let me drive

173 25 5
                                    

Daniel's pov

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Daniel's pov

  Aku tidak terlalu merasa sakit jujur saja, aku yakin dia membuat tatto ini kecil, ini tidak sesakit saat aku membuat tatto salib di tangan kiriku.

  "Kau terlihat nyaman." Kata Suji menarik kursi itu mendekat ke arahku. "It's not hurt at all." Jawabku, Dia tersenyum penuh arti. "Memang tidak sakit apa kau yang sudah mabuk?"

  "Sedikit mabuk mungkin."  jawabku memejamkan mataku yang terasa berat. "Daniel?" panggilnya, aku membuka mataku dengan susah payah, "Hmm?"

  "Can i touch your birthmark?"

  Aku tertawa dan membuka mataku, lucu saja, apa gunanya meminta sesuatu seperti itu juga, But that's cute tho. "Kenapa kau ingin memegang nya?"

  "Aku tidak tau, kalau tidak boleh tidak apa-apa." katanya, Aku cepat memegang tangannya dan menaruhnya di pipiku, dia kaget hanya saja mencoba untuk terlihat biasa saja. "Kau terlihat lucu dengan ini." Katanya.

  "Lucu dalam artian aneh atau lucu In a cute way?" Tanyaku tersenyum kearahnya dan menatap lurus ke matanya. "Pilihan kedua sepertinya lebih tepat." katanya tersenyum dan menatap tattoist itu, ternyata tatto ini sudah selesai, aku bahkan tidak sadar.

  "Ah aku tidak bisa melihat hasilnya." Aku mengeluh dengan tawaan putus asa, Suji mengeluarkan Hand phonenya dan menyuruhku berbalik, dia memfoto hasilnya dan memperlihatkannya kepadaku.

  Aku tersenyum melihat tatto kecil yang dia desain, ini rasi bintang libra, tidak ada tulisan apa-apa disana, hanya gambar rasi bintang itu.

  "I guess you don't liked it huh? Sorry." kata Suji sambil menggigit kukunya. "No baby girl, ini bagus." kataku, dia cepat menatapku dan berkata. "Kau tadi panggil aku apa?"

  "Baiklah Romeo dan Juliet, aku tidak ingin bermaksud kasar tetapi kalian harus cepat pulang, aku ingin tidur." Kata tattoist itu tersenyum penuh arti sambil memasangkan plastik wrap ke lenganku yang di tatto tadi.

  Saat plastik itu sudah di pasang aku cepat memakai jaketku dan berdiri, Suji menarik lengan jaketku pelan dan aku menatapnya. "Apa lagi?"

  "Aku harus menyetir sekarang." katanya masih memegang Jaketku. "Kenapa harus?" Dia memutar bola matanya dan berkata, "Kau mabuk."

  "No i'm not." kataku sambil mengusap muka dan meyakinkan diri sendiri bahwa aku tidak mabuk sama sekali. "Yes, You are." kata Suji sambil memasukan tangannya ke kantung jaketku dan mengambil kunci mobil milikku. "Ya sedikit, mungkin." jawabku mengiyakan dengan berat hati.

  "Hey!" panggilku protes saat Suji berjalan begitu saja mendahuluiku. "Apa?" tanyanya sambil berbalik. "Aku mabuk, aku harus merangkulmu, tidak lucu kalau aku tiba-tiba jatuh di luar."

  "The fuck, kau kuat berjalan sendiri." katanya memutar bola matanya, aku tertawa dan Berkata, "Kau sendiri tadi yang bilang aku mabuk." Dia hanya mengacungkan jari tengahnya sambil tersenyum manis yang di paksakan dan berjalan keluar.

  Aku mengikutinya dan masuk ke mobil dan duduk di tempat yang tadi Suji duduki, dia duduk di belakang kemudi, aku menatapnya melepaskan kuncirannya dan memakai sabuk pengaman. "Kau ingin menculikku kemana?" tanyaku.

  "Pakai sabuk pengamanmu." perintahnya dengan tegas, aku memakai sabuk pengaman sialan itu dan menyandarkan kepalaku kebelakang.

  "Oh iya." kata Suji saat dia sudah mulai menjalankan mobil itu seperti dia mengingat sesuatu. "Penculik tidak akan memberi tau korbannya dia akan membawanya kemana kan? Aku harus beli bunga jadi kita harus mencari toko bunga."

  "Kau gila, mana ada toko bunga buka tengah malam, lagi pula untuk apa kau membeli bunga?" tanyaku sambil melihat kearahnya, karena atap mobilku masih terbuka rambutnya yang dia gerai terkena angin kemana-mana, dan itu tidak mengurangi kecantikannya sama sekali tentu saja.

  "Lihat saja nanti." katanya enteng sambil tersenyum dan fokus menyetir kembali.

Drive Thru рдЬрд╣рд╛рдБ рдХрд╣рд╛рдирд┐рдпрд╛рдБ рд░рд╣рддреА рд╣реИрдВред рдЕрднреА рдЦреЛрдЬреЗрдВ