Bab 4

21 2 0
                                    

Aku membuka mataku. Sepertinya, tadi aku tidak berada di tempat ini. Aku ingat kejadian terakhir. Aku akan diculik, lalu ada setitik cahaya yang membuatku pusing lalu terjatuh, dan aku terbangun disini. Aku mengacak – acak rambutku dan mencoba untuk berdiri. Dari atas gunung, aku dapat melihat sebuah kota. Rasanya pemandangan kota ini familiar. Zaman Yunani Kuno! Aku berteriak dalam hati. Tapi, mengapa aku bisa kesini? Benar – benar mimpi yang indah.

"Dimana aku? Apa aku sudah mati?" batinku.

Aku menoleh ke belakang. Dibelakangku, nampak seekor kuda putih dengan sepasang sayap. Aku hampir saja terloncat kaget. "Haha. Mimpi yang lumayan bagus juga. Ditengah masalah ada masalah", ucapku pelan.

Aku memukul dadaku. Memastikan bahwa ini tidaklah nyata. Setelah memukul dadaku, timbullah rasa ngilu dan sesak. Ini bukan mimpi?

Kuda dibelakangku tiba – tiba membuka mulutnya dan berbicara, "Halo. Mengapa kamu bisa berada disini? Cepatlah! Naiki punggungku karena sebentar lagi orang- orang ini akan datang untuk membunuhku, dan mungkin juga menangkapmu!"

Aku hanya tertawa kecil sambil menuruti perintah kuda itu dengan napas yang masih sesak. Bodohnya aku. Karena perlakuanku tadi yang tidak masuk akal. Tapi, aku melakukannya karena aku yakin ini adalah mimpi.

Sepertinya, aku mengenal jenis kuda ini. Sering kulihat di buku cerita bergambar untuk anak – anak.

"Berpegangan", kata kuda itu. Ia segera membawaku pergi. Kuda yang kunaiki berlari dengan sangat kencang. Dan, benar kata kuda tersebut. Aku menoleh kebelakang, dan kulihat dari kejauhan orang- orang dengan pakaian yang persis seperti di buku sejarah mengejarku.

Tiba- tiba, kuda dongeng ini berlari ke ujung jurang. Bukannya berhenti dan memutar arah, justru kuda itu terus berlari, semakin kencang. Aku panik, dan mulutku memaksaku berteriak, "Kau sudah gila, ya! Lebih baik aku ditangkap orang- orang tadi daripada harus mati karena jatuh di jurang!" Kuda itu tidak mengatakan apapun. Ia tidak berhenti berlari dan terus berlari hingga ia terjun ke jurang. Aku hanya bisa pasrah. Kini aku bisa mati konyol karena kuda dongeng ini. Aku menutup mataku selagi kuda ini lompat melewati jurang. Karena kuda ini, dadaku jadi semakin sesak. Ya sudahlah. Mungkin aku akan mati.

Tak kuduga, kuda tersebut mengempaskan dirinya, dan mengepakkan kedua sayapnya yang lebar. Dan, ia membawaku terbang melilntasi jurang tersebut. Dari ketinggian, kulihat orang – orang Yunani itu sudah tak mengejar kami. Kini, kami aman.

Aku hanya terdiam. Aku masih kebingungan dan masih syok dengan kejadian barusan. Tak seperti tadi ia berbicara banyak, sekarang kuda ini malah terdiam. Tapi, aku penasaran dengan kuda ini. Baiklah. Aku akan mulai bercakap – cakap.

"Nama jenismu Pegasus, bukan?" tanyaku.

"Darimana kau mengetahuinya?" tanyanya.

"Kau sangat mirip dengan binatang khayalan yang biasanya diceritakan orang- orang dewasa kepada anak- anaknya agar bisa tertidur", remehku. Aku ingin memastikan sifat kuda ini, mirip di buku cerita atau tidak. Dalam mitologi, Pegasus memiliki sifat liar.

"Mungkin ini alasannya Demeter mengizinkanmu masuk ke hutan. Mungkin ia akan mengutukmu", ancam kuda tersebut. Ternyata, sifatnya berbeda sedikit dari yang kubaca di buku cerita.

"Demeter? Pegasus? Hutan? Mimpi yang sangat hebat. Aku rasanya ingin bangun dari tidurku", ucapku.

Pegasus itu hanya terdiam dan membawaku melintasi kota bersejarah tersebut. "Ini adalah Athena, Ibukota Yunani. Terserah kau saja, mau percaya atau tidak, tetapi inilah kenyataannya", ucapnya.

"Mengapa kau diburu orang- orang tadi?" Tanyaku lagi.

"Aku ini kan makhluk yang tidak mereka percayai, dan hanya sebuah cerita mitologi saja", jawabnya.

Pegasus ini membawaku berkeliling Yunani dari atas awan, dan ia menceritakan kepercayaan orang- orang disana. Aku paham karena kepercayaan mereka juga persis seperti buku cerita. Ternyata, buku cerita tak sepenuhnya berisi imajinasi.

Aku mulai menceritakan duniaku. Tentang bagaimana aku awalnya bisa sampai disini.

"Karena masalah dengan keluargaku, aku pergi dari rumah. Aku bermalam di sebuah taman, dan entah mengapa aku bisa sampai disini."

"Kemana kau akan membawaku? Apa aku bisa pulang kembali ke zamanku?" tanyaku.

"Aku akan membawamu ke tempat Demeter. Untuk kepulanganmu, tunggu saja jawaban darinya", jawabnya. Aku agak kesal dengan jawabannya. Tempat Demeter itu dimana? Olympus? Dan mengapa sekarang aku merasa keselamatanku terancam? Apa artinya aku tidak bisa pulang? Tapi, sudahlah. Kupendam saja dahulu pertanyaanku. Lagipula aku masih bingung dengan keadaan sekarang.

--------------------------------------------------

Halo semua! Aku udah update chapter 4... Untuk yang udah baca, vote, atau comment makasih, yaa... Untuk sementara, cerita sebelumnya udah nggak aku lanjutin lagi... Maaf...

Petualangan Chloe (REPUBLISH)Where stories live. Discover now