16. Topeng Sempurna

13.7K 1.6K 259
                                    

Happy New Year 🎉🎊🎁🎗️
Update pertama di 2019 ya!!!

Yang kemarin cariin Domi, here we go💃💃💃
Selamat menikmati

"Dominique!" Sena mengetuk kaca mobil Domi sedikit lebih kencang lagi. Sudah hampir lima menit ia mengetuk kaca mobil Domi, tapi gadis itu belum juga bangun. Tapi ketukan terakhir yang cukup kencang ini sepertinya berhasil membangunkan gadis itu.

Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya dari atas kemudi, menoleh ke arah kaca mobilnya sambil mengerjap bingung. Ketika menyadari Sena yang berdiri di sana, Domi buru-buru mengucek matanya, merapikan rambutnya yang tidak berantakan, lalu langsung membuka pintu dan turun.

"Akhirnya pulang juga," ujar Domi masih mengantuk. Ia menunduk untuk menyembunyikan kuapnya.

"Kamu sudah lama di sini?" tanya Sena datar.

"Lumayan. Udah bisa bawa gue mimpi honeymoon ke Spain, Rome, France, eh tapi pas mau pindah ke Holland, tau-tau kita dirampok di tengah jalan. Kaca mobil kita digedor-gedor. Jadi aja gue kebangun." Entah Domi jujur atau mengarang tentang mimpinya itu, hanya Tuhan yang tahu.

"Itu saya yang ketuk-ketuk kaca mobil kamu," dengus Sena geli.

Sedikit senyum di wajah Sena sudah langsung berhasil menghapus kepenatan di akhir hari yang melelahkan ini. "Lo dari mana, sih? Kok jadi sering pergi-pergi gini? Kemaren siang lo juga ngilang lumayan lama. Hari ini seharian ngilang."

"Kamu siang tadi ke sini?" tanya Sena sedikit tidak enak.

"Iyalah. Kan jatahnya gue les itu," sahut Domi cepat.

"Kamu menunggu seharian di sini?" Sena semakin merasa tidak enak.

"Kaga! Gile aje. Gue kan masih mesti live With Us. Beres live baru gue ke sini lagi. Heran lo masih juga kaga balik-balik."

"Dan kamu terus menunggu di sini?" Sekarang Sena benar-benar merasa bersalah pada gadis itu. Dia lupa betapa bebal dan keras kepalanya gadis ini.

"Iya."

"Kenapa?"

"Kangen," jawab Domi tanpa dipikir.

"Kamu itu bisa datang lagi besok. Kenapa harus memaksa menunggu saya? Ini sudah hampir tengah malam, dan ini berbahaya untuk kamu."

"Gak bisa kalo gak ketemu lo. Gue sesek napas." Domi tidak peduli jika Sena akan muntah karena gombalannya ini, karena memang sejujurnya itulah yang Domi rasakan. Ia membutuhkan Sena seperti ia membutuhkan oksigen. Setergantung itulah dia pada Sena.

"Kamu itu. Bagaimana kalau ternyata saya pergi ke luar kota atau ke luar negeri selama berhari-hari?" Rasanya Sena ingin memarahi Domi.

"Ya, gue bakal tunggu terus."

"Dasar, Keras Kepala!"

"Emang."

Sena memijat pelipisnya. "Sepertinya saya harus mulai mempertimbangkan untuk memberikan akses bebas pada kamu."

"Maksud lo?"

"Kunci galeri ini. Supaya kamu bisa leluasa keluar masuk tempat saya."

"Beneran?!" Domi terkejut. Rasanya seketika ia ingin melompat ke dalam pelukan Sena.

"Baru akan saya pertimbangkan." Sena meringis. Menyadari jika mulutnya sudah lebih dulu berjalan sebelum otaknya menganalisa keadaan. "Ya, sudah. Kamu sudah bertemu saya, sekarang pulanglah."

"Tega! Gue kan baru ketemu lo bentar banget." Domi menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Jadi mau kamu bagaimana?"

HOT Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang