Chapter Two - Dia Lagi

371 24 0
                                    

-Calantha's Pov-
Aku terbangun goncangan dari adik ku. Ia memang biasanya membangunkan ku dengan cara menggoyang - goyangkan tubuh ku dengan kencang. Tidak jarang jika aku akan terbangun dengan terkejut.

Aku menguncir rambut ku setelah selesai mandi dan berpakaian.

Aku tidak yakin aku akan menyukai hari pertama belajar ini. Aku pasti akan merindukan teman - teman se-SMP ku dulu.

Oh my God, Calantha! Kau ini sudah menjadi murid SMA! Dewasa lah sedikit! Masa kau akan merengek meminta teman - teman se-SMP mu dulu agar mereka bersekolah di sekolah mu? Tidak kan? Berhentilah bersikap seperti anak kecil!

Tapi, Raph belum menghubungi ku sama sekali sejak minggu lalu saat ia tidak datang ke surprise birthday party-nya sendiri.

Oke, mungkin sampai detik ini aku masih tidak bisa memaafkan perbuatan Raph minggu lalu. Jadi, kurasa aku harus tetap berusaha untuk tidak mengingat - ngingat nya. Baiklah, aku harus melihat sisi positif dari bersekolah di SMA ini.

Hmm, okay. Banyak teman se-SMP ku yang sekelas dengan ku, aku tidak perlu menaiki tangga untuk ke kelas ku, makanan di sini cukup banyak menu nya, dan aku sekelas dengan laki - laki berwajah ketimuran yang tampan.

Tunggu - tunggu... Laki - laki berwajah ketimuran yang tampan? Pffft. Aku ingin tertawa.
Omong - omong, siapa namanya? Aku lupa. Yang jelas berawalan dari huruf Z. Siapa ya...?
OH! Ya aku ingat! Zain bukan? Namanya Zain kan? Iya, nama yang belum pernah ku dengar sebelumnya.

Tapi, aku bersungguh - sungguh tentang wajah ketimurannya itu. Ia tampan kok! Kau harus melihat sendiri jika kalian tidak percaya.

Sesampainya, aku kembali ke kelas yang minggu lalu ku tempati. Namun, aku tidak mengerti mengapa pintu nya masih terkunci.

Jadi, aku berangkat kepagian hari ini?

Aku menghela napas dan duduk di bangku panjang yang berada di samping kelas ku. Berarti aku akan sendirian di sini sampai yang lain ada. Mana pagi ini rasanya dingin sekali. Pasti enak jika masih tertidur pulas di atas tempat tidur dan dibalut oleh selimut hangat.

Aku mengistirahatkan punggung ku di punggung bangku panjang yang mirip seperti bangku panjang yang biasanya ada di taman - taman dan menyelonjorkan kaki ku. Jujur saja, dengan posisi ini aku bisa saja tertidur, tapi bagaimana kalau ada orang lain yang datang?
Sebisa mungkin aku berusaha untuk membuka mataku.

Tapi sesuatu membuatku membuka kelopak mataku lebar - lebar.

Shit.

Anak ketimuran itu lagi.

Mengapa ia bisa datang sepagi ini juga??

Ia tidak melirik ke arah ku sama sekali dan berusaha membuka pintu kelas yang masih terkunci. Ia mendecak kesal dan menoleh padaku yang sedari tadi memandangnya aneh.

Oh, ia baru sadar bahwa ada orang lain di sini selain dirinya.

"Kau di kelas ini?" Tanya ku membuka pembicaraan. Dan ia mengangguk.

"Masih dikunci. Tunggu saja sampai ada petugas yang akan membukanya." Ujar ku lagi.
"Iya aku tau." Jawabnya singkat. Ia sangat dingin. Memang terlihat sih dari wajahnya. Sayang sekali, padahal wajahnya tampan.

Wait what? Ugh, ya ampun bagaimana bisa aku berpikir seperti itu??

Aku bingung, akhir - akhir ini aku justru lebih sering membayangkan wajahnya daripada wajah Raph.

Ya ampun aku merasa bersalah.

"Oh, ternyata sudah ada yang datang. Maafkan aku karna telat untuk membuka pintu nya." Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati seseorang yang terlihat seperti seorang petugas.

"Close Friend" (Zayn Malik Fanfiction)Where stories live. Discover now