chapter 12

80 6 2
                                    

gendhis pov

kususuri koridor rumah sakit dengan langakah super cepat dan terburu-buru, kulihat nyokap liam mondar-mandir didepan kamar tulip vip.

"tante, kenapa bisa kaya gini sih ?" tanyaku pada nyokap liam.

"kamu taukan hiks, liam sama papanya pergi ke rusia buat tinjau perusahaan baru disana saat perjalananan pulang pesawat yang mereka tumpangi kecelakaan papanya liam sekarang lagi disingapore buat operasi dan liam ..." kalimat itu terhenti

"liam mengalami cidera di kaki sebelah kirinya namun itu hanya cidera kecil tapi yang tante khawatirkan ..." kalimat itu terpotong lagi

"kata dokter liam mengalami trauma dan kemungkinan dia gak bakal ngerespon kita" ucap nyokap liam sambil terisak

"gendhis ke liam dulu ya tante" ucapku sambil beranjak menuju kamar tulip vip. kulihat liam tengah duduk bersandarkan bantal putih dengan kaki kiri yang diperban. tatapan liam mengarah kesegala penjuru kamar, tangannya mencengkeram kasur erat. saat kuhampiri ia tetap tidak merespon keberadaanku disampingnya.

"liam"ucapku lirih kearahnya, ia menatapku dengan tatapan lega dimataku.ia memelukku erat.

"bawa aku keluar dari sini ndhis"isaknya di pelukanku.

"pasti"ucapku sambil menarik kursi roda di sudut ruangan itu.

"aaàaaaaaaaarrrrrrrrrggggghhhh, bawa aku kluar ndhis" teriaknya frustasi sambil menarik rambutnya gusar .

.

.

"pagi sayang,makan dulu ya"ucapku saat melihatnya memandangi balkon kamarnya.sejak kecelakaan itu terjadi liam banyak berubah, ia tak pernah berbicara pada siapapun termasuk aku, terakhir kali kami berbicara adalah saat ia berteriak meminta keluar dari kamar di rumah sakit seminggu yang lalu .kusuapkan sesendok demi sesendok bubur ini kedalam mulutnya hingga habis setelahnya kusodorkan susu coklat yang juga di habiskan olehnya. sebelumnya ia tak pernah mengahabiskan makanannya bahkan saat pertama keluar dari rumah sakit saat disuapi nyokapnya ia malah membuang piring itu dari hadapannya dan berteriak 'aku gak bakal mau makan kalo gak tunanganku yang nyuapin aku' dan saat itulah aku mulai rutin menjenguk dan merawat liam setiap harinya, baru kali ini makanan yang kusuapkan habis tak tersisa. saat aku akan membawa nampan berisi pring kotor ini ke dapur liam menarik tanganku hingga tubuhku jatuh tepat di pangkuannya.

"mau kemana sih ?"tanyanya setelah mengecup pipiku sekilas

"mamamau ngembaliin ini"ucapku terbata karna baru kusadari bahwa liam sudah mau berbicara denganku dan bukan hanya diam.

"kenapa gitu sih ngomongnya ?, kan kamu sama aku udah tunangan" ucapnya genit sambil bermain dengan rambutku.

"nah gitu dong sayang ngomong, gak diem aja tau gak berapa lama kamu ngediemin aku ?" ucapku sambil memanyunkan bibir.

"kapan coba aku ngediemin kamu ?" ucapnya dengan kerut didahi

"udah dhe lupain" ucapku yang menyadari bahwa liam telah melewati masa beratnya pasca kecelakaan tempo hari.

"sana mandi trus check up sama aku, ohh iya mama kamu titip pesen katanya kamu bakal dititipin sama eyang selama mama kamu ngurusin papa kamu, ntar biar aku aja yang beresin pakean kamu" ucapku sembari berdiri dan melangkah pergi.

.

.

"woy ... gimana udah enakan ?" tanya louis saat melihatku memapah liam menuju kamar tamu.

"ya iyalah lou kan tunangan gue yang ngerawat" ucapnya genit

"lou tolong kopernya liam bawa kekamar ya" ucapku pada louis yang langsung disambut dengan mulut manyun darinya.

___________________________________

ngetik ulang sebanyak 3 kali karna kesalahan teknis...

hadeh ....

sabar dah ....

fafanify payne

happy endingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang