Looking at Time (2 End)

3.1K 469 63
                                    

"Jisoo.. Tolong Ji~~" Seulgi? Kau dimana Seul?

"Jisoooo~~ Sakitttt.." Lisa? Kau kenapa? Kau dimana?

"Jisss.. Selamatkan kamii~~" Wendy!! Tunggu aku Wen..

"Kenapa kau tidak membawa kami Jis? Kami menunggumu Jisoooo.." Irene, bertahanlah Rene.

"Jisooo.. Tubuhku sakit, aku tidak tahan Jiss." Chaeyoung-ah bertahanlah, aku akan membantumu, aku akan menyelamatkan kalian.

"Yang Jennie katakan benar Jis, Tsunami itu ada. Tsunami itu menewaskan kami semua. Kau selamat, pertahankan Jennie disampingmu Jis. Kami tidak bisa menemanimu lagi, biarkan Jennie yang menjagamu." Andwaee!! Joyie andwaee!! Kalian pasti akan selamat. Aku akan menyelamatkan kalian.

Dimana aku? Kenapa semua terlihat gelap? Dimana teman-temanku? Aku harus bertemu mereka!! Aku harus menyelamatkan teman-temanku!!

Bawa aku keluar dari sini..
Aku harus bergegas. Teman-temanku membutuhkanku.
Tolong.. Tolong keluarkan aku dari kegelapan ini..
Siapapun. Tolong!! Tolongg aku..

**

Jennie membuka matanya saat merasa terusik dengan pergerakan seseorang disampingnya.

Ia melihat Jisoo yang bergerak gelisah dalam tidurnya, peluh membasahi sebagian dahi juga lehernya.

Dengan panik Jennie segera meraih kaca matanya diatas nakas dan mencoba membangunkan Jisoo. "Jisoo.. Ireona!! Jisoo-ya.."

"Eennghhh~ Andwaeee~ Nnggghhh~~"

"Jisoo.. Bangun Jisoo.. Jisoo-ya.."

Tak ada cara lain, Jennie memencet hidung Jisoo membuat gadis dalam tidurnya itu kehabisan nafas dan terbangun dengan terengah-engah.

"Hahh~ hahh~" Jennie segera memberikan Jisoo segelas air yang ditaruhnya sebelum tidur dimeja lampu, Jisoo segera menyambarnya dan meneguknya dengan cepat. Setelah itu dia menatap Jennie dengan intens. "Kita harus ke Jeju-do sekarang juga!! Teman-temanku membutuhkan pertolonganku. Aku harus membantu mereka Jennie-ssi."

"Tapi sekarang masih pagi buta Jisoo. Kita tunggu sampai matahari terbit. Setidaknya sampai keadaan disana benar-benar sudah aman."

Jisoo menghela nafas, dia termenung dengan mimpi yang di alaminya beberapa saat lalu. Teman-temannya merintih kesakitan, mereka meminta pertolongannya, dia berharap bahwa semua ini hanya mimpi, namun sekeras apapun Jennie menamparnya semalam membuatnya sadar bahwa ini nyata. Semua teman-temannya tewas disana. Tak ada yang tersisa satupun.

Jisoo berharap sang pajar segera terbit agar dia bisa segera menemukan teman-temannya.

Jennie menyuruhnya untuk kembali tidur dan berjanji untuk membawanya kembali ke Jeju-do.

**

Saat pajar menampakan sedikit sinarnya mereka langsung bersiap-siap untuk kembali ke Jeju-do, Jisoo terus memaksanya untuk berangkat lebih cepat.

Taxi melaju dengan kecepatan penuh karena Jisoo terus menekan sang supir untuk melaju lebih cepat. Walaupun Jennie menenangkannya tapi cara itu tak berhasil, kegugupan melingkupi hati Jisoo, dia mengkhawatirkan teman-temannya.

Sepanjang perjalanan dia tak berhenti memanjatkan doa untuk keselamatan teman-temannya.

Taxi menarik rem tangan mendadak membuat Jennie dan Jisoo terhempas kedepan.

"Maaf Agashi, kita sudah sampai." Ucap supir taxi itu.

Umpatan yang hendak mereka lontarkan langsung tertelan begitu sadar kini keduanya sudah berada di kawasan Jeju-do yang rata akan tanah tidak seperti semalam yang masih dijajaki bangunan-bangunan tinggi dari hotel dan toko-toko megah serta jejeran restoran khas Korea.

Nationers 🌼Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon