6. Biang daki mencari sabun

Mulai dari awal
                                    

"Gua bukan keeper! Gak perlu jaga-jaga an."

"Kampret emang."

Keylo mendelik sebal kearah Darrel yang masih setia menatapnya dengan cengiran lebar. Keylo itu straight tau! Dia itu cowok sejati! Tak marah, bukan berarti suka kan?

"Gue straight dari lahir ya!"

"Gue juga straight dari pas masih nyelem di rahim!"

"Udah-udah kalian jangan berteman, gue gak suka lu pada akur!"

"Bacotan kalian gak ada yang waras ya agan-agan.."

Keylo mendengus kesal. Ia berdiri dan berjalan meninggalkan dua kecebongnya. Kecebong-kecebong unyu, ajudan Keylo pun meringis pelan. Melihat kepergian Keylo yang tiba-tiba tanpa pertanda.

"Baru aja tadi kita ngobrol, udah pergi aja itu orang.." ucap Andra nyesek karena di tinggal pas lagi mager-magernya. Darrel hanya mengangguk pelan, sambil meremas-remas dada teposnya, Darrel bergumam. "Iya, kasian ya.. emang, umur itu gak ada yang tau.." ucapnya yang langsung di sambut dengan tendangan bebas oleh Andra Gonzales.

"Mati kau ferguso!"

***

"Lihat ini, Aa Randy bawa apa~" Ucap Randy riang sambil membawa dua buah cau (pisang) di tangannya. Kevan dan Gilang yang sedang bermain adu cicak pun menoleh kepo kearahnya.

"Apa itu qaqa~" ucap Gilang dengan nada manja. Kevan yang berada di sampingnya pun mengernyitkan keningnya geli melihat ekspresi Gilang.

"Najis nya mendarah daging ya.."

"Sirik aja lu, sayur kol!"

Kevan cemberut kesal. Ia memasukan cicak jagoannya ke kandang anjing kosong miliknya. "Udahan ah adu-aduan nya. Si Stephen udah ngos-ngosan gara-gara gagahin Bambang.."

"Cemen cicak lu! Kasian cicak gua masih ngaceng!" Gilang berdecak sebal. Ia cemberut kesal sambil memasukkan cicaknya kedalam bungkus korek api kosong miliknya.

"Cicak lu gak nyesek, disimpen disitu?" Kevan mengernyitkan dahinya heran. Gilang menggeleng, cowok berlesung pipi itu menatap wajah kepo Kevan kesal. "Gak ah! Ini hukuman buat si Bambang! Kemarin dia gua simpen di semvak gua, malah ngerayap-rayap kemana-mana.."

"Gila sih lu!"

"Hehe."

"Pada ributin apa sih?" Ucap Randy yang mulai dongkol karena kebagian kacang. Kevan dan Gilang yang awalnya sedang beradu argument pun menoleh spontan kearah Randy.

"Eh papih Randy.."

"Aku di kacangin tau!" Randy cemberut kesal. Ia melipat kedua tangannya di dada dan menatap sebal kearah kedua temannya yang blangsak.

"Ututuu maap atuh Dede Randy, akang Kepan khilaf!"

"Khilaf terus, kapan warasnya?"

Kevan menyengir lebar. Ia menggaruk tengkuknya bingung. "Kapan-kapan, kalo inget."

"Dasar!"

"Hm, btw itu apaan Ran?" Randy yang baru meletakan pantatnya di sebelah Gilang pun mulai menoleh spontan kearah Kevan. Ia menatap kedua buah cau di tangannya polos. "Ini?"

"Iya itu teh apaan?"

"Tai." ucap Randy nyengir, kepan meringis jijik dan menjitak kepala Gilang.

"Adaww.."

"Kok aing yang di jitak sih?" Gilang melayangkan protes. Ia mencebikan bibirnya kesal sambil menatap kepan. "Kan kalo gue jitak si Randy kejauhan Lang, dia duduknya kehalangin sama lu. Makannya gue jitak yang deket aja."

Gilang mengerucutkan bibirnya sebal. Ia bergeser sedikit menjauhi Randy. "Gak mau deket kamu ah Ran, kamu bawa sial!"

"Aku bawa pisang tau!"

Kevan terkikik geli. Ia mengambil alih sebuah pisang berukuran jumbo dari tangan Randy. "Buat gue ya Ran, laper!"

Gilang yang tak mau kehabisan pun langsung gercep merebut pisang yang tinggal sebatang kara di tangan Randy. "Nah kalo yang ini buat gue aja ya Ran."

"Eh anjir, gue yang bawa nya.. kok kalian yang makannya sih!" Randy cemberut total. Ia menghembuskan nafasnya kesal.

"Udah lah Ran, lu kan udah punya pisang gede.."

"Hah? Dimana Lang?"

"Itu, di penangkaran semvak!"

"Itu mah beda cerita atuh kunyuk!"

Gilang tertawa geli. Ia memakan pisang hasil rampokannya lahap. "Empp anu.. punya si Keylo segede ini gak yah?" Ucapnya sambil menatap wajah Kevan spontan.

Kevan yang sedang khusyuk mengunyah pisang pun menoleh sesaat. Ia menyengir lebar sambil menatap fokus wajah Gilang. "Hehe.. gak tau.."

"Tar juga bakalan tau kalo udah jadian.." Randy ikut berkomentar. Ia menepuk-nepuk pundak Kevan pelan. "Gue punya sesuatu buat lu, ini mungkin bakal berguna buat keberlangsungan hubungan lu sama doi yang masih awur-awuran.."

Kevan mengernyitkan dahinya heran. Ia menatap Randy yang berjalan santai kearah bangkunya dan mengeluarkan sebuah buku berwarna biru. Randy tersenyum lebar. Ia menghampiri Kevan dan menyerahkan buku yang baru saja ia keluarkan dari tas nya.

"Cara menarik hati gebetan?" Kevan mengeja judul buku itu perlahan. Gilang tersenyum lebar. Ia menepuk keras pundak Kevan.

"NAH MANTUL TUH!"

"Sakit anjing."

Gilang menyengir lebar. Ia mengacungkan kedua jarinya membentuk tanda peace. Sementara Randy hanya tersenyum tipis. Ia menghembuskan nafasnya pelan.

"Cobain cara ini pan.. gue yakin bakal manjur, kalo gak manjur gue minta ganti rugi ke tukang buku nya."

"Weh mantep. Berapaan ini?"

"Lu gak usah bayar pan, lu kira gue salesman yang nawarin barang."

Kevan terkikik geli. Ia menggaruk tengkuknya bingung. "Hehe sorry."

Randy mengangguk, ia menegakkan tubuhnya spontan. "Yosh.. lu simpen baik-baik buku ini ya pan. Kita bakalan bantuin lu nanti."

"Ok, thanks.. kira-kira kapan prakteknya ya?"

"Besok aja!" Gilang memberi usul. Kevan dan Randy pun mulai mengusap-usap dagunya berpikir.

"Nah boleh!"

"Ok besok ya!"

"Asyiapp boss!" Ucap Randy dan Gilang bersamaan. Mereka terkikik geli sambil menatap pekat buku bersampul biru di tangan Kevan. Lihat saja Keylo. Kevan tinggal tunggu tanggal mainnya untuk bisa semein kamu. Huhuy!

"Keylo, be mine?"


_________Zzz_________

Kalo ada typo atau salah kata mohon di koreksi, saya butuh usul dan saran kalian juga buat perbaikan cerita. Maklum masih penulis amatir, doain aja semoga inspirasi saya mengalir deras seperti air di selokan sana huhuy~

Vote and comment atuh gan :'>

MY STUPID ENEMY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang