Bunda?

1K 47 0
                                    

"Permainan sudah dimulai sayang... kuatkan pertahananmu dan cepatlah membuat taktik." Bisik orang itu.

Sakit dan perih, dirasakan sang gadis. Darah segarpun mulai mengalir dilehernya.

"Bangun dan mulailah bermain." Ucap orang itu, sambil menekan pisaunya pada leher sang gadis membuat gadis itu menjerit sekuat tenaga karena merasakan sakit yang luar biasa.

***

"AAAAAAAA ...." Teriakan itu mampu membuat Shera Rinjani bangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali mengumpulkan semua ingatan, serta menghirup sebanyak-banyaknya udara dan mengeluarkan dengan kasar.

Jantung gadis itu tidak stabil, masih tak percaya dengan mimpi yang dialami barusan. "Apakah benar ini hanya mimpi?" gumamnya.

Kejadian beberapa menit yang lalu seperti nyata. Shera ingat bagaimana pisau dingin itu menyentuh lehernya apalagi saat berhasil menyayat sedikit kulitnya. Itu sangat perih.

Perlahan-lahan tangan kirinya yang bergetar, bergerak memegang leher. Setetes darah berhasil menempel di jari telunjuk.

Gadis itu menelan salivanya susah payah. Ia pun berkata, "Aku tidak mempunyai luka di sini."

Saat Shera ingin memastikan kembali, suara derap langkah kaki bergema di luar kamar membuat pergerakannya terhenti. Aura aneh ia rasakan, otaknya kini di penuhi pikiran negativ. Dingin menyelimuti tubuhnya.

Apa aku terkena penyakit jantung? Kenapa dari tadi seperti lari marathon. Detak jantungku tak stabil.

Gadis itu segera mengambil botol di atas nakas memegangnya erat yang sengaja di letakan apabila ia kehausan tengah malam. Suara itu semakin dekat. Apapun yang akan terjadi Shera sudah siap dengan jurus apa yang akan di keluarkan.

Satu ...

Dua ...

Tiga ...

Ceklek ...

"SETAN!!" Shera hampir saja melempar botol yang ia pegang pada seorang yang telah muncul memasuki kamar. Seorang wanita cantik tersenyum dan berjalan ke arahnya.

"Bunda ..." panggil Shera memastikan jika di hadapannya ini memang sang Bunda. Wanita itu tetap tersenyum tanpa menjawab sapaan Shera. Menambah kesan bingung si gadis, untuk apa bunda datang ke kamarnya? Dan oh ya mengapa bunda tak tidur?

"Bunda," kembali Shera memanggil sang ibu setelah berhasil berada tepat di dekatnya. Dia bundaku atau bukan?

"Jangan teriak malam-malam. Bunda gak suka," jawab wanita paruh baya itu. Shera masih terdiam menatap wanita itu. Ada sesuatu yang aneh.

"Bunda, barusan Shera mimpi sesua--"

"Sudahlah tidur, besok kau akan menepati sekolah baru," potong bunda membuat penasaran gadis itu meningkat. Bundanya tak pernah menolak ia bercerita.

Wanita paruh baya itu kembali berjalan keluar, namun setengah perjalanan Shera kembali memanggil membuat wanita itu berhenti.

"Tangan bunda kenapa berdarah?" pertanyaan itu sukses membuat sang Bunda menatapnya. Tatapan yang tak pernah Shera lihat.

"Kau tak perlu tahu, tidurlah," vonis sang Bunda membuat Shera merasakan kantuk luar biasa, rasanya tak bisa tertahan. Sedetik kemudin gadis itu tak sadarkan diri.

"Setelah memasuki sekolah baru, kau akan tahu jawabannya." Lanjut sang Bunda segera menghisap darah yang keluar dari punggung tangan kanannya dan berjalan meninggalkan Shera yang terkeluas lemah di ranjangnya.

***
Update terbaru❤
Hoya, kira-kira apa yang akan terjadi nanti di sekolah barunya?

My Friend As PyschopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang