Work ini berisikan tentang review-review buku yang sudah saya baca. Bukunya bisa berupa fanfiksi maupun fiksi.
Jika teman-teman ingin merekomendasi untuk bukunya di-review atau buku favoritnya di-review oleh saya bisa langsung berjejak di kolom kome...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Novel Orange merupakan novel debut Windry Ramadhina yang dirilis oleh gagas media tahun 2008. Novel kedua yang saya baca dari mba Windry dan saya sekali lagi mengagumi karyanya. Tema novel ini cukup klasik dan pasaran. Sudah banyak novel yang mengangkat tema perjodohan tetapi Windry selalu menarasikannya dengan sangat baik.
Novel ini mampu membuat saya terhanyut dengan kisah asrama dua tokoh. Bapernya bisa sampai berminggu-minggu. Bahkan saya curiga dari sebelas karya Windry, penulis begitu mengidolakan sosok Faye. Hahaha
Berikut cuplikan kisah Orange. Diceritakan Diyan dan Faye dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Kedua orang tuanya sama-sama pebisnis sukses dan sudah bersahabat. Tidak ada salahnya orang tua Diyan mengusulkan untuk menjodohkan anaknya dengan Faye. Posisi Faye dan Diyan sangat ideal bila dijodohkan mengingat si Faye anak satu-satunya tidak minat di bidang bisnis dan Diyan si workaholic mampu mengelola perusahaan dengan baik termasuk mengelola usaha keluarga Faye. Tahap perkenalan mereka tidak ada hambatan. Faye jatuh hati terhadap Diyan. Tetapi setelah hadirnya Rera mantan Diyan membuat laki-laki itu dihadapkan dengan bayang-bayang masa lalu membuat hubungan Faye dan Diyan berantakan. Di sisi lain justru hadirnya Zaki adik kandung Diyan yang menyukai tunangan kakaknya. Jadi kalau penasaran siapakah yang dipilih Diyan, Rare atau Faye? Atau siapa juga yang dipilih Faye, Diyan atau Zaki? Silahkan baca.
Kesan saya novel ini tidak ada masalah meski saya tahu ini novel pertama Windry. Alurnya rapi dan pemilihan diksinya mengalir. Penggambaran setiap tokohnya dikemas dengan baik sehingga menguatkan pembaca untuk bisa memvisualisasi karakter tokoh masing-masing. Ciri khas penulisan Windry adalah menggunakan kalimat baku dan sangat detail. Alurnya cepat, tidak bertele-tele, tidak terkesan hiperbolis dan penggambaran emosi yang cukup baik. Sehingga mampu membuat saya terhanyut. Saya suka karater Diyan tetapi saya juga sangat menyukai karakter Faye. Perempuan itu digambarkan naif tetapi memiliki mimpi besar. Kadang-kadang saya tersenyum membaca karakter si Faye, impiannya menjadi fotograper begitu hidup. Poin untuk novel ini 90.
