18

901 77 26
                                    

Yoona merasa pusing akhir akhir ini. Sudah beberapa hari ini ia tidak bisa bekerja karena kepalanya terus pening. Ia sudah meminum obat sakit kepala. Ia juga merasa mual pagi ini. Ia ingin minta diantar Sehun ke dokter tapi Sehun selalu buru buru ke kantornya. Yoona sedih ketika Sehun selalu buru buru ke kantornya.

Saat ini sudah jam makan siang. Sehun pasti sedang asyik memakan bekalnya. Ia pun mencoba untuk menelfon Sehun.

Drrttt ... Drrttt ....

Yoona menunggu Sehun mengangkatnya. Namun Sehun tidak mengangkatnya.
Ia mencoba menelpon Sehun lagi

"Yeobseyo .. Sayang" Yoona tersenyum.

"Hunnie .. Sudah makan?" tanya Yoona

"Hmm sudah" jawab Sehun

"Apakah enak masakanku?" tanya Yoona lagi

"Ya, enak." Yoona sedikit kecewa. Tidak biasanya Sehun menjawabnya sesingkat itu.

"Kenapa?" tanya Yoona

"Apa?"

"Tidak jadi, sepertinya kau sibuk. Baiklah aku tutup dulu"

Yoona menghela nafas kasar. Beberapa minggu terakhir Yoona merasa ada yang berbeda dengan Sehun.

Iya. Sehun berbeda sekarang.

Setiap malam, Sehun selalu sibuk berkutat dengan laptopnya dan ponselnya. Terkadang ia tertawa tertawa sendiri. Yoona memakluminya. Karena Sehun pasti tertawa dengan grup Chanyeol itu.

Yoona bahkan merasa Sehun jarang menyentuhnya. Biasanya Sehun selalu meminta jatah pada Yoona. Namun minggu mingu terakhir ini, Sehun lebih memilih langsung tidur. Ya, Yoona sedikit bersyukur karena ia jadi tidak terlau lelah. Tapi Sehun agak bersikap cuek padanya. Biasanya Sehun selalu mengecup Yoona entah itu pagi, siang, atau sore dan mengirimkan pesan manis namun sekarang Sehun hanya membalas pesan seperlunya. Sejujurnya, Yoona sangat sedih.

***

Hari ini, setelah rapat sore, Sehun segera menyerahkan laporan ke Manajer mengenai desain majalah yang akan di rilis bulan depan.

"Kau tahu, bulan ini banyak artis yang akan menikah. Aku ingin kau memotret mereka, seperti artis Song hyekyo dan Song Joongki" jelas Manajer

"Baik, manajer" ujar Sehun

"Oh ya, aku sudah mengundang mereka untuk tampil di majalah mereka bulan depan. Aku ingin kau mencari tema pernikahan untuk majalah ini. Kalau bisa gaun dan propertinya semuanya kuserahkan padamu" ujar Manajer

"Baik Manajer, akan aku diskusikan pada Sekretaris Editor terlebih dahulu" ujar Sehun

Sebelum memulai rapat internal antara tim kreatif majalah, ia ingin mendiskusikan hal ini terlebih dahulu pada Jina. Karena wanita itu sangat profesional.

Sehun memasuki ruang kerjanya sambil membawa catatan dari manajer. Dilihatnya, Jina sudah akan bersiap pulang.

"Tidak pulang?" tanya Jina.

"Tunggu sebentar, ya" Sehun membereskan mejanya terlebih dahulu

"Aku tunggu diluar ya, HunHunnie" ujar Jina keluar ruangan

Sehun hanya tersenyum. Entah kenapa Sehun suka jika Jina menggodanya dengan sebutan Hunhunie.

Sehun cepat cepat membereskan peralatan kameranya. Dan tak sengaja menyenggol bekal makanannya yang masih utuh belum ia makan sama sekali. Dengan cepat ia mengambil kresek dan membuang isinya dengan cepat. Sudah dua minggu ini rutinitas yang ia lakukan. Membuang makanan bekal dari istrinya dan makan bersama Jina. Ia tidak peduli. Ia bosan ia merasa seperti anak kecil yang dibawakan bekal ibunya. Ia juga ingin mengincip makanan restoran depan kantornya yang terlihat enak apalagi jika bersama Jina, wanita yang baru memasuki kehidupan Sehun tapi berhasil menggoyahkan iman Sehun.

h o m eWhere stories live. Discover now