Part 9

8.1K 70 1
                                    


Aku menundukan wajahku tapi berusaha mencuri lihat reaksi Pangeran Malik. Ia tersenyum padaku dan pada Andi serta Julia, kemudian ia berdiri dan mulai mengamatiku dari atas ke bawah dan dari depan ke belakang. Ia kemudian menyuruhku mengangkat wajahku dan saat itu aku bertatap muka dengannya. Wibawa yang terpancar dari matanya menyebabkan aku tidak sanggup menatap matanya berlama-lama. Aku menundukkan wajahku kembali.

Pangeran Malik kemudian berbicara pada Andi dan Julia sebentar kemudian menyuruh mereka keluar dari ruangan. Julia sempat berbisik kepadaku sebelum meninggalkan ruangan, “Selamat tinggal Yuanita, hidup kamu akan terjamin sekarang.” Aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar ucapannya tapi aku berusaha tetap tenang.

Pangeran Malik kemudian mengajakku keluar dan membawaku jalan-jalan di sekitar lingkungan istana. Pangeran Malik tidak terlalu tinggi, bahkan jika aku tidak mengenakan selop high-heels aku yakin bahwa tinggi tubuhku masih lebih tinggi dari tubuhnya, apalagi sekarang saat aku memakai high-heels, Pangeran Malik hanya setinggi bibirku.

Aku menemaninya berjalan-jalan dan dia berusaha menceritakan tentang kerajaan Brunai dan posisinya dalam kerajaan tapi sementara berjalan aku dapati bahwa berulang kali ia menatap wajahku dan dadaku. Aku menemaninya berjalan dengan langkah-langkah kecil sampai akhirnya kami tiba di harem tempat para gadis tinggal.

Ia memperkenalkan diriku pada penghuni harem lainnya, “Ladies, this is Miss Yuanita, a new member of our household.” Para gadis menyambutku dengan gembira. Aku hanya mengenali wajah Agnes di antara para anggota harem tersebut, ia menyambutku seperti seorang yang menyambut teman baik yang datang dari jauh, “Yuanita, you finally here. Let me introduce you to everyone else.”

Agnes memperkenalkanku dengan para anggota harem, ada Cecilia, Angela dan Raisya 3 orang gadis Melayu yang berasal dari Malaysia, Maria juga seorang gadis Melayu dari Indonesia, Suzie yang berasal dari Filipina dan Jeanie seorang gadis berkulit putih dari Australia. Pangeran Malik senang melihatku disambut oleh para gadis dan berbicara pada penjaga harem. Belakangan aku baru mengetahui bahwa ia ingin aku dipersiapkan untuk menemaninya malam ini.

Pangeran Malik kemudian meninggalkan kami semua untuk saling berkenalan dengan lebih akrab. Setelah acara makan siang, inang penjaga harem memanggilku dan memintaku untuk bersiap-siap menemani Pangeran Malik malam ini. Aku merasakan kepasrahan dan hanya mengangguk mengiyakan.

Aku kembali dirias dan dipersiapkan kemudian diminta menunggu dalam kamar. Kamar ini sangat mewah dan indah sekali. Aku menunggu di tepi ranjang. Beberapa saat kemudian Pangeran Malik masuk ke dalam ruangan dan berbicara denganku, “Yuanita, I’m glad that you’re here to become my companion for the evening. Let’s have some dinner first.”

Kami bersantap malam sambil Pangeran Malik terus menerus memuji kecantikanku dan berbicara tentang Brunai. Aku tidak berani menjawab banyak hanya beberapa kali tersenyum dan mengangguk. Tindakanku ternyata menyenangkan Pangeran Malik yang menganggapku begitu halus dan feminin.

Tidak perlu menunggu lama setelah kami makan malam Pangeran Malik mulai menuntunku ke tempat tidur dan memintaku duduk di tepi tempat tidur sementara ia duduk di sebelahku. Ia mulai dengan membelai rambutku dan dengan perlahan tanpa terburu-buru mulai melepaskan sanggul rambutku dan aksesoris-aksesorisku. Ia kemudian memintaku untuk mulai membuka bajuku sementara ia sendiri membuka bajunya dan masuk ke bawah selimut. Ia memintaku masuk pula ke dalam selimut dan berbaring bersama.

Ia kembali merayu dengan berkata betapa cantiknya aku dan kemudian mulai menciumi bibirku. Aku merasakan ciumannya begitu bernafsu dan bersemangat. Aku berusaha membalas sedapatku untuk mengimbanginya. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku dan berhenti pada payudaraku. Ia mulai memilin-milin putingku dan meraba-rabanya. Kembali tubuhku dilanda kenikmatan yang aneh dan aku mulai mendesah nikmat, “mmhmm…..”

Pangeran Malik makin memperhebat cumbuannya dengan menciumi dan menghisap leher serta meraba putingku. Ia seperti begitu bernafsu merangsangku. Aku menggelinjang kegelian dan terangsang hebat dengan rabaannya, “Mmmhmmm…..aaaahhhhh……”

Pangeran Malik kemudian mulai menciumi dan menjilati payudara dan putingku sementara tanganya mulai meraba perut dan pangkal pahaku. Aku makin liar menggelinjang merasakan rabaan dan cumbuannya yang hebat. Mungkin karena Pangeran Malik sendiri seorang penyuka sesama jenis, ia seperti tahu dengan tepat hal-hal apa yang dapat membuatku serasa di awang-awang.

Saat bercinta dengan Andi aku merasakan sensasi romantis dan halus sementara dengan Pangeran Malik aku merasakan rangsangan dan gairah. Pangeran Malik mulai mengangsurkan pinggulnya ke wajahku dan aku mengerti apa yang ia inginkan. Aku mulai menjilat dan mengulum kemaluannya. Kemaluannya sungguh sangat besar dan agak panjang membuatku agak kuatir bagaimana rasanya jika penisnya ini memasuki lubang analku.

Aku terus membasahi penisnya dengan ludahku agar saat penisnya nanti memasuki diriku cairan ludahku dapat berfungsi sebagian sebagai pelumas. Aku mengulum dan menghisap kemaluannya dengan bernafsu seolah ingin membalas rangsangan yang telah ia berikan sebelumnya. Aku menghisap dan mengulum dan dapat mendengar bunyi “slurp….slurp.” yang terdengar begitu erotis.

Beberapa menit kemudian Pangeran Malik mulai membalik tubuhku dan mulai mengarahkan penisnya ke lubang analku. Aku kuatir tapi juga penasaran ingin merasakan hujaman penisnya ke dalam lubang analku. Pangeran Malik ternyata tidak menunggu perlahan-lahan untuk menghujamkan penisnya dan aku tersentak kesakitan saat penisnya menghujam ke dalam lubang analku, “Aaaaaahhhh!…..” aku mengerang kesakitan saat penisnya yang besar masuk ke dalam diriku. Aku merasa tubuhku seperti dirobek dari lubang analku.

Aku berusaha menahan rasa sakit yang timbul sementara Pangeran Malik terus berusaha memasukkan seluruh penisnya ke dalam tubuhku. Aku mengerang dan merintih karena rasa sakit yang ditimbulkan dan hampir memohon padanya untuk berhenti, tapi aku ingat dari pelajaran yang aku peroleh bahwa aku tidak boleh meminta apapun saat Pangeran menyetubuhiku. Itu dianggap sebagai kekurangajaran. Akhirnya aku hanya bisa menahan rasa sakit dan menggerakkan pinggulku seolah-olah ingin agar penisnya dapat “bersarang” di tempat yang tepat.

Tiba-tiba aku merasakan sensasi yang aneh di area dekat kantung zakarku. Seolah-olah ada sesuatu yang menggelitik penisku dari dalam tubuhku. Sensasi aneh ini semakin lama semakin nikmat dan rintihan kesakitanku tiba-tiba berubah jadi rintihan kenikmatan, “Mmmhm…..hhhmmmm…..hmhmmmm……” Aku mendengar Pangeran Malik juga sedikit merintih, rupanya ia juga menikmati cengkeraman analku pada penisnya.

Pangeran Malik berhenti sebentar membiarkan lubang analku menyesuaikan dengan ukuran penisnya dan beberapa detik kemudian mulai memompa analku dengan menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Aku mengikuti irama gerakannya dengan turut menggerakkan pinggulku sedemikian seolah-olah tidak ingin penisnya keluar dari lubang analku, seolah-olah ingin menghisap seluruh kenikmatan yang ditimbulkannya ke dalam diriku.

Gerakan kami makin cepat dan liar dan aku merasakan penisku sendiri agak menegang karena rangsangan penis Pangeran Malik pada prostat-ku. Kami berdua sama-sama mendengus dan merintih, “Aaahh…..aaahhhh…..aaahhh…..” Aku dapat mendengar pahanya “menepuk-nepuk” pantatku dan penisnya makin dalam dan makin cepat memompa analku.

Aku merasakan penisnya makin menegang dan keras dalam analku dan tiba-tiba tanpa kusadari penisku sedikit memuncratkan cairan spermanya. Aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada duanya tapi Pangeran Malik sendiri belum berhenti, ia tetap memompakan penisnya dalam tubuhku. Kembali aku rasakan kegelian pada area dekat kantung zakarku dan penisnya seperti terus membesar dan menegang dalam analku.

Tiba-tiba aku rasakan semprotan cairan hangat dari penisnya menyemprot ke dalam tubuhku. Pangeran Malik masih memompakan penisnya beberapa kali ke dalam analku seolah-olah ingin menghabiskan seluruh spermanya dalam tubuhku. Aku merasakan sebagian benihnya yang hangat sedikit meleleh keluar dari analku turun ke pahaku.

Kami berdua tergeletak kelelahan dan dengan penisnya masih di dalam diriku kami berdua terkulai kelelahan. Pangeran Malik kemudian menarik penisnya dari analku dan kurasakan rasa geli yang nikmat saat penisnya keluar dari analku. Ia masih menciumi pundak, punggung dan tengkukku sambil terus merayu serta memujiku. Aku merasakan perasaan aneh dalam hatiku, aku merasa begitu disayang dan dicintai oleh Pangeran ini. Kami berdua tertidur kelelahan sambil terus saling berpelukan.

Human Traficking (Waria)Where stories live. Discover now