1. Lulus Tes

61 6 0
                                    

"Nadia Fajrina" ya nama itu benar benar tercatat di daftar 100 penerima beasiswa yang diadakan oleh sebuah perusahaan untuk mahasiswa Baru dibeberapa kampus yang tersebar di Jabodetabek.

Walaupun beasiswa tersebut untuk kampus swasta bukan Negeri, meski ia masuk di kampus swasta, ia tetap bersyukur.

selama 2 tahun ini Nadia menunggu agar mendapatkan beasiswa namun dia selalu gagal, dan baginya ini adalah sebuah mimpi, meski ia di terima di kampus Jakarta bukan di Bogor, ia tetap bersyukur namun ia masih tidak percaya ketika ada notifikasi dari hpnya, tepatnya sebuah e - mail yang didapatnya ketika dia sedang melayani pembeli di konter milik Teh Ayu dan kang Galih tetangganya yang masih bersaudara dengannya

"Ya Allah, i ini serius" ucapnya gemetar karena masih tidak percaya
"Kenapa De, kok gemetaran?" Tanya Teh Ayu menghampiri Nadia
"Teh, coba lihat ini, Dea gak salah baca kan?" Tanyanya masih gemetar sambil menyerahkan hpnya
"Apa?" Tanya teh Ayu mengambil hp Nadia
"Kamu lolos Dea?" Tanya Teh Ayu melongo, Nadia hanya mengangguk lemah dan meneteskan air mata
"Iya Dea, kamu lolos" ucap Teh Ayu kembali melihat hp Nadia kemudian memeluk Nadia dan dibalas Nadia keduanya tersedu
"Teh aku masih belum percaya, ini bener kan, ini gak bohong?" Tanya Nadia kembali setelah melepas pelukan teh Ayu
"Iya kamu lolos Dea, itu e - mail yang kamu kirim kemarin ngebales berarti kamu bener bener lolos" jawab teh Ayu antusias.

Nadia kembali meneteskan Air mata tanda bahagia, setelah sekian lama ia menunggu akhirnya ia lolos, Nadia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya yang masih kecil, ia berasal dari keluarga sederhana di sebuah Desa di Bogor, selepas lulus dari SMA, Nadia memang berniat ingin kuliah, tekatnya begitu besar yang bercita cita ingin mendirikan sebuah perusahaan. Namun dia harus menunda niat ingin berkuliah karena terkendala dengan biaya, karena kedua orangtuanya tidak sanggup. Nadia memaklumi itu, sehingga Nadia ikut bekerja di konter milik tetangganya yang masih bersaudara dengannya yaitu teh Ayu dan kang Galih supaya bisa meringankan beban kedua orang tuanya sekaligus mencari beasiswa kesana kemari, tentunya ini juga didukung oleh teh Ayu dan kang Galih yang sekaligus membantu mencari, Nadia mengikuti berbagai tes namun hasilnya selalu gagal, dia sempat berputus asa, namun teh Ayu dan kang Galih serta orang tuanya, selalu menyemangatinya.

Nadia kemudian mengikuti tes beasiswa yang diadakan sebuah perusahaan yang ternyata datang kesekolah tempat ia menuntut ilmu, Nadia mengetahui info tersebut dari siswa siswa yang tengah photocopi di konter teh Ayu tanpa sengaja Nadia mendengarnya. Nadia sempat pesimis, karena ia sudah berusia 20 tahun, yang ia dia dengar batasnya hanya murid SMA 18 tahun, namun ia tidak patah arang, Nadia mengecek secara online dan melihat persyaratan persyaratan yang diberikan pihak perusahaan, dan ternyata ia masih bisa masuk, kemudian Nadia menyiapkan beberapa berkas yang akan ia kirimkan, termasuk mengisi formulir, tanpa diduga Nadia mendapat Notifikasi untuk mengikuti tes secara online tersebut, pengumuman hasil akan di beritahu setelah ia melakukan tes, namun ia menunggu ternyata belum ada pesan sama sekali, ia sempat frustasi, namun tanpa ia duga akhirnya dia diterima

"Teh, Nadia bener bener gak mimpi kan" tanyanya masih tidak percaya
"Enggak, Dea. Kamu bener bener lolos" jawab teh Ayu semangat
"Cubit pipi aku teh" ucap Nadia antusias sambil menarik tangan teh Ayu
"Nih" ucap teh Ayu mencubit pipi Nadia, Nadia hanya meringis
"Aww" "masih gak percaya juga" tanya teh Ayu kembali akan mencubit pipi Nadia, namun Nadia menahannya
"Hehe, enggak teh" kekehnya
"Assalamu'alaikum, Ini ada apa sih, kok kaya lagi pada seneng gitu?" Ucap seseorang yang ternyata kang Galih suami teh Ayu, yang baru pulang ngojek onlinenya
"Wa'alaikumsalam, Eh akang, udah pulang" ucap teh Ayu menghampiri suaminya dan mencium tangannya"
"Ada apa sih" tanya kang Galih kembali
"Ini kang, si Dea lolos tes beasiswa itu, dia di terima" jawab Teh Ayu girang, Nadia hanya mengangguk sambil tersenyum
"Mana coba akang lihat" ucap kang Galih merebut hp Nadia
"Alhamdulillah, gak sia sia kamu ikut tes itu Dea" ucap kang Galih kembali sambil mengacak ngacak rambut Nadia yang sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri, Nadia hanya menunduk malu

Cinta Bukan Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang