Prologue

306 75 57
                                    

•••
"Keajaiban adalah milik si beruntung, tapi kemenangan adalah milik para pejuang."
•••

957 AC*

Menghunjam tajam! Selalu hadir dalam semua laga pertemuan kekuasaan, sepasang mata awas mengiringi setiap jerit keras derita maupun hembusan hasrat makhluk-makhluk negeri.

Yang semula bertengger pada atap-atap bangunan tua yang jauh, hingga terbang dengan kedua pasang mata tajamnya kesana kemari.

Pengintai andal pada sisi kelam kejahatan, merekalah sekumpulan gagak hitam bijaksana. Melirik pelik pada mereka yang datang berbaris-baris–para Askar* dan Brigant bersama pemimpin pongah mereka yang semua meneriaki semboyan-semboyan Klan, semua pasukan beringas hingga menampakan taring panjangnya serta pakaian gagahnya.

Semua datang penuh harapan, keinginan untuk meraih kemenangan, beberapa haus akan kekuasaan atas seluruh kaum penghuni negeri dan gejolak keserakahan atas kenikmatan derita dari mereka yang lemah.

Bintang yang berserakan terlintang di langit, sepoi angin timur memainkan jubah-jubah pejuang Klan dan menggoyangkan jenggot-jenggot beserta rambut panjang dan jambang pejuang-pejuang tua, tidak ada pamrih, entah pejuang wanita atau pria. Semuanya berkumpul rapi dalam parade setiap Klan yang saling berhadapan.

Beberapa pohon tumbuh berdempet, yang semula geming mulai berkersak, seperti bertaruh tentang siapa yang akan menang. Semua penghuni hutan melolong sejadi-jadinya, walaupun bukanlah mereka yang seharusnya melakukan hal tersebut. Seluruh makhluk negeri Aeragon bergemuruh menyambut hari ini.

Pukulan genderang diiringi tiupan terompet dari gading gajah raksasa berpahat lambang liga dunia sihir, bersuara dengan lengkingan ganjil yang menyeruak ke seluruh penjuru.

Dari perlahan hingga keras seperti simfoni crescendo agung, Dung-dung-dang! Dung-dung-dang! Dung-dung-dang! Daa-Daradaa-Daradaaa-Daradaaaa-Dat-Da-Dat-Da. Pertanda seluruh Klan penyihir sudah siap dan berkumpul untuk sebuah kompetisi besar dunia penyihir.

Para Gardershine pun maju dengan iringan awan-awan hitam kelam yang menaungi mereka. Berbeda dengan yang peserta lainnya, dengan jubah penuh kegelapan, memancar padam pada setiap mata yang melihatnya, kain yang mereka kenakan berkelebat menembakkan suara-suara aneh seperti nyanyian roh-roh samudera paling dalam, melayang-layang di udara tanpa sepasang kaki.

Melambai-lambai seperti bayangan pisau tajam di kanan dan kiri tangan mereka, seperti akar yang menjalar dengan cahaya ungu malam yang berpijar pada cabikan-cabikan jubah compangnya itu. Gardershine bukanlah mereka sang pemilik jasad, semua yang menjadi Gardershine adalah mereka yang sudah mati, dirasuki oleh kekuatan magis para Sintua*, dikalungkan tiga mata bulan kembar yang sangat langka akan keberadaannya.

Mereka diciptakan hanya untuk satu tugas, yaitu sebagai penyihir khusus pembuat pintu portal raksasa arena liga penyihir. Walaupun ada rumor bahwa mereka juga memiliki misi lain, tapi rumor tersebut hanyalah cerita dari orang-orang gila, nyata atau tidaknya hanya waktu yang menentukan, waktu adalah Tuhan itu sendiri, tak kasat mata, yang bulat tak berujung-TAK TERBATAS.

Gardershine

Delapan Gardershine berjubah kegelapan itu pun mulai menengadahkan kepala dan tangan mereka ke angkasa seraya berseru gempar, "Empiar jachp maj memento! Empiar jachp maj factartks tioi!*"

Dengan lengkingan suara mimpi buruk hingga bergumam kecil tentang mantranya yang kemudian seruan itu diikuti oleh seluruh Klan penyihir dalam bahasa umum Aeragon. "Hiduplah untuk masa! Hiduplah untuk harga diri! Hiduplah untuk masa! Hiduplah untuk harga diri! Hiduplah untuk masa! Hiduplah untuk harga diri!"

The League of Magicworld #ODOCTheWWG #Longlist2018Where stories live. Discover now