Prolog

36.8K 1.3K 53
                                    

"Ken..." panggil nova pada kennie yang kini merangkul pundak nya.

"Hmm..."

"Kamu ga bakal di marahin sama papa kamu, karena kamu belum pulang? Pasti supir kamu nungguin."

"Kenapa harus di marahin sih va? Papa itu ga bisa marah ke aku. Hehehe..."

Nova mencubit perut kennie, karena kesal mendengar jawaban dari kekasih nya itu yang malah bercanda, padahal dia serius menanyakan nya.

"Kok di cubit sih va, sakit nih."

"Abis nya kamu nyebelin, jawab nya ga bener."

Kennie terkekeh, lalu mengelus rambut hitam nova yang di kucir kuda.

"Utu..utu..utu ceritanya ngambek nih." Goda kennie, sambil menoel-noel pipi putih nova. Membuat si empunya pipi mendengus lalu menjauhkan tangan kennie dari pipi nya.

"Jangan sentuh aku." Sarkas nova, lalu berjalan meninggalkan kennie yang malah terkekeh di tempat nya.

"Ampun dah nova kalo lagi ngambek, lucu. Pengen gue bawa pulang njirr.." gumam nya pelan. Kemudian mengejar nova.

"Aisshh... masa cuma gara-gara itu kamu ngambek sih?." Kata kennie setelah ia berhasil menyamakan langkah nya dengan nova.

"Ya abis nya kamu nyebelin."

"Iya iya deh ngaku, aku nyebelin." Pasrah kennie daripada nanti nova makin ngambek pada nya bisa-bisa celaka duabelas dia.

Tiba-tiba nova menghentikan langkah nya, hal itu juga membuat langkah kennie berhenti

"Kamu kenapa? Kok berhenti." Tanya kennie dengan kening mengkerut.

"Kamu denger sesuatu ga ken?."

Kennie mendengus, karena nova tidak menjawab pertanyaan nya malah ia mengajukan pertanyaan lain. Namun tak urung, ia pun menjawab pertanyaan nova.

"Nggak. Emang suara apa sih?."

"Coba deh pendengeran kamu pertajam."

"Apa sih, aku ga denger apa-apa." Ucap kennie sedikit kesal, karena diri nya benar-benar tidak mendengar suara apapun. Yang ada hanya keheningan yang merajai di gang itu

Nova berdecak, kemudian menarik tangan kennie. Kennie yang tangan nya di tarik pun hanya pasrah, membiarkan nova menyeret tangan nya.

Semakin lama, telinga kennie mendengar suara tangisan seseorang. Bukan, lebih tepat nya tangisan seorang bayi.

Pupil mata kennie melebar. "Va.." ucapan kennie menggantung. Karena nova tiba-tiba berlari menghampiri tempat sampah yang tak jauh dari tempat dia berdiri.

"KENNIE ADA BAYI DISINI."

Teriakan dari nova, mampu menyadarkan kennie. Buru-buru kennie menghampiri nova yang tengah menggendong seorang bayi.

"Bayi siapa ini?." Tanya kennie, sesampainya dia di dekat nova.

"Aku ga tau." Jawab nova, sambil mengelus pipi bayi merah itu.

"Ken." Panggil nova.

"A..a..pa?." Sahut kennie terbata-bata. Sungguh dia shock.

"Ken, anak ini lucu banget ya. kenapa anak selucu ini harus di tempatkan di tempat yang ga layak kayak gini sih. kan kasian baby nya jadi kedinginan." Tutur nova.

Kennie terdiam, matanya terpaku pada mata hazel bayi itu yang membuka, namun tak lama mata bayi itu menutup kembali. Lalu, tangan nya tergerak menyentuh pipi bayi yang masih merah itu.

"Dia bayi yang lucu." Gumam kennie yang di dengar jelas oleh nova.

Nova tersenyum mendengar ucapan remaja laki-laki di samping nya yang sudah 3 hari merangkap menjadi kekasih nya itu.

"Dia mirip kamu." Kata nova. Kennie mengalihkan fokus nya, ia pun menatap penuh tanya pada nova.

"Iya dia mirip kamu." Mengerti maksud tatapan kennie, nova pun melanjutkan perkataan nya "mata nya, bibir nya, dagunya, hidung nya dan mungkin kalo dia punya dimpel di pipi nya pasti bakal mirip kamu." Jelas nova panjang lebar.

Kennie terkekeh kemudian tangan nya kembali menyentuh wajah tampan bayi itu. "Benarkah?."

Nova mengangguk dengan semangat, ia pun tak mau kalah dengan kennie. Tangan nya kini menyentuh bibir merah merona dari bayi itu. Kemudian mencium pipi dari bayi yang belum mempunyai nama itu.

"Aku suka bayi ini." Ucap nya sambil mendusel-dusel hidung mancung bayi itu dengan hidung nya. Membuat sang bayi tertawa.

"Ken, liat bayi nya punya dimpel." Pekik nova semangat.

Hal itu membuat senyum kennie semakin mengembang. Benar kata nova, di pikir-pikir bayi itu mirip dengan nya ketika bayi. Ia masih ingat jelas waktu ia iseng membuka album foto semasa ia bayi. Dan wajah nya mirip dengan wajah bayi di depan nya.

"ya udah kalau gitu, kita angkat bayi ini menjadi anak kita gimana. kamu jadi bunda nya dan aku jadi ayah nya. kita rawat bayi ini gimana?."

Nova terkejut, mendengar penuturan dari orang di samping nya.

"kamu seriusan, ken?. " tanya nova, memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"kenapa ngga? aku suka bayi ini, dia lucu."jawab kennie santai.

"Tapi ken, kita masih kecil. Apalagi umur kita masih 14 tahun. Sangat kecil kemungkinan kita di izinkan untuk mengadopsi bayi ini. Kita saja masih bergantung pada orang tua, lalu bagaimana cara kita merawat bayi ini?." Jelas nova, memberi pengertian pada kennie. Ia sangat hafal dengan tabiat kekasih nya itu, sekali ia mengingin kan sesuatu maka keinginan itu harus di turuti.

"Kamu lupa siapa laki-laki yang berdiri di samping mu ini?."

Nova mengembuskan nafas nya, percuma dia memberi pengertian pada kennie. Sia-sia.

"Aku akan mengurus nya kamu tenang saja. Bayi ini sebentar lagi akan menjadi milik kita." Telak nya, lalu mengecup dahi dari bayi yang di baluti selimut biru di depan nya itu.
Kemudian mulai mengadzan kan bayi laki-laki itu.

Nova yang mula nya tidak setuju kini menangis terharu saat kennie mengadzan kan bayi itu.

"Kata papa, saat bayi lahir ke dunia. Bayi itu harus di adzankan." Ucap kennie usai mengadzankan bayi itu.

Nova hanya tersenyum simpul menanggapi nya, lalu menyeka air matanya yang turun tanpa di komando.

"Kamu setuju kan?." Tanya kennie. Yang dibalas anggukan setuju dari nova. Kennie tersenyum kemudian mengusak rambut nova "kita akan menjadi orang tua sekarang."

"Hai my baby boy, mulai sekarang aku akan menjadi ayah mu." Bisik kennie tepat di samping telinga bayi itu. Membuat bayi itu tersenyum.

"Kamu akan memberi nama bayi ini apa?." Tanya nova.

Kennie menegakkan tubuh nya lalu tersenyum "aku akan memberi nama dia...."

♡♡♡♡♡♡

Holaaa...

Gimana, gimana, gimana sama cerita nya? Gaje ya. Hehehe...

my baby boy [Complete] ✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin