PROLOG

16.8K 346 2
                                    

11 Januari 2007, Jakarta

Seperti seorang putri dalam cerita dongeng Rapunzel, terkurung di sebuah menara castil yang sangat tinggi sekali.  Bersama dengan sahabatku Penelope ( Iguana ) dan Hobie ( Marmut ). Namun sangat berbeda dengan cerita asli rapunzel yang sebenarnya, tidak ada penyihir seperti Gothel di sini. Hanya ada prajurit-prajurit ayah yang menjaga pintu kamarku.

"Ayah, buka pintunya dong. Masa Anya dikurung sih.....". Teriakku.

Hai Aku...  "Anya Miguela"
Sudah seminggu dikurung di kamar oleh Ayah. Bukan karena nakal atau bandel, sebenarnya aku anak yang penurut dan berbakti kepada orangtua. Namun karena sedang di pingit dan mau dijodohkan dengan anak dari mitra kerja ayah maka dari itu aku dikurung di kamar.

"Kamu diizinkan keluar kamar kalau sudah genap seminggu 2 hari ya Anya". Balas ayah.

"Ayah, aku nggak bakal kemana-mana kok. Janji deh...". Ujarku pada Ayah.

Ayah menginginkan putri satu-satunya segera menikah sebab semenjak kepergian mama ke surga, ayah takut tak bisa melihatku menikah pada akhirnya. Ayah juga sudah berjanji kepada almarhumah mama bahwa ia akan menikahkanku dengan anak dari mitra kerjanya ketika aku genap berusia 25 tahun.

"Non, bibi bawain makan malamnya". Panggil bibi.

"Iya bi, masuk aja". Jawabku.

"Nih non, bibi bawain makanan kesukaan non salad buah dan sop buntut". Ujar bibi.

"Wah kelihatannya lezat nih.. makasih bi... Oh iya, bibi pernah liat nggak siapa lelaki yang mau ayah jodohin ke Anya?". Tanyaku.

"Den Kevin? Aduh non.. bibi mah sudah liat 2 kali malah". Balas bibi.

"Seriusan bii?? Gimana bii wajahnya?? Dia baik atau sombong??". Tanyaku balik karena penasaran.

"Ganteeng bangeet non, cakep pisan euy mah kata bibi.... Non sama dia cocok non.... Dia juga baik kok non orangnya murah senyum lagi". Jawab bibi

"Beneran bii? Masih tinggal 2 hari lagi bii Anya bisa liat muka dia...". Ujarku kegirangan.

"Sabar non, habis makan tidur lagi saja nggak apa-apa anggap refreshing". Ledek bibi kepadaku.

"Bibi mah....". Sahutku.

"Yaudah atuh non, bibi teh mau kebelakang lagi ya non". Pamit bibi meninggalkan kamarku.

"Baiklah bi...". Balasku dengan nada lemah. Malam masih panjang dan aku harus sabar menunggu.

"Anya? Kamu sudah tidur". Tanya ayah dibalik pintu.

"Ayah?? belum.. masuklah". Sahutku.

"Anak ayah kok belum tidur? Kan besok ada pertemuan penting". Ujar ayah yang kemudian masuk dan duduk di sampingku.

"Pertemuan penting? Emang siapa yang datang, yah?". Tanyaku heran.

"Loh.. loh... loh... anak ayah ini bagaimana sih.. kan besok keluarga Kevin mau dateng ke rumah kita untuk lamaran dan makan malam bersama". Balas ayah sambil mengelus kepalaku.

"Besok?!! Bukannya lusa ya ayah? Kan masih 2 hari lagi". Sahutku dengan nada sedikit terkejut.

"Seharusnya seperti itu. Tapi karena keluarga Kevin sudah tidak sabar ingin bertemu langsung sama kamu jadi dipercepat pertemuannya". Jelas ayah padaku.

"Baiklah.. kalau begitu Anya tidur sekarang deh biar besok paginya terlihat seger". Sahutku dengan penuh semangat.

"Oke nanti biar bibi yang siapin segala kebutuhan kamu. Waktunya tidur dan selamat malam putriku". Ucap Ayah sambil menarik selimut ke arahku dan mencium keningku.

"Selamat malam juga ayah". Sahutku dengan senyum bahagia karena tak sabar menanti esok akan tiba bertemu dengan Kevin. Tak sabar menunggu hari esok, aku pun tertidur lelap dengan sangat cepat dan pulasnya.

MY HUSBAND DOESN'T LOVE ME (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang