SKY COULDN'T BE MORE HAPPIER

4 0 0
                                    

Sky memeriksa luka yang ada di muka Violet dan dia dapat merasakan tulang hidung Violet yang patah. Darah terus berkucuran dari hidungnya, tonjokkan Chuck membuat keadaan Violet menjadi sangat parah. Tetapi Violet tenang saja dengan keadaan seperti itu, dia tidak merasa kesakitan atau panik saat tahu hidungnya hancur.

"Violet! Kamu nggak apa-apa?" Wajah Sky terlihat sangat cemas.

"Nggak, kamu tahu kan aku pernah dihajar lebih parah dari ini?" Jawab Violet sambil tersenyum bangga.

"Ya, aku tahu, rusukmu patah hingga kamu harus dirawat selama dua bulan di rumah sakit. Bukan berarti kamu akan membiarkan hal seperti ini terjadi kepada dirimu terus-menerus, kan?" Sky berkata dengan sangat marah, kesal terhadap sikap tenang Violet terhadap dirinya sendiri.

"Okay, okay, tenang saja... aku akan lebih berhati-hati lagi lain kali, lagipula inilah profesiku... mungkin jika aku menjadi petugas kepolisian biasa yang setiap hari berhadapan langsung dengan masyarakat, aku bisa terluka lebih parah lagi," Violet membela diri.

"Sudah! Jangan menjawab terus... lalu sekarang bagaimana?" Sky bingung harus diapakan tubuh Chuck yang masih di bawah pengaruh anastesi.

"Dia akan masih lumpuh hingga beberapa jam ke depan, sebaiknya kita panggil polisi dan cepat-cepat kembali ke apartemen sebelum ayah tahu aku kabur." Violet mengambil taplak meja ruang perapian dan menekan hidungnya untuk mencegah darah keluar lebih banyak lagi.

"Oh, Ya, omong-omong... aku sudah tiga kali berhutang padamu, kawan!"

"Aku senang bisa membantumu Vi, sayangnya hutangku masih banyak..." Jawab Sky sambil tersenyum lebar. Mendengar itu, Violet memeluk Sky dengan erat.

"Sudahlah, hutangmu semua lunas, bahkan kamu tidak berhutang apa-apa kok dari dulu. Aku hanya senang, kamu semakin hari semakin berani... ingat kan waktu dulu kamu menggebuk kepala Chad Jonesy memakai nampan kafetaria? Hahahaha! Itu seru!" Violet menepuk pipi Sky sambil tertawa mengingat kejadian sewaktu dulu.

"Oh Kawan! Kamu masih ingat saat itu? Kamu tidak tahu betapa takutnya aku setelah menggebuk Chad... tanganku sampai bergetar!"

"Hahahah! Sudahlah, ayo kita pergi..." Kata Violet yang masih tertawa geli.

"Baiklah..." Jawab Sky sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mereka berdua beranjak pergi dari ruangan itu dan tepat setelah Violet membalikkan badannya ke arah pintu masuk kabin, mereka mendengar bunyi tembakan shotgun. Tembakan tersebut berhasil menembus jantungnya. Samar-samar Violet melihat sesosok pria sedang mengacungkan shotgun, berdiri tepat di pintu masuk kabin. Sky berteriak memanggil nama Violet sambil menangkap tubuhnya yang lama-kelamaan lemas dan akhirnya rubuh di rangkulan Sky.

Sky menangis hingga menjerit melihat darah terus ke luar dari jantung Violet, dia berusaha menahannya, namun mustahil. Sky menoleh ke arah pria tersebut yang ternyata adalah dr. Sawbuck.

"Violet, oh tidak! Bertahanlah kawan... aku tidak akan membiarkanmu mati sekarang... Oh Tuhan!" Tangisan Sky menjadi-jadi. Violet memuntahkan banyak darah dari mulutnya dan keadaan miris tersebut semakin membuat Sky sedih.

"Sssaa...aa...kit Sky, dadaku ss...ang...at sakit." Keluh Violet yang tergeletak tidak berdaya pelukan Sky.

"Iya Vi... Aku tahu ini sakit... tolong bertahanlaaah! SIAPAPUN TOLONG KAMIIII!!" Sky berteriak minta tolong, namun sayang, tidak ada yang dapat mendengarnya kecuali dr. Sawbuck yang tertegun melihat Violet yang berbicara sendiri saat sedang sekarat.

"Sudah...lah jj..jangan menangis. Kka... lau aa..ku pp..pernah berbuat salah kepada...da..mu, tolong mm...maafkan aku kawan." Tangan kiri Violet meraih pipi Sky. Sky meraih tangan Violet dan menggenggamnya dengan erat. Air matanya terus jatuh ke pipi Violet, hatinya hancur melihat sahabatnya saat ini.

Forever Violet SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang