tiga ratus enam puluh lima

33 3 7
                                    

Hari terakhir tahun ini, berarti sudah 364 hari terlewati. Banyak lika-liku yang telah dilalui. Mulai sedih, senang, hingga biasa saja. Yang jelas, tidak banyak yang kucapai pada tahun ini. Ingin kecewa, tapi sudah berlalu. Ingin memperbaiki, tapi terlalu malas. Aku sama sekali tidak memiliki resolusi untuk tahun depan—yang dimulai esok hari. Mengalir saja, seperti air sirup yang tengah mengalir di kerongkonganku.

Tidak ada yang spesial pada hari ini. Hari yang sama saja dengan hari-hari sebelumnya. Hari libur yang membosankan. Terus melihat sosial media, melihat postingan orang liburan, iri, menutup sosial media, bosan, buka lagi sosial media, ulang dari awal. Siklus yang kujalani hampir dua minggu ini.

Tak ada liburan istimewa pada akhir tahun. Orang tuaku sibuk bekerja. Bahkan tepat sehari sebelum pergantian tahun, kedua orang tuaku masih bekerja. Kemungkinan akan lembur. Entah apa yang mereka kerjakan di saat orang-orang tengah berpesta merayakan pergantian tahun.

Namun tak apa, yang penting aku masih diberi uang oleh mereka sehingga aku dapat membeli kuota internet. Maka aku bisa mengulangi siklus membosankan itu hingga waktu sekolah tiba.

Aku duduk di sofa besar ruang tengah, menonton televisi, lebih tepatnya memainkan ponsel sembari ditemani suara televisi. Jika dipikir-pikir, rumah ini sangat sunyi di malam tahun baru. Aku memiliki seorang kakak lelaki, tapi ia entah dimana sekarang. Sejak kemarin ia pergi, mungkin ingin merayakan pergantian tahun dengan teman-temannya.

Aku ingin keluar rumah, melakukan sesuatu yang menyenangkan atau bermanfaat. Daripada aku hanya terdiam di sini menatap ponsel hingga minus mataku bertambah. Namun aku tidak tahu harus melakukan apa.

Ah, seharusnya memang aku tetap di rumah ini. Tempat teraman dan ternyaman di bumi ini. Daripada aku keluar tanpa tujuan, lalu tiba-tiba aku diculik, kemudian dijual, itu mengerikan! Bahkan lebih mengerikan daripada menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah. Ya, walau itu perbandingan yang sangat tidak setara.

Waktu berjalan cukup lambat, bosan. Waktu baru menunjukkan jam sebelas malam. Tahun sudah hampir berganti. Namun rasanya tetap saja lama. Baru saja ibuku mengabarkan bahwa ia akan pulang dari kantor. Kira-kira ia akan sampai di rumah satu setengah jam lagi, sudah tahun depan. Ayahku? Tak tahu, kadang ia menginap di kantor tanpa memberi kabar.

Entah apa yang kutunggu hingga aku belum tidur juga. Aku tidak akan melihat kembang api, makan-makan, atau  apapun yang berbau tahun baru. Lebih baik aku masuk kamar, tidur, dan bersin. Aku memang ingin bersin sedari tadi.

Aku memutuskan untuk duduk dulu di sofa sampai aku bersin. Aku menatap televisi yang gerakan pada siarannya terhenti. Masih menyala, hanya tak ada gerakan maupun suara, seperti memang sengaja dihentikan.

Aku mencari siaran lain, semuanya seperti itu. Aku mengotak-atik pengaturan televisi, tapi tak ada yang berubah. Mungkin televisiku sedang error. Biarkan saja, besok bisa minta pada ayah untuk dibenarkan atau dibelikan yang baru.

Akhirnya aku mematikannya. Hening jika tak ada televisi, kali ini benar-benar hening. Padahal biasanya kalau televisi mati, detakan jam dinding terdengar sangat keras. Aku menatap jam dinding besar yang berada di atas televisi, jarumnya tidak berjalan. Pantas saja! Pasti baterainya habis.

Hei! Bukankah ini malam tahun baru? Seharusnya kembang api sudah semakin ramai karena waktunya sudah semakin dekat. Kini malah hening. Padahal sejak jam tujuh malam tadi saja sudah ada yang menyalakan. Mungkin saja orang-orang tengah menyiapkan kembang api besar saat puncak perayaan tahun baru. Maka yang lain ikut tidak menyalakan kembang api.

Semakin sepi. Malam makin larut dan bersinku tak kunjung tiba. Hidungku semakin gatal.

JDAR!

Bersinku hilang, digantikan dengan jantungku yang berdegup kencang. Sialan! Gara-gara bunyi mengagetkan itu, bersinku lari, dan apakah itu? Aku segera mengambil raket nyamuk yang berada di sampingku.

Tiga Ratus Enam Puluh LimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang