Bab 11

109K 5.2K 55
                                    

Silau matahari yang menembus di sela-sela ventilasi kamar itu membuat seorang gadis terganggu dalam tidur nyenyaknya.

Gadis itu yang tak lain adalah Arabella reflek membuka matanya saat teringat perihal semalam.

Dug dug Dug...

Detak jantungnya sangat jelas terdengar, bahkan Ara bingung apakah betul itu detak jantungnya atau pria yang sekarang tidur memeluknya ini.

Ara melepaskan tangan Bima yang membelut perut datarnya dengan perlahan karena tidak mau Bima terbangun.

Bima yang diam-diam mengintip sedikit dari balik matanya menahan senyum melihat pipi istrinya yang merona.

Sebenarnya Bima sudah terbangun sedari tadi, tetapi karena terlalu nyaman dengan posisinya jadi Bima berpura-pura tidur, dan saat merasakan pergerakan dari Ara terpaksa Bima kembali menutup matanya.

Setelah terbebas dari pelukan Bima Ara turun perlahan dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu kamar mandi.

Setelah Bima memastikan Ara masuk ke kamar mandi barulah Bima membuka matanya. Pergi keluar dari kamar Ara menuju tempat teman-temannya berada bermaksud ingin mandi juga di kamarnya.

Tetapi ternyata kamar mandi kamarnya sedang di pake Reno sahabatnya. Sedangkan di ranjang Heru dan Noval terlihat masih asik tertidur dengan dada telanjang.

Akhirnya Bima kembali ke kamar Ara dengan membawa baju yang baru di ambilnya di lemari.

Tak lama setelah itu__

Ceklek

Arabella keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk pendek seatas lutut.

Deg

Ara dan Bima sama-sama terpaku saat mata mereka saling bertemu.

Bima menelan salivah nya melihat penampilan Ara yang begitu mengagairahkan sehabis mandi. Dan itu tentu membangkitkan kejantanan Bima sebagai pria dewasa. Bima memicingkan mata berusaha mengusir fikiran-fikiran nakalnya yang bisa membuat Ara menjauhinya.

Ara yang berdiri mematung sambil memegang lilitan handuknya tak tahu harus berbuat apa, karena Ara mengira Bima masih tidur makanya ia berani menggunakan haduk pedek itu karena lupa membawa pakaian sebelum mandi tadi.

"Gue numpang mandi disini ya, soalnya kamar mandi di kamar gue sedang di pake Heru." Kata Bima tiba-tiba mencairkan suasana.

Ara menganggukan kepalanya, dan menyingkir dari depan pintu kamar mandi memberi celah untuk Bima masuk.

Setelah Bima masuk di kamar mandi. Ara cepat-cepat memakai seragam kerjanya agar tidak keduluan Bima keluar nanti. Bisa malu Ara jika kedapatan sedang memakai baju oleh Bima.

Setelah beberapa saat setelah itu.

"Wangi banget, jadi laper gue. Enak ya punya bini, apa-apa ada yang siapin" Kata Noval membuat para sahabatnya memutar bola matanya dengan malas.

Mereka baru keluar dari kamar ingin berangkat kuliah di suguhi wangi masakan yang baru di masak Arabella.

Mereka berjalan menuju meja makan, disana terlihat Ara sudah duduk manis menunggu mereka dengan 5 porsi nasi goreng.

"Mbak udah biasa masak ya?" Tanya Noval sambil mengunyah nasi gorengnya.

"Gak juga, kalau dulu yang sering masak Bunda. Aku cuma sering bantu pas libur kerja aja." Jawab Ara.

Noval menganggukkan kepalanya.

"Bim gimana kalau kita ajak mbak Ara aja untuk kegiatan kita minggu depan?" Kata Heru tiba-tiba.

Bima memandang acuh Heru. Merasa usul Heru itu aneh.
"Lo gila ya." Jawab Bima acuh dan kembali memakan sarapannya.

Sedangkan Ara hanya mengerinyitkan keningnya tak mengerti obrolan para sahabat itu.

"Seru juga tuh kalau mbak Ara ikut sama kita." Celetuk Noval.

"Kalian itu kalau bicara yang bener aja. Emangnya kita lagi shooting filem 5 cm." Remeh Bima.

"Ikut kemana memangnya?" Tiba-tiba Ara menyela karena penasaran mendengar filem 5 cm, dengan obrolan mereka. Filem yang sudah lumayan lama itu.

"Naik gunung, mbak mau ikut gak?" Kata Heru.

Mata Ara berbinar mendengar ucapan Heru.

"Mau." Ucap Ara begitu exited membuat semua memandang ke Ara aneh. Baru kali ini mereka melihat Ara yang begitu exited begini apalagi Bima.

Ara yang di pandang seperti itu pun menundukan kepalanya malu.

"Kalau gak boleh gak apa-apa kok." Kata Ara yang tak enak melihat Bima dan sahabat-sahabat Bima memandangnya dengan pandangan heran.

"Boleh kok." Ucap Heru, Reno dan Noval serentak.

Ara senang mendengar itu, tapi Ara menatap Bima sekilas yang hanya terdiam dengan memandang dirinya.

"Kalau kamu gak setuju aku juga gak apa-apa gak ikut." Kata Ara lagi pada Bima.

"Lo yakin mau ikut, apa kuat nanti naik gunungnya?" Bukannya menjawab tapi Bima malah menanyai Ara balik.

"Yakin." Jawab Ara ragu-ragu.

"Tapi kita naik gunung nya jauh loh." Kata Bima lagi.

"Memang nya gunung mana?"

"Talang." Jawab Bima.

"Dimna tuh?" Tanya Ara mengerinyit.

"Solok, di Sumatra Barat."

"Ha." Arabella sedikit terkejut, bukannya di Jawa masih banyak gunung yang bisa untuk di datangi para pendaki, tapi mengapa suami nya ini malah pergi sejauh itu.

Bima tetsenyum meledek melihat keterkejutan Arabella.
"Gimana? Gak jadi ya?" Goda Bima dengan senyum jailnya melihat ketegangan istrinya mendengar kata Sumatra Barat.

"O...o."Ara tergagap tak tahu harus menjawab apa.

Tadinya Ara mengira Bima dan para sahabatnya mau mendaki gunung yang masih berada di daerah pulau Jawa. Ternyata__

"Gak usah di jawab sekarang kalau masih ragu." Kata Bima dan kembali memakan nasi goreng nya.

"Iya mbak, lagian kita kan mau perginya seminggu lagi. Masih ada waktu buat mbak berfikir" Sela Heru.

Ara cuma menganggukan kepalanya.
Ara bingung harus ikut atau tidak, sejak dulu Ara sangat terobsesi untuk mendaki gunung. Tapi itu tak kunjung tercapai, karena dia cuma punya teman Muda dan Vivi yang mustahil untuk di ajak.

Dulu juga Refan kekasih Ara juga tidak tertarik dengan kegiatan seperti itu.

SUAMIKU ADIK PACARKUWhere stories live. Discover now