alright

357 41 3
                                    

Daniel's pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daniel's pov

  Oh shit, dia menengok kearahku, aku mencoba untuk tetap terlihat cool dengan terus menatapnya dan dia berkata 'mwo?' tanpa bersuara.

  Aku hanya mengangkat kedua bahuku dan mengalihkan pandangan darinya, rambutnya lucu sekali dengan warna ungu dan perpaduan pink, apalagi dia mengkepangnya dua, aku yakin dia belum 20 tahun, bagaimana dia bisa masuk kesini?

  "Daniel! Kita harus menampilkan Don't Move." suara manager kami memanggilku, aku mengambil microphone di meja tempat alat Dj, Hennesy masih ada di tangan kananku, aku bernyanyi dengan teman-temanku dan sesekali melirik perempuan tadi, dia masih disana, cuma sekarang dia menonton penampilan kami sambil sesekali menggerakan kepalanya sesuai irama.

  Penampilan selesai dan semua orang yang tadi ramai seperti semut yang mengerubungi gula mulai pergi, tetapi perempuan itu masih disana, mengobrol dengan bartender, dia sendiri ke club? Apa enaknya?

Suji's pov

  "Apa enaknya ke club sendirian?" suara berat menegurku dan aku menoleh kearah suara, ah laki-laki tadi.

  "Aku ke club tidak untuk bersenang-senang." Aku mengeluarkan handphoneku dan melihat jam, sudah jam 1 malam. "Lalu?" tanya laki-laki itu sesudah meneguk minuman yang ada di tangannya, "Aku hanya ingin mengurangi perasaan yang aku tidak suka, actually i am a mess."

  "Aku tidak percaya orang di depan membolehkan anak dibawah umur masuk kesini," laki-laki tadi bersandar ke meja dan menatapku, "Kau ingin melucu? Tidak lucu sama sekali." aku menyahut sambil menatapnya arogan, "You're fucked up right?" tanya lagi, "that's not your business." sahutku.

  "Daniel, kau akan pulang dengan kami kan?" Tegur laki-laki berambut merah saat dia dan temannya lewat di depan kami, "Tidak, kalian boleh lebih dulu."

  "New chick huh?" sahut laki-laki yang berperawakan kecil, aku tadi mendengar suara dia yang paling unik saat tampil tadi, "Jaga mulut mu," aku menegur tanpa menoleh kearah mereka.

  "Sorry haha, Uri Daniel hati-hati ya!" laki-laki itu mengusap kepalanya berniat bercanda.

  "Siapa namamu?" tanya Daniel saat teman-temannya sudah pergi ke arahku, "Kenapa kau sangat penasaran?" kataku, "Tidak sopan bertanya balik saat orang bertanya."

  "Aku Suji." Kataku menatapnya, aku baru menyadari dia memiliki tanda lahir di pipinya, "Aku Daniel."

  "You are fucked up, and me too." kata Daniel.

  "So, what we have to do?" kataku.

  "Let's drive thru." aku otomatis langsung mengerutkan dahi dan tertawa saat mendengarnya, "Kita baru saja kenal."

  "Kau takut aku adalah psikopat atau pembunuh yang ingin menculikmu? Untuk apa? Kau tidak terlalu cantik untuk aku culik." Daniel menyahut dengan suara menyebalkan, "Kalau kau takut, aku ada perkakas sepertinya di mobil untuk mengganti ban, kau bisa memegang salah satunya untuk jaga-jaga kalau aku akan menyakitimu." lanjutnya.

  "Why me?" Aku menatapnya dan mengambil rokok yang tadi ada di tangannya dan menghisapnya, "Because it's you."

  Aku mengalihkan pandangan dari dia dan fokus ke handphoneku lagi sambil berargumen dengan diriku sendiri, aku ingin menolaknya, tetapi sepertinya akan menyenangkan kalau kita drive thru dengan orang yang baru saja kita kenal.

  "alright." Kata ku dengan setengah hati sambil berdiri dan memakai mantel.

  Daniel tersenyum manis dan aku hanya memutar bola mata kearahnya, "let's go." lanjutnya sambil berjalan mendahuluiku.

Drive Thru Where stories live. Discover now