Under the Fallen Cherry Tree

66 14 3
                                    

    Ada saat nya terkadang manusia lebih baik melupakan kenangan yang ada di dalam hidupnya. Sebahagia atau sesedih apa pun kenangan itu.

    Ada saat nya juga mereka akan tersakiti oleh kenangan bahagia yang bau nya bagai bunga mawar yang baru saja mekar. Namun dibalik bau nya yang harum itu, banyak duri yang akan menyakiti mereka jika tidak berhati-hati untuk merasakan bau nya.

    Aku pernah didiagnosa mengalami amnesia retrogade akibat kecelakaan. Saat itu aku masih berumur 10 tahun, kata ibu aku pergi ke taman sendirian pada malam hari dan kemudian ditemukan tidak sadarkan diri akibat kecelakaan. Tidak diketahui kecelakaan itu terjadi saat aku pergi atau pulang dari taman.

    Orang yang menabrak ku itu adalah seorang kakak laki-laki yang baik, ia menabrakku tanpa sengaja. Mau bagaimanapun sepertinya penerangan pada malam hari di dekat taman itu cukup minim. Aku merasa kalau aku yang bersalah karena tidak berhati-hati, walaupun sebenarnya aku tidak mengingat apapun.

    Katanya cukup banyak pendarahan di kepalaku, sehingga kakak itu segera membawaku ke rumah sakit terdekat dan menelefon keluargaku dirumah. Aku sendiri tidak tau kenapa kakak itu bisa mengetahui nomor telepon rumahku.

    Setelah aku sadar, tidak ada peristiwa apapun yang kuingat pada malam itu. Malam itu adalah malam sebelum bunga sakura akan mekar. Taman yang kudatangi adalah tempat rahasia ku saat sedang merasa sedih, tempat itu tepatnya agak ke belakang taman. Disana ada beberapa bangku dan pohon sakura yang berjejer rapi. Tempat itu tertutup oleh pohon sakura, makanya pada waktu tertentu disana lumayan sepi.

    Kata ibu pada malam itu aku hanya berpamitan untuk pergi ke taman lalu segera berlari keluar. Saat itu ibu sudah tidak sempat lagi untuk menghentikanku. Dan terjadi lah insiden kecelakaan itu. Setelah pulang dari rumah sakit, yang paling kuingat adalah ayah memarahiku habis-habisan dirumah.

    Tujuh tahun berlalu, perlahan-lahan peristiwa pada malam itu mulai kulupakan. Kenangan pada malam itu terus terpendam didalam ingatanku, tak pernah muncul kembali. Aku pun juga tidak peduli ia mau kembali atau tidak. Toh, tidak ada yang berubah, pikirku. Hidupku juga kembali normal dan berjalan seperti biasanya.

    'Tak ada yang perlu dipikirkan mengenai kejadian pada saat itu'. Setidaknya itu yang kupikirkan hingga saat ini.

                            💮💮💮

  "Eh? hilang?" Aku merogoh isi tas dan laci mejaku. Aku sama sekali tidak menemukan benda yang kucari, sedalam apapun aku merogohnya.

    "Hm? ada apa Harumi?" Tanya Touma yang kemudian ikut mengintip ke dalam tasku.

Biasanya aku, Touma, dan Sakura akan pulang bersama jika diantara kami tidak ada yang sibuk. Mungkin bisa dibilang mereka teman yang paling dekat denganku dikelas. Tidak..., masih ada satu orang lagi sepertinya yang sangat dekat denganku. Dia.. iya, dia....

    "Senpaai, Takahashi-senpai." Terdengar teriakan adik-adik kelas dari luar koridor. (*Senpai : panggilan untuk kakak kelas di Jepang)

   Pemuda yang dipanggil Takahashi-senpai itu kemudian segera melangkah menuju ambang pintu kelas untuk menemui adik-adik kelas itu.

    "Ah..., ini sudah cukup sering terjadi." Touma kemudian mengalihkan pandangannya dari keributan itu lalu tersenyum sambil mengangkat bahu nya kepadaku.

   Aku hanya membalas senyumnya. Iya, hal ini sudah sering terjadi. Ryuu Takahashi, ia juga menempati peringkat pertama pada semester kemarin. Wajahnya juga terbilang tampan, wajar saja anak itu sangat populer di kalangan adik kelas.

   "Takahashi-kun memang populer ya.... Oh ya soal orang yang populer katanya Sakuragi-kun juga lumayan populer lho. Ada yang bilang karena wajahnya imut dan juga lumayan tampan." Ujar Sakura, ia memang terlihat seperti gadis yang pendiam. Tapi jangan salah, dibalik penampilannya yang anggun dan lembut, sangat banyak hal yang di dunia ini tanpa kita sangka-sangka diketahuinya.

When the Cherry BlossomsWhere stories live. Discover now