segera membuka paket itu. Dilihatnya, sebuah lampu berukuran medium yang memang digunakan untuk keperluan studionya. Sehun tersenyum melihatnya. Ia juga membeli sebuah kamera baru. Rencananya, kamera ini akan diberikan untuk hadiah ulang tahun Oliv. Memang gadis itu masih kecil, tapi Sehun ingin sekali memberikan hadiah itu.

Ia membuka paketan yang masih terbungkus. Dengan penasaran Sehun segera membukanya. Terlihat sebuah amplop besar. Ia merogoh ke dalamnya dan mendapati sebuah 3 kartu kredit yang seperti miliknya. Sehun kembali mengambil isi yang ada dalam amplop itu dan membacanya dengan seksama lalu tubuhnya menegang.

"I-ini .."

Surat perceraian.

*****

Yoona memasakkan bubur untuk Oliv dan Sean. Sedari tadi Oliv hanya bermain boneka bersama Sean bahkan hampir membuat Sean menangis. Yoona sesekali mengingatkan Oliv untuk tidak berbuat curang pada adiknya.

Setelah selesai memasak, Yoona segera membawakan buburnya untuk anak-anaknya.
"Yaeeyy aku menang" seru Oliv. Sean menangis karena ulah kakaknya.

"Oliv, tidak boleh curang seperti itu" ingat Yoona pada Oliv

"Hehe, maaf ya Sean. Lain kali aku akan membiarkanmu menang" ujar Oliv.

"Huhh" Sean hanya kesal pada kakaknya yang nakal itu.

"Chaaa, ayo kita makan bubur" seru Yoona lalu menyuapkan pada Sean. Sean sangat manja pada Yoona. Ia bahkan meminta untuk duduk di pangkuan Yoona. Dengan sabar, Yoona menggendong Sean dan menyuapinya.

Sean. Sangat mirip Sehun. Wajahnya. Melihat Sean, Yoona jadi teringat suaminya. Mungkin surat itu kini sudah sampai di tangan Sehun. Ia sadar ponselnya sedari tadi terus bergetar. Ia melihat layarnya dan mendapati nama Sehun ada di layar ponselnya. Yoona pun memencet tombol merah dan menonaktifkan ponselnya. Kemudian ia melanjutkan menyuapi anak-anaknya.

****

Sehun kesal dan bingung karena sedari tadi ia tidak bisa menghubungi Yoona. Sehun kesal melihat apa yang ada di hadapannya. Tidak. Sehun tidak akan membiarkannya.

SREK

Sehun merobak surat itu dan menjadikan serpihan yang mengotori meja. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia terlihat frustasi. Ia bahkan tidak tahu apa yang akan dihadapinya besok.

Sehun terlihat berfikir keras. Ia mendapatkan suatu ide.

Ia harus ke Jeju sekarang. Untuk bertemu dengan Yoona.

*****

tbc.

Ini ff dah mau abis kok. Jangan bosen ya :) 

Gaboleh berkomentar kasar ya :(

h o m eWhere stories live. Discover now