PROLOG

78 6 1
                                    


"Kean, coba dengerin lagu ini deh, enak." Ucap Aimee sambil melepas handsfree sebelah kirinya, lalu menyodorkan pada Keano di samping kanannya.

Keano hanya mendekatkan kepalanya, mengisyaratkan Aimee untuk memasangkan handsfree itu di telinganya. Sedang mata hitamnya tidak lepas dari buku tulis matematika wajib di meja. Tangannya sibuk menulis -menyalin- dari buku tulis lain yang terletak dekat buku tulisnya.

"Apa ini judulnya?" tanya Keano.

"Old Eden, lagunya Honeywater."

Hari menunjukkan pukul 4 sore. Di perpustakaan sekolah yang cukup besar ini hanya ada Aimee dan Keano berdua. Bertiga sih, sama penjaga perpusnya. Keano sedang mengerjakan tugas matematikanya. Sebenarnya tugas ini adalah tugas kelas Keano tadi siang ketika jam pelajaran matematika wajib, tapi Keano malah mabal dan tidak mengerjakan soal itu. Alhasil, dia dihukum harus mengerjakan latihan soal tadi dua kali lipat dan harus dikumpulkan sebelum jam setengah lima sore ini. Dan Aimee kena imbas harus menemani Keano, karena Keano sudah berjanji akan mengantar Aimee pulang.

Padahal, niat Keano tadinya mau langsung cabut nongki ganteng sama teman-temannya setelah mengantar Aimee ke rumah. Tapi akibat kenikmatan mabal sesaat, sekarang Keano malah terjebak di tengah-tengah rak buku tinggi besar, mana sambil ngerjain soal matematika lagi. Untungnya Keano nggak usah mikir, dia nyontek punya temennya aja.

"Lebay ah liriknya." kata Keano setelah mendengar hampir 1 menit bagian lagu.

Aimee hanya mencibir. Percuma juga nyuruh Keano dengerin lagu menye-menye, seenak apapun lagunya, Keano nggak akan ngerti. Kayaknya emang Keano nggak pernah sakit hati karena cinta-cintaan deh. Orang kerjaan Keano itu cuma mainin cewek, putus, terus tinggal cari lagi yang baru.

Aimee lanjut mendengarkan lagu itu sendirian, karena Keano sudah melepas handsfreenya. Mungkin biar konsentrasi nyonteknya nggak terganggu.

Sampai tiba di satu part yang merupakan bait terakhir dari lagu itu, bagian dari hati Aimee sedikit mencelos. "Ke, kayaknya lagu ini nyeritain tentang orang yang tumbuh bareng gitu deh."

"Kenapa emang?" Balas Keano cuek.

"Di liriknya ada kalimat 'I'll wait for old Eden resistance, Cause we grew together and why do I feel so alone?', terus kalau dipikir-pikir lirik lainnya juga kayaknya ngegambarin orang yang udah lama kenal terus ada sesuatu di antara mereka lah."

"Sok tau lo, gimana kalo sebenernya makna lagunya nggak gitu?"

Aimee mencubit lengan Keano kesal. "Ya biarin lah, itu kan pendapat gue, gue nangkepnya kayak gitu."

Keano berhenti menulis dan menghadap Aimee. "Mana deh coba gue mau denger lagi lagunya."

Dengan semangat, Aimee menyodorkan ponsel dan handsfreenya ke Keano. Lalu dengan sabar menunggu 5 menit untuk Keano menyelesaikan menghayati lagu tersebut.

"Iya ya, sedih juga ternyata. Dalem maknanya." kata Keano setelahnya.

Woah, Aimee nggak nyangka lagu ini bisa dimengerti oleh perasaan Keano. Aimee pikir hati Keano emang udah rusak sampe nggak bisa merasakan galau karena cinta-cintaan.

"Gue bilang juga apa!" sahut Aimee kemudian. "Udah beres nulisnya?"

"Udah, ntar ajalah tapi kumpulinnya 10 menit lagi, capek banget tangan gue serasa mau patah." Kemudian hening sesaat. Aimee sibuk memainkan ponselnya, Keano menunduk di sebelahnya sambil memijat keningnya.

Diam-diam, Keano mencari lirik dari lagu itu di google. Ia membaca lagi lirik itu tanpa mendengar lagunya. Tanpa iringan musik pun, liriknya sudah indah dan banyak makna. Seperti puisi. Tapi Keano rasa ia sependapat dengan Aimee. Lagu ini (mungkin) menceritakan tentang dua orang yang tumbuh bersama, lalu seperti kata orang-orang, persahabatan di antara dua orang laki-laki dan perempuan tidak akan berakhir tanpa salah satunya mencintai yang lain. Kemudian, (mungkin lagi) terjadi sesuatu yang tidak hanya merusak cinta, tapi juga persahabatan di antara mereka.

"Ay, gimana kalo misalnya kita ngalamin kayak di lagu ini?" Tanya Keano tiba-tiba.

Kening Aimee mengkerut ringan. "Hah? Maksudnya?"

"Kan tadi lo bilang, lo nangkep maksud lagu ini ceritanya tentang orang yang tumbuh bareng terus saling jatuh cinta tapi terus ada sesuatu di antara mereka. Nah, kita kan udah bareng dari masih jadi baby gemes. Gimana kalo nanti, misalnya nih, kita ngalamin kayak apa yang digambarin dari lagu itu?"

Aimee terdiam. Keano juga diam, menunggu jawaban Aimee. Keduanya sedikit bingung, bagaimana bisa pertanyaan sesederhana dan serandom itu bisa jadi begitu rumit kalau dipikirkan benar-benar?

"Ah, ngaco lo, yakali lo sama gue kayak gitu." ujar Aimee akhirnya. 100% yakin dengan kalimatnya. Aimee dan Keano? Saling jatuh cinta? Nggak mungkin, dan mereka berdua juga nggak mau. Nggak kebayang bakal kayak apa ribetnya kalau mereka suka-sukaan, apalagi sampe pacaran. Mereka itu udah kayak adik kakak, udah kayak kembar, udah ketemu sejak jaman masih pake popok bayi dan ngedot sampe ketiduran bareng. Nggak mungkin banget mereka saling sayang di luar konteks itu.

"Kan gue bilangnya misalnya." Kata Keano lagi. "Lagian lo ngomong kayak gitu, nggak takut nyesel apa? Emang lo nggak naksir sama gue?"

"Yeu kampang." Aimee keki. Kambuh lagi deh penyakit ganjennya Keano."Kalau lo udah beres kumpulin sekarang aja. Ntar telat ngumpulin, disuruh ngerjain 3 kali lipat lagi."

Keano mencibir, tapi tetap membereskan tasnya lalu berjalan mengikuti Aimee yang sudah duluan keluar perpus.

"Besides, Kean," Aimee kemudian berbalik ketika mereka berjalan do lorong yang sudah sepi, "lo aneh kalo ngomongin cinta-cintaan. Nggak pantes."

Keano menarik rambut panjang Aimee gemas. Tapi, Aimee nggak salah juga sih. Kalimat Keano yang bertanya tentang kemungkinan mereka saling jatuh cinta tadi memang agak menggelikan, kalau dibicarakan di antara dia dan Aimee.

Padahal, sebenarnya Keano kepo juga sama tanggapan Aimee, tapi malah nggak dijawab.

Apa mungkin Keano harus cari tau sendiri?

*

"Stop listening to Old Eden to describe how you feel about us, Aimee."

"What if that was how we were now?"

"But I'm the one who should said that to you."

"But you're the one who hurt me, and I can't do anything except blaming myself for falling for you."

***

PARADISEWhere stories live. Discover now