Chapter 18

1.7K 121 9
                                    





Harry's POV


Keparat!

Kemana gadis itu pergi? Apa dia tidak tahu kalau aku sangat mengkhawatirkannya? Nyawanya begitu terancam. Aku tahu dia dalam pengawasan orang-orang yang ingin menyakitinya tapi kenapa dia sangat ceroboh dan berpergian sendirian?

Aku memukul stir mobilku dengan keras melampiaskan kekesalan ku. Aku bersumpah tidak akan pulang ke rumah sebelum aku memastikannya baik-baik saja tanpa terluka sedikitpun.


Sialan karena aku begitu menginginkannya, dan ya ku akui aku mencintainya. Konyol memang, karena ku tahu aku tidak pernah mau mengenal hal-hal itu sebelumnya. Aku hanya mengenal nafsu. Tapi nafsuku pada Skylar mengantarkan diriku ke titik ini. Sebuah rasa yang menyakitkan jika tak ku penuhi. Rasa ingin memilikinya.



Aku merasakan hal yang aneh semenjak menjadi yang pertama baginya, yang bisa menggapai tubuh indahnya yang menggairahkan. Sejak hari itu mulai timbul perasaan-perasaan aneh saat aku berada di dekatnya maupun tidak melihatnya walau satu jam saja.

Brengsek, karena ini akan sulit. Aku tahu aku akan kesulitan mengakui segalanya di hadapannya. Parahnya ia marah karena ulahku yang membuatnya merasa seperti gadis murahan. Semua ini menjadi sangat rumit.

Tanganku mengusap kasar wajahku lalu menekan kunci untuk menyalakan mobilku. Aku harus memastikan segalanya dan kuharap dia sudah pulang ke rumah. Aku menghubungi Lottie dan gadis itu tak membutuhkan waktu lama untuk menjawab panggilanku.

" Apa Skylar sudah pulang? "



***


Aku pergi ke kantor Louis untuk membicarakan soal Emily si jalang yang sudah di tangkap polisi karena ulahnya yang membawa harta kekasihnya sendiri seenaknya. Aku tidak lagi mencari Skylar karena dia sudah pulang dan dia baik-baik saja. Itulah yang dikatakan oleh Lottie.

Aku mendapati Louis yang sedang memeriksa dokumen di ruangannya dan ada Eleanor disini. Sudut bibirku tertarik membuat senyuman pada gadis itu. Dia baik dan mencintai Louis. Aku berusaha membantunya untuk mendekati Louis, karena sudah jelas Emily tidak pantas untuk seseorang seperti Louis. Dia hanya jalang pengeruk harta sialan.

Louis menyadari keberadaanku dan dia sedikit terkejut.

" Woah...mate. Tumben sekali kau mengunjungiku dan tidak mengunjungi adikku ". Ucapnya dan menaikkan alisnya mengejek. Sialan karena dia sepertinya tahu kalau aku menyukai adiknya itu.

" Aku datang untuk memberitahumu soal Emily. Dia sudah ditangani polisi "

" Maksudmu dia sudah ditangkap? ". Tanyanya terkejut sampai-sampai dia bangkit dari kursinya dan beralih untuk duduk di sofa bersamaku dan Ele.


" Ya "


" Baguslah ". Ujarnya kaku lalu melepas kontak mata denganku.

" Maaf sebelumnya, bukan bermaksud ingin mencampuri urusan ini tapi apa tak sebaiknya kau mengunjunginya, sir? ". Ele bersuara. Baru kali ini dia mau ikut campur dalam pembicaraan tentang masalah pribadi Louis. Aku tahu sebenarnya mereka berdua juga dekat bahkan bisa disebut lebih dari sekedar rekan kerja. Mereka bisa dibilang teman dekat.



" Kau benar. Kalau begitu aku akan pergi sekarang juga. Ele, aku bisa mengandalkan mu kan? ". Louis berdiri lalu merapikan setelan jasnya.
Aku punya ide menarik yang tak segan-segan ku keluarkan.

Love Between LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang