no way

164 26 7
                                    

Daniel's pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daniel's pov

  "You looked nervous, aku yang seharusnya seperti itu." kata Suji sambil memejamkan matanya, aku menoleh ke arahnya lagi. "Sakit? Mau aku ambilkan minuman?" tanyaku.

  "Minuman apa?" tanyanya.

  "Alkohol."

  Dia hanya tertawa dan tidak menjawab pertanyaanku. "Aku merasa lebih nyaman di tatto saat mabuk." kataku lagi, dia hanya bergumam biasa dan aku berkata 'fine' tanpa bersuara.

  "Kau terlihat aneh, kenapa?" tanyanya lagi masih dengan tawaan kecil, aku tersenyum miring menatapnya. "Kau terlihat memperhatikanku sekali huh?" kataku.

  Dia memejamkan matanya, "Fuck it, ambilkan aku minuman saat aku sudah selesai."

  "Kenapa kau tidak ambil sendiri?" protesku, dia menatapku seolah-olah sedang beraegyo. "Jebal, aku kan harus memakai bajuku lagi." aku memutar bola mata untuk meresponnya, "Tidak ada yang menyuruhmu melepas bajumu."

  "What an asshole." kata Suji menatapku garang.

Suji's pov

  Karena aku terlalu penasaran dengan tattoku, dan menurutku Daniel tidak memiliki selera yang jelek, aku memutuskan bertanya kepada Tattoist itu. "Ini bergambar apa?"

  "Ini bertuliskan Daddy." jawab tattoist itu, aku langsung melebarkan mataku dan membentak Daniel. "Apa-apaan?!"

  Aku benci dengan sesuatu yang berbau dengan kinky stuff, aku hanya tidak suka, itu bukan gayaku.

  "take it easy girl, i know you're gonna freaking love it." katanya pergi keluar, entah lah mungkin mengambil minuman.

  "Sudah." Kata tattoist itu menepuk pundakku, aku cepat berlari ke kaca besar yang ada di sebelah kiri dan berbalik, Tatto itu tidak yang seperti aku bayangkan, itu bergambar bunga mawar mekar dan bunga mawar layu, ada semacam garis yang memisahkan di bagian tengah seakan akan itu cermin.

  "Apa kau tidak sakit tersenyum selebar itu?" tanya Daniel dengan dua Wine domunis di tangannya. "I hate this fact but yeah this great, kau memiliki selera yang bagus juga Daniel-ssi." kataku sambil memakai bajuku dan menghadapnya.

  "Like i said before, you are gonna love it, sekarang kau yang memilih." Aku cepat mengambil handphoneku dan mencari desain untuknya, dia menatapku penasaran dan aku menjauh darinya dengan wajah meledek.

Daniel's pov

  "Ini hyung," aku memberikan sebotol Wine itu ke tattoist tersebut untuk tip, aku mengobrol dengannya tentang karirku saat Suji sedang berjalan kesana kemari sambil melihat hand phonenya.

  "Kau rapper kan? Baru kali ini aku kedatangan selebriti." kata tattoist itu merapihkan plastik warp bekas tadi dia menutup tatto Suji. "Apa sih yang kau bicarakan? Ahaha, aku bukan selebriti."

  "Apa nanti selesai aku mentatto mu aku boleh memfotonya dan membagikan di sosial media? Aku akan mencantumkan akun sosial media milikmu." katanya lagi. "Tentu hyung." jawabku

  "Ini." Suji menyerahkan handphonenya kepada Tattoist itu tetapi tetap menutupnya agar aku tidak bisa melihat, dia tertawa geli dan aku menatapnya. "Tolong carikan yang bagus, jangan main-main."

  "Sekarang Daniel-ssi, yang harus kau lakukan adalah tenang dan cari bagian mana yang ingin kau tatto." kata Suji memberi intruksi dengan sopan berniat meledek, aku tidak mendengarkannya dan membuka Jaketku.

  "Aku ingin disini." aku menunjuk bagian lengan sebelah kanan, Tepatnya di atas sikuku, aku menaikan lengan kemeja pendekku dan menatap Suji. "Tolong bukakan Wine untuk ku."

  Suji melipat kedua lengannya di perutnya dan menunduk memberi hormat, aku duduk seperti biasa hanya saja tanganku aku rebahkan di meja.

  Mesin pembuat tatto menyala tepat di samping telingaku, Suji menyerahkan Botol Wine yang sudah terbuka, aku menenggaknya dan memegang leher botol Wine itu dan menatap Suji yang sedang merapihkan rambutnya, dia tidak sadar aku melihat ke arahnya dan aku tidak mau dia menyadari itu.

  Aku tidak mau dia tau aku memperhatikannya, aku sedikit terpleset sepertinya, aku harus cepat berpegangan, aku tidak mau jatuh ke gadis yang tampak tidak bersalah ini.

Drive Thru Where stories live. Discover now