Livelihood

148 36 11
                                    

dentoj, betapa impian tak lebih alat perangsang bagi harapan mati suri, (15) kecup aku sekali lagi di kening dan berkali-kali hingga lelah kiri kanan, sampai aku bosan dan kau pingsan. kita bersenang-senang mencari jalan keluar kelaparan, perut meraung minta elus dimanjakan. tanganku dan tanganmu saling memburu. (16) aku tak tabah katamu, ingin kumuncratkan segala gelisah ke mulutmu. agar putih dan kental melulu.
[]
sttt, ada ular dalam kepal tanganmu. ada apel di jantung dig dugku. musim jantan sedang berembus keliru, ke ruang amuk dan murka seorang ibu (17) aku pendosa dan kau pemuja surga, begitu? atau aku kebagian ujung surga kau kedapatan menjilat-jilat pangkal neraka? (18) aku tidak tahu kenapa akhirnya ada Tuhan hantui kita.
[]
padahal cinta kita atheis katamu. lalu kita saling lempar hening seperti alien akan kawin. rasi-rasi seperti tumpah rahasia biru, putih dan bikin candu selalu. kau peluk aku hingga tertidur, kekuatan rengkuhmu tak terukur.
[]
(19) aku hendak bekerja kataku, mengerjaiku dan mengerjai semesta, katamu
[]
lalu. kau buat lubang di tubuhku, napasku terburu merah jambu. bintik-bintik baru buat kekasih rumahmu merah cemburu. (20) hai pencari makam oi penjejal makan.

2018

DentojWhere stories live. Discover now