Cepat-cepat ia menekan bel yang berada di dinding, tak lama kemudian Tsunade dan beberapa suster lainnya datang. Mereka menatap Sasuke dengan bingung. Sasuke tersenyum, "lihat tangannya masih bergerak, kekasihku masih hidup"

Tsunade menatap Sasuke dan Sakura secara bergantian kemudian berjalan mendekati Sakura lalu memeriksa gadis itu.

Ia menggeleng tak percaya, semua mata menatapnya.

"Ini adalah suatu keajaiban" ujar Tsunade.

Sasuke menampilkan senyumnya, kemudian berjalan mendekati Sakura.

"Jantungnya berdetak lagi, suster cepat pasang alat-alatnya" para suster mengangguk dan dengan cekatan memasang alat-alat di tubuh Sakura.

Sasuke kembali keluar, ia tak diperbolehkan di dalam ruangan itu, jika sedang melakukan pemeriksaan.

Uchiha bungsu itu terus mengucapkan rasa syukur, ini juga berkat dari doanya dan yang lain. Sakura, kekasihnya kembali, ia tak bisa menahan dirinya untuk tersenyum senang! Bukan hanya senang, ia merasa bahagia.

Seseorang tiba-tiba duduk di samping Sasuke, "bagaimana keadaan Sakura?"

Sasuke menatap orang itu dengan geram, "apa maumu Sasori?"

"Tenang Sasuke aku tak ingin cari masalah, aku hanya ingin menjenguk Sakura"

"Kau" tunjuk Sasuke, "kalau tidak ingat ini Rumah Sakit, aku pasti sudah memukulmu"

Sasori memukul tangan Sasuke, "kau pikir aku juga tidak akan membunuhmu, kau telah membuat bungaku menderita"

"Bukan urusanmu, dia kekasihku"

"Jelas itu urusanku, aku yang lebih dulu mengenalnya"

Sasuke berdecak kesal, "tapi dia milikku Sasori"

Lelaki berambut merah itu memutar bola matanya bosan, "terserah padamu Sasuke, intinya aku ingin menjenguknya"

Sasuke menghembuskan nafasnya kasar, "pulanglah, jika dia telah sadar, aku akan memberitahumu"

"Tidak, aku akan menunggunya sadar"

"Sudah ku katakan, kau pulang saja bayi" ucap Sasuke kesal, ia mendorong tubuh Sasori.

Sasori mengumpat, "brengsek, aku baru saja datang Uchiha"

"Aku tak perduli pulanglah" usir Sasuke.

Sasori menatapnya sinis, lalu berbalik meninggalkan Uchiha bungsu itu. Kalau tidak ingat suasana dan tempat. Pasti kedua rival itu sudah berkelahi hebat, tapi mungkin keduanya sedang dalam mood malas berkelahi, jadi lebih memilih perang mulut.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Sasuke tetap menunggu dengan sabar, perasaanya bercampur aduk, antara senang, khawatir, dan takut. Takut Sakura akan membencinya.dan tak akan memaafkannya.

Tsunade dan beberapa suster keluar dari ruangan Sakura. Sasuke langsung berdiri, menatap mereka dengan datar.

"Apakah aku boleh masuk sekarang?"

"Tentu saja" gumam Tsunade.

Sasuke tersenyum tipis, lalu berjalan masuki ruangan itu.

Ia menduduki dirinya di bangku yang bersampingan dengan ranjang Sakura.

Wajah gadis itu pucat, dan ada beberapa goresan-goresan pecahan vas bunga diwajahnya. Kedua lengannya diperban, karna paling banyak luka dilengannya.

Sasuke menggenggam erat tangan Sakura, menciumnya lembut, "hey kau hampir membuat ku gila Cherry"

Ia mendekati jidat Sakura, menciumnya. Dan tanpa sadar air matanya menetes, "aku mohon jangan membenciku Cherry, maafkan aku"

"Kau tahu, aku sangat menyesal, aku benar-benar membencimu sampai rasa benci itu kembali menjadi cinta. Aku ingin seperti dulu dimana kau selalu menyambutku dengan senyum tulusmu"

Sasuke menatap wajah Sakura dengan dalam, ia mulai menoel-noel pipi kekasihnya lembut. Itu adalah caranya dulu, jika Sakura sedang kesal padanya. Maka ia akan membujuk Sakura dengan cara tersebut, "aku begitu merindukan pipimu Cherry" gumam Sasuke, diikuti senyum gemasnya, kalau tidak ingat wajah Sakura ada luka goresan, sudah lama ia mencubit pipi itu.

#
.
.
.
TBC

Selamat tahun baru gaess🎇🎆(Telat)😭😂sorry nie aku baru nongol😊🙏biasalah aku lagi sibuk sama sekolah(Alasan)😩😂.

Jangan lupa vote dan komentarnya😋😊

Hate But Love (End)Where stories live. Discover now