Chapter One - Ia Tidak Datang

459 25 0
                                    

-Calantha's Pov-

"Kau mau menunggu sampai kapan?" Kini Vera dan Tasha mulai menatap ku risih. Aku tau Raph pasti datang. Ia bilang pada ku ia akan berusaha untuk datang. Jadi masih ada kemungkinan bukan bahwa ia akan datang?

"Kita sudah menunggu selama 4 jam dan dia belum menunjukan batang hidung nya. Sudahlah lebih baik kau pulang, bukan kah nanti kau harus ke sekolah baru? Kau bilang hari ini kau harus ke sekolahan baru mu karna ada sebuah pengumuman tentang apa yang harus murid baru bawa saat kalian masuk nanti." Ujar Tasha.

"Ia pasti datang." Jawab ku tidak mau menyerah. Walau aku juga sedikit kecewa karna ia telat datang. Dan aku harus ke sekolahan baru 1 jam lagi.

"Calantha, aku tau kau menyayanginya. Tapi bukan kah ini sudah keterlaluan? Kau tau kau dan Tasha sudah berjalan kaki cukup jauh ke tempat pangkalan angkutan kota, belum lagi supirnya tidak membawa mu sampai ke toko roti, jadi kau dan Tasha harus berjalan kira - kira 1 kilo meter, dari tempat supir itu menurunkan mu sampai ke toko roti. Belum lagi uang mu habis untuk membeli kue dan lilin. Tapi sampai detik ini, Raph tidak kunjung datang." Kini Vera mulai mengoceh panjang lebar.

Apa aku harus menyerah begitu saja? Tapi kata - kata Vera memang ada benarnya.

Sedetik kemudian ponsel ku berdering menandakan bahwa ada pesan yang masuk. Buru - buru aku mengeceknya dan tertera nama Raph di layar. Senyuman lebar pun muncul dari wajah ku.

From : Raph

'Hey, sorry aku tidak bisa datang. Aku diajak pergi menonton bioskop. Mungkin lain kali aku akan datang?'

Sialan.

Keparat.

Bre--

Aku menarik napas ku berkali - kali agar aku tidak mengamuk.

Persetan dengan mu Raph. Aku tidak sarapan, berjalan nyaris 1 kilo meter, uang ku habis semua, aku sudah menunggumu sampai nyaris berjamur, dan aku bisa telat pergi ke sekolahan baru karna diri mu.

Bajing--

Aku kembali menarik napas ku dalam - dalam berusaha untuk tidak mengatakan hal - hal kasar pada Raph.

Tapi ayolah! Ia mengatakannya semudah itu??

Son of a bi--

Okay, aku sudah tidak tahan lagi.

"Ia tidak datang. Aku minta maaf Tash, sekaligus berterima kasih. Terima kasih juga Vera. Kalian teman yang baik. See ya." Aku pergi membawa kue yang sudah ku beli untuk Raph. Lebih baik kuberi ini pada keluarga ku saja.

***

Aku duduk di sebelah teman se-SMP ku yang kebetulan sekelas dengan ku lagi.

"Okay, jadi minggu depan, kalian harus membawa...." Aku mulai mencatat apa saja yang harus ku bawa untuk minggu depan.

Tapi entah mengapa pikiran ku justru memikirkan betapa bodohnya aku sudah menaruh rasa percaya padanya. Ia memang gila.

"Jadi kau menguncir rambut mu atau mengepangnya?" Lamunan ku dipecahkan oleh Diana, teman se-SMP ku, seraya melihat ke buku tulis milikku.

"Ah, apa? Mungkin aku akan menguncir rambut ku. Kau?" Sebisa mungkin aku untuk fokus pada jawaban Diana yang panjang. Tapi pikiran ku tak lepas dari kejadian tadi. Aku memutuskan untuk melihat keseliling berusaha melupakan apa yang sedang ku pikirkan.

Ah.

Siapa itu?

Wajahnya sedikit ketimuran.

Aku mendapati seorang lelaki yang duduk sederet dengan ku. Ia tidak melepas topinya jadi ia sedikit mencolok. Wajahnya agak ketimuran, sehingga membuatnya memiliki wajah tampan yang khas, dan ia memiliki badan yang ideal. Tidak hanya ideal, lihat dada nya bidang, dan tangannya terlihat--

Tunggu - tunggu... Apa yang barusan ku pikirkan?

Jk, ini hari pertama Cal! Masa kau mau berpaling dari Raph ke orang ketimuran itu dengan mudahnya?? Ini hari pertama, hari pertama! Kau payah sekali Cal.

"Calantha? Kau dengar tidak?" Lagi - lagi aku tidak mendengarkan jawaban Diana.

"Tidak." Jawab ku enteng.

"Memangnya kau sedang melihat apa sih? Sepertinya serius sekali."

"Tidak, tidak kok. Bukan apa - apa."

"Lalu kau sedang memikirkan apa? Mengapa kau sepertinya tidak fokus hari ini? Kau sedang memikirkan Raph ya?" Goda nya. Ah, tolong jangan membuatku mengingat - ngingat tentang Raph untuk se jam saja! Mungkin 5 menit saja itu sangat berharga ya ampun.

"Ha, tidak. Yang benar saja, Diana." Jawab ku seraya terkekeh.

"Calantha Kenna?" Aku menoleh ke depan dan mengangkat tangan.

Diana meneruskan ocehan panjang nya. Namun, justru aku kembali menghiraukannya dan menoleh pada laki - laki berwajah ketimuran tadi.

Aku penasaran siapa namanya.

"Zain Malik?" Lelaki ketimuran itu mengangkat tangannya.

Jujur saja, aku tidak pernah mendengar nama seperti itu. Tapi, terdengar bagus di telinga ku. Jadi namanya Zain?

"Ya ampun, Calantha! Sebenarnya kau sedang memikirkan apa sih?" Kini Diana mulai melambaikan tangannya didepan muka ku.

"Jika aku bercerita, kau tidak akan mengerti Diana." Ujar ku seraya melempar pandanganku ke depan.

"Ugh, kau tidak perlu bercerita! Kau hanya perlu menjawab apa yang sedang kau pikirkan." Jawabnya risih. Dan aku hanya memutar bola mata ku.

Aku bingung mengapa bisa - bisanya aku menatap anak berwajah ketimuran yang ku pikir namanya adalah Zain itu terus menerus. Ah, mungkin aku hanya 'terpesona' akan wajahnya. Kuyakin 2 atau 3 minggu lagi aku akan bisa melupakannya dan kembali pada Raph.

Ah, anak itu lagi. Oke, mungkin untuk saat ini aku akan menghindari nama itu untuk hadir di pikiran ku lagi hanya untuk sementara.

Beri aku waktu untuk melupakan kejadian itu, dan aku yakin aku akan kembali menyukai Raph seperti biasa. Karna, jika Raph terus berkomunikasi dengan ku, kemungkinan besar aku tidak akan berpaling dari nya.

~~~~~~

A/N : Chapter oneee! It's a short chap ;( tapi next chapter aku usahain lebih panjangg. Oiya, ada sedikit ralat di prologue. Aku blm bisa nulis cast nya nihh ;( Okay, pls let me know if you love the storyy? Please vote? Comment? Add? Share? It'll mean a lot to me. Thank you guys.

-C

"Close Friend" (Zayn Malik Fanfiction)Where stories live. Discover now