dahyun

9.8K 651 38
                                    

-

INTRO: DAHYUN

"Some kids, some problems."

Song Hyeri berdecak dengan tangan di pinggang. Dia menggeleng tidak percaya melihat apa yang ada di hadapannya. Ini bahkan seperti kandang babi! Setengah gusar, dia mulai memasuki tempat tersebut seraya memunguti beberapa pakaian yang berserakan, sepatu yang dibiarkan tergeletak maupun beberapa kotak putih yang tidak beraturan lagi. Satu sosok tertangkap matanya, tengah keluar dari ruangan lain dengan handuk di sekitar leher.

"Wah, kau pulang cepat?" tanya Dahyun dengan mata melebar. Gadis tersebut mengeringkan rambutnya kemudian berjalan mendekati adiknya yang sudah mencebikkan bibir. "Aku tidak tahu kau akan pulang kemari, Hyeri-ya. Hei, bayarkan uang tagihanku untuk bulan ini. Aku akan membayarkan di akhir bulan. Aku janji. Kau tahu, ayah mendatangiku kemarin, dia bilang dia perlu membayar hutangnya. Jika tidak, dia akan dipukuli sampai semaput."

Hyeri cepat merenggut dan menaruh pakaian dan sepatu Dahyun di dekat meja. Setelah bekerja dari minimarket, Hyeri sebenarnya bisa saja kembali ke rumah Bibi Myun yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Tetapi, mengingat bagaimana Dahyun mungkin kesusahan, membuatnya mengurungkan niat. Ia justru berjalan melewati beberapa blok, menunggu bus lalu pergi kemari.

Seperti yang dia duga; kakaknya tidak hidup dengan baik.

Dahyun menarik kursi dan terduduk. "Ada apa?"

"Kau baik-baik saja?"

"Kau lihat aku." Dengan santai, Dahyun kembali mengeringkan rambutnya. Hari ini benar-benar gila; Mr. Park didatangi oleh beberapa rekan lamanya kemudian membuka restauran hingga malam hari. Ada beberapa pesanan mendadak yang membuat dapur lebih ricuh dari sebelumnya. Sementara Dahyun sebagai pelayan perlu ikut campur tangan membungkus beberapa paket dan mengantarkannya sekaligus. "Aku baik."

Hyeri mendesah pelan. "Jangan membohongiku. Kau belum makan kan? Mengapa kau ... mengapa kau hidup seperti ini?" Ia pun cepat merogoh sakunya kemudian menyodorkan sebuah amplop ke hadapan Dahyun.

"Apa ini?"

"Uang untukmu. Belilah makanan yang layak dan hidup dengan baik. Jangan membuatku khawatir."

Dahyun tergeletak beberapa saat seraya mengecek isi amplop tersebut. Matanya membelalak. Ia cepat mendorong amplop itu. "Tidak, tidak perlu repot sekarang. Maksudku, tidak, aku baik saj—wah, bukankah ini semua uang gajimu?!"

"Kau mau membuatku marah?"

"Hei! Ini semua uangmu, jangan keras kepala. Kau sendiri pasti belum makan kan?" Gadis itu melengos kemudian mulai berjalan menuju ke dekat dapur seraya menuangkan air minum. "Ambilah, aku tidak butuh semua itu. Jangan berlebihan. Mr. Park akan memberikanku bonus minggu depan dan..." Dahyun meremas perutnya. "Aku akan baik-baik saja." Tadi siang dia sempat makan bersama kru dapur namun sepertinya tenaga mereka sudah terkuras habis. Tadi sore dia mendapatkan jatah makanan lain tapi nenek depan restauran terlihat sangat kelaparan. Dahyun langsung memberikannya tanpa berpikir dua kali.

Satu tangan melingkar di sekitar tubuh Dahyun. Hyeri menghela napas di dekat wajah Dahyun. "Eonnie, kau sangat menyedihkan. Suara perutmu mengerikan sekali. Aku bahkan dapat mendengarkannya dari manapun."

Dahyun sontak terkekeh geli. "Benarkah?"

"Ayo, makan ramen bersama. Sudah lama aku tidak makan denganmu. Jangan menolak atau aku akan biarkan kau mati kelaparan dan tidak membayarkan tagihanmu."

-

-

Dahyun mengeryit dalam. Setelah mereka berjalan dari flat Dahyun yang masih ramai karena beberapa penghuni yang berkumpul di halaman depan serta mengadakan pesta kecil-kecilan, Dahyun dan Hyeri berusaha mencari tempat makan ramen yang murah dan dekat. Namun, mata Dahyun menangkap sosok lain dalam pakaian yang minim dan baru saja turun dari mobil.

the lost boy | yeonjun ✔ [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang