"4"

1.2K 211 19
                                    

Luhan mengernyitkan dahi nya ketika menatap kyungsoo masih berjongkok dengan memainkan sepatunya didepan pintu dapur padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang, apa anak itu tak takut kesiangan nantinya pikir sang kaka

"Yak kyung, kenapa jam segini belum juga berangkat?"

"jongin belum menjemput" jawabnya santai namun ketika kalimat itu selesai terucap, matanya seketika membeliak semakin besar saja dan terburu buru dirinya berdiri dan berlari keluar ruko "eonnie aku berangkat" rupanya ia melupakan ucapan jongin semalam

Kepalanya begitu sakit ketika ia bangun tidur tadi pagi, sehingga ingatannya tak terlalu baik. Tapi kyungsoo malah berlari dulu ke arah rumah jongin bukannya berlari menuju halte

"ahjuma apa kamar jongin tak dikunci?" teriaknya ketika masuk rumah dan melihat ibu jongin sedang memasak didapur, dirinya langsung saja berlari kelantai atas menuju kamar jongin untuk mengambil sesuatu yang mungkin terlupakan

"Ada apa soo? Kenapa kamu belum berang-"

"Kyungsoo berangkat dulu ahjuma. Anyyeong" ujar kyungsoo kembali dengan berlari keluar untuk menuju halte. Ia hanya berharap ahjusi masih menunggu nya

Kakinya terus berlari cepat dengan helaan nafas yang begitu terburu "AHJUSIII TUNGGU AKUUUU!!!" teriaknya ketika melihat bis sudah akan melaju saja

"loh kenapa sendiri? Jongin?" ahjusi menatap sekitar juga keluar mungkin ia mencari dimana letak hidup namja hitam menyebalkan itu

"Dia sudah duluan, aku terlambat" kyungsoo menjawab cemas, ia sedikit bersedih karena takut jika ia akan terlambat ke sekolah dan guru kesiswaan pasti akan bertindak 'hukuman sedang menunggu ku sekarang' pikir kyungsoo

"kau tak akan terlambat jika bersama ahjusi. Cepat duduk ayo kita berangkat" kyungsoo tersenyum lega dengan semangat ia pun duduk di kursi yang kosong, kebiasaanya adalah duduk disamping jendela. Alasannya hanya sederhana, ingin melihat sesuatu yang mungkin akan terjadi diperjalanan

Ia tersenyum ketika melihat sepasang kekasih tengah bertengkar dipinggir jalan sana, tangannya kemudian meraba raba kursi disamping dan kepalanya segera menoleh "Jongin lihat di-". Namun wajahnya kini terlihat murung dengan helaan nafas berat, jongin tak ada disampingnya.

Benar saja apaa kata ahjusi, ia takkan terlambat jika memakai bis yang disupirinya. Karena saat kyungsoo turun dari bis bel sekolah baru saja berbunyi sehingga ia dengan cepat menyebrang dan masuk ke sekolah dengan tepat waktu. Terimakasih untuk ahjusi yang selalu membuatnya menjauh dari guru kesiswaan yang tak berkesiswaan

Namun tepat saat ia memasuki gerbang sekolah, ia dapat melihat disana jongin sedang berdiri dengan kedua tangan memegang telinga sedangkan satu kaki di angkat. Jongin menatap sedih kearah kyungsoo yang sedang menatapnya pula, ia menundukkan kepalanya karena menyesal kenapa selalu lupa akan sebuah dasi saja, ia malu pada kyungsoo karena biasanya kyungsoo lah yang mengingatkan sedangkan tadi ia meninggalkan sehingga tak ada yang mengingatkannya

Srettttt

Jongin tersentak kaget ketika sebuah tangan menyapa lehernya–lebih tepat menyentuh kerah baju sekolahnya, ia mendongak menatap kyungsoo yang kini tepat didepannya sedang memakaikan dasi yang ia lupakan "Jangan terus lupa! Kau harus mengingatnya sendiri" ujar kyungsoo dengan merapikan dasi yang telah terpasang. Kemudian dirinya menarik lengan jongin dan membungkuk sopan pada satpam yang tadi menjaga anak anak tak taat peraturan

"wahhh kau memang sahabat terbaikkuuuu" takjub jongin dengan kini melepas genggaman tangan yang berpaut digantikannya dengan sebuah rangkulan hangat "Ini yang terakhir kau melupakan dasimu! Untuk kedepannya ingatlah" jongin hanya mengangkat bahunya acuh

Half year of living bloodWhere stories live. Discover now