53% (2)

16.9K 1.4K 117
                                    

Iqbaal menatap (namakamu) yang sedang duduk diatas birth ball, tatapannya datar namun (namakamu) malah membalasnya dengan senyuman manis

"Senyum dong jangan cemberut gitu mukanya jelek tau!" Ucap (namakamu)

Iqbaal menghela napas dan setelah itu ia berdiri di hadapan (namakamu), tangannya ia lingkarkan di pundak (namakamu) dan tangan (namakamu) melingkar di pinggang Iqbaal

"Nanti aku habis lahiran mau liburan ya? Ke Singapur aja yang deket," ucap (namakamu) namun lagi lagi Iqbaal menghela napas

"Mah dulu waktu lagi hamil (namakamu) ngidam apasih? Kok gede nya bisa kayak gini?" Tanya Iqbaal membuat Mama dan yang lain tertawa

"Ih kenapa sih?!" Ucap (namakamu) kesal

"Aku kesal ya sama kamu." Ucap Iqbaal sambil menatap (namakamu) datar

"Kesal kenapa coba? Emang aku buat salah?" tanya (namakamu)

"Pikir aja coba," ucap Iqbaal datar

Alasan Iqbaal terus memasang wajah datarnya adalah karena (namakamu) yang melakukan hal yang menurutnya aneh, hal yang seharusnya tidak dilakukan pada saat seperti ini

(Namakamu) yang sedang mengalami kontraksi malah memakai masker diwajahnya dan mempercantik diri

Dan Iqbaal kesal untuk itu

"Apa salahnya coba aku maskeran? Lagian kan biar nanti ketemu anak kita akunya gak jelek-jelek banget," ucap (namakamu)

"Ya tapi waktunya gak tepat sayang, perutnya lagi sakit aja masih sempat-sempatnya sibuk mikirin catokan rambut. Mana ada orang yang mau melahirkan kayak gini?" Ucap Iqbaal kesal

(Namakamu) terkekeh kecil, "ada kok! Kan aku orangnya!"

"Terserah kamu lah!" Ucap Iqbaal sambil membuang wajahnya ke arah lain

"Lahiran tuh jangan dipikirin, harus dinikmatin. Ini caranya biar aku gak stres tau gak?" Ucap (namakamu) sambil menyandarkan kepalanya di perut Iqbaal

Iqbaal mengusap rambut (namakamu) dengan sayang, "aku juga khawatir, nanti kalo kamu malah kenapa-kenapa gimana?"

"Aku pasti baik-baik aja kok! Lagian nanti kalo dipikirin terus adek bayinya malah gak mau keluar gimana?" Ucap (namakamu)

"Iya maaf," ucap Iqbaal sambil mengecup puncak kepala (namakamu)

"Udah gak usah dipikirin Baal, (namakamu) emang beda dari yang lain." Ucap Mama

"Makanya Iqbaal sayang Ma," ucap Iqbaal diakhiri kekehan

"Bucin banget najis!" Ucap Azril sambil melempar sendalnya ke arah Iqbaal

Iqbaal menatap Azril tajam, "sampai kena (namakamu) gue tampar ya lo!"

(Namakamu) memukul punggung Iqbaal dan menatap pria itu kesal, "kasar banget ih!"

Iqbaal mengerucutkan bibirnya, "iya maaf,"

~~

Dokter bilang (namakamu) sudah pembukaan 6 dan sekarang (namakamu) sedang berbaring diatas ranjang rumah sakit dengan Iqbaal yang duduk di kursi samping ranjang dan Bunda yang sedang mengusap punggung (namakamu)

Iqbaal menggenggam tangan (namakamu) dan sesekali menciumnya, (namakamu) sudah mengalami kontraksi yang cukup sering dan ia hanya bisa berbaring di atas ranjang atau duduk diatas birth ball

"Kuat ya sayang," bisik Iqbaal, (namakamu) hanya mengangguk pelan sambil mengatur pernafasannya matanya sedaritadi terpejam

Tangan kanan Iqbaal menggenggam tangan (namakamu) dan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus rambut (namakamu)

"Mau minum?" Tanya Iqbaal

(Namakamu) menggeleng, ia membuka matanya saat kontraksinya sudah menghilang

(Namakamu) tersenyum tipis membuat Iqbaal gemas, Iqbaal mengecup bibir (namakamu) sekilas

"Mukanya kenapa panik banget sih?" Tanya (namakamu)

"Masih ditanya?"

(Namkamu) terkekeh, "senyum dong! Mana senyum ganteng nya?"

"Gak mau! Lagi kayak gini aku mana bisa senyum sih yang?" Ucap Iqbaal

(Namakamu) tersenyum sambil memainkan pipi Iqbaal dengan gemas, "senyum nya mana? Ih gak ganteng lagi kalo cemberut kayak gini terus,"

"Bunda, Mama emang kalau orang mau melahirkan kayak gini ya?" Tanya Iqbaal dengan waja polosnya

Semua yang ada disana tertawa

"Kayaknya istri lo doang deh Baal," ucap Genta

"Emang ya (namakamu) tuh langka banget!" Ucap Azril

"Emang gue apaan langka?" Ucap (namakamu)

Iqbaal kembali menatap (namakamu) yang masih memainkan pipinya, wanita itu tersenyum manis

"Kamu-- shh...."

Sepertinya (namakamu) kembali mengalami kontraksi, dan kali ini Iqbaal juga ikut meringis karena (namakamu) meremas kedua pipinya cukup keras

Iqbaal tidak marah, ia tidak boleh egois. Sakit yang ia rasakan tidak sebanding dengan apa yang (namakamu) rasakan

Tak lama tangan (namakamu) sudah tidak meremas pipi Iqbaal lagi, sepertinya kontraksinya sudah hilang

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan sedihnya, (namakamu) mengusap pipi Iqbaal, "maaf sayang, sakit ya?"

Iqbaal menggeleng, "gapapa,"

(Namakamu) terus mengusap pipi Iqbaal yang terlihat memerah, "maaf ya, tadi kontraksinya tiba-tiba."

"Iya ih gak usah minta maaf! Gemas tau gak!" Ucap Iqbaal sambil mengecup bibir (namakamu) berkali kali

(Namakamu) tersenyum dan terakhir Iqbaal sedikit melumat bibir (namakamu), (namakamu) masih terus mengusap pipi Iqbaal

"Nanti kamu pulang aja ya tidur di rumah," ucap (namakamu) namun Iqbaal dengan cepat menggeleng

"Gak mau! Nanti kamu siapa yang temenin?!" Ucap Iqbaal

"Aku udah besar kali gak harus ditemenin terus," ucap (namakamu)

"Gak mau! Gila aku ya ninggalin kamu sendirian?!" Ucap Iqbaal

(Namakamu) tertawa kecil, "mulai deh posesif nya, lagian emang kamu gak pegel tidur di kasur yang cuma segitu? Enakan dirumah kasurnya lega empuk lagi!"

Iqbaal menggeleng, "aku mendingan tidur di kasur kecil kayak gitu tapi deket sama kamu daripada di kasur besar tapi jauh sama kamu!"

(Namakamu) kembali tertawa, "jadi gak mau tidur di rumah?"

Iqbaal menggeleng gemas

"yaudah senyum gigi dulu coba biar kamu boleh tidur disini sama aku,"

Dan Iqbaal hanya menurut

Dan Iqbaal hanya menurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Maap ya gais kalo cerita ini terlalu bertele-tele huhu dan maap juga w gabisa bikin yang dramatis gitu mentok segini malah bucin maap ya huhu;(

[6] PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang