32%

17.3K 1.5K 37
                                    

"Sayang aku pulang,"

(namakamu) melebarkan bola mata nya saat ia mendengar suara Iqbaal, darah yang ada di bibir nya sudah di bersihkan namun sedari tadi darah nya juga tidak mau berhenti mengalir. (namakamu) sudah sangat panik sekarang

"Iy-iya Baal," jawab (namakamu) mencoba menutupi kegugupannya

"Kamu ngapain?"

"A-aku lagi mandi, gerah hehe,"

"Kamu bawa baju?" Tanya Iqbaal

"Enggak, nanti pinjem baju kamu ya?" ucap (namakamu) dari dalam kamar mandi

"Iya sayang, aku tunggu di ruang tamu. Jangan lama-lama di kamar mandi," ucap Iqbaal

"Iya Baal," jawab (namakamu) dan setelah itu ia mendengar suara pintu tertutup membuat (namakamu) sedikit bernapas lega

(namakamu) menatap dirinya di cermin, bibir nya semakin parah dan darah yang mengalir tidak mau berhenti. (namakamu) sudah tidak bisa berpikir lagi jika sudah seperti ini

~~

(namakamu) sudah menggunakan sweater panjang Iqbaal yang kebesaran di tubuh nya, untung (namakamu) membawa celana panjang dari rumah jadi ia tidak perlu untuk meminjam celana Iqbaal. Dan sekarang yang (namakamu) bingungkan adalah bagaimana cara menutupi bibir nya, sejak tadi darah nya masih terus mengalir membuat (namakamu) bingung harus seperti apa

(namakamu) menutupi bibir nya menggunakan tisu yang warna nya juga sudah berubah karena darah dari bibir (namakamu) terlalu banyal, (namakamu) takut jika dararh terus keluar dari bibir nya akan membuat nya mengalami sesuatu yang buruk

"Duh gimana nih?" gumam (namakamu) putus asa

(namakamu) melihat keseliling kamar Iqbaal dan seketika ia tersenyum, (namakamu) menemukan ada beberapa masker hidung yang masih baru dan tanpa berpikir ia langsung menggunakannya dan tidak lupa ia melapisinya menggunakan tisu terlebih dahulu agar darah nya tidak langsung terlihat

Setelah selesai menggunakan masker (namakamu) langsung keluar dari kamar dan menghampiri Iqbaal di ruang tamu, sepertinya Bunda juga belum keluar dari kamar karena ia hanya melihat Iqbaal disana

(namakamu) langsung mendudukkan dirinya di samping Iqbaal dan memeluk tubuh Iqbaal dari samping

"Loh, kok tumben?" Ucap Iqbaal sambil mengusap rambut (namakamu) lembut

(namakamu) menggeleng, "Kangen,"

Iqbaal tersenyum manis, "Aku juga kangen sama kamu,"

"Eh? Tapi ini kenapa pake masker gini?" Tanya Iqbaal sambil menatap (namakamu)

"Ha? Em-- Tadi aku batuk terus jadi aku pake masker aja gak enak kan nanti kalo aku batuk disini malah nanti semua nya ikutan batuk kalo aku gak pake masker," ucap (namakamu) berbohong

"Aku bilang kan juga apa yang jangan makan es terus, batuk kan sekarang? Pokoknya kamu gak boleh makan es lagi ya?" ucap Iqbaal dan (namakamu) mengangguk menurut

(namakamu) mengubah posisinya menjadi tegap, ia melihat Leo yang sepertinya ingin menghampiri ke arah nya dan ke arah Iqbaal. Benar saja, saat Leo menghampiri ke arah mereka (namakamu) langsung membawa Leo ke pangkuannya

"Zoe kemana?"

(namakamu) terdiam, ia sampai lupa gimana kabar Zoe sekarang

"Hey, kenapa diem aja?" Tanya Iqbaal lagi membuat (namakamu) langsung menatap ke arah nya

"Ha? Eng-enggak," ucap (namakamu)

Iqbaal menatap aneh ke arah (namakamu), sedangkan (namakamu) berusaha untuk menghindari tatapan Iqbaal. (namakamu) memalingkan wajah nya ke arah lain namun sedetik kemudian Iqbaal kembali membuat (namakamu) menatap ke arah nya

[6] PosesifWhere stories live. Discover now