Chapter 3 - Misterius

16 2 0
                                    


Now playing : Taylor swift - Blank space


 "Jika kamu membutuhkan seseorang untuk menjaga ragamu, kamu bisa menyewa bodyguard, tetapi, jika kamu ingin seseorang untuk menjaga cintamu, maka aku siap kapan saja."


"Cell lo tau alastan gak?." Tanya Alana

"Siapa sih yang gak tau alastan. Dia itu badboy terpopuler antar sekolah, udah ganteng, ketua tim basket, anak orang kaya, genius, pokoknya gak ada yang kurang deh. Btw, kenapa lo nanyain alastan? Lo naksir yaa." Ejek cella dengan tertawa

"Apaan si lo kenal aja kagak, gue cuma mau tau." Ketus Alana

"Mau tau aja atau mau tau banget nih." Goda cella sambil mencolek-colek pipi Alana

"Tau aja keles" kata Alana sambil memutar bola matanya "Cel, lo mau tau satu rahasia gue gak?." Bisik Alana

"Kalo dikasih tau ke gue bukan rahasia lagi namanya bego." Jawab cella dengan penekanan setiap katanya

"Gak rahasia-rahasia amat si, jadi lo mau tau gak?."

"Rahasia apa emang, jangan macem-macem lo na, gue gamau nanggung dosa lo." Kekeh cella

"Pikiran lo kemana-mana tuyul." Alana mendekat ke arah cella dan membisikan rahasia itu. " gue balik bareng alastan." Bisik alana

Cella terkejut hingga menutup mulutnya rapat-rapat. "Ah yang bener lo na, jangan halu deh." Kata cella memastikan

"Ngapain gue boong sama lo sih cel, kaya ada untungnya aja buat gue." Jawab Alana sambil memutarkan kedua bola matanya

"Kira-kira setan apa yang merasuki jiwa alastan ya sampe dia nganterin lo balik, selama gue sekolah disini gue ga pernah liat tuh bocah ngobrol sama anak-anak lain, dia selalu berdua sama sahabatnya si alvaro. Apalagi nganterin seorang lo yang notabenya anak baru disini yang udah pasti dia gak kenal" Cerocos cella tanpa titik koma.

"Mana gue tau." Balas Alana singkat

"Jangan-jangan dia suka sama lo na, soalnya dia pelit waktu. Kalo dia gak suka sama lo gak mungkin dia mau buang-buang waktunya yang berharga cuma buat nganterin lo na."

"Bodo amat lah yang penting gue gak suka sama dia." Balas Alana tidak peduli

Persahabatan Alana dan cella semakin hari semakin baik, cella yang sangat cerewet dan Alana yang setia mendengar celotehan cella. Kekurangan dan kelebihan itulah yang membuat keduanya saling mengerti satu sama lain.

*****

"Al gue jatuh cinta." Katanya sambil memandangi rerumputan hijau dari atas rooftop. Ya, mereka sedang berada di rooftop tempat ternyaman yang ada di sekolah menurut kedua sahabat ini.

Alvaro yang mendengar pengakuan itu tidak dapat berkutik dan tidak memperdulikan game yang sedang dimainkannya.

Setelah kesadarannya kembali alvaro menempelkan telapak tangan ke jidat alistan. "Lo kesambet tan? Omongan lo ngawur." Tanya nya dengan tertawa terbahak-bahak

"Kampret lo, gue serius nyet." Jawab alastan serius sambil menyingkirkan tangan alvaro dari jidatnya. "Gue jatuh cinta pandangan pertama." Lanjutnya

Alvaro tau seperti apa alistan, dia sudah mengenal alistan dari sekolah dasar. "Seorang alastan bisa jatuh cinta? Gatau tuh gadis beruntung atau malah sial dicintai sama lo." Gumam alvaro yang masih sibuk dengan gamenya

Dear AlastanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu