3. Pabrik

8.1K 413 7
                                    


Radit Erlangga POV

Setelah sampai di tempat Putra, aku hanya beristirahat satu hari saja, Putra mengajakku melihat - lihat kota jakarta, pergi kemonas, ketaman, kebun binatang, dan tempat - tempat wisata lainya.
Aku sangat merasa sungkan sama Putra, dia banyak menghabiskan uang untuk mengajakku pergi.

Tetapi dia selalu bilang sama aku, uang bisa di cari, tetapi sahabat sepertiku sangat susah untuk di cari.
Aku sangat bahagia mempunyai sahabat seperti Putra, dia selalu baik dan banyak membantuku sejak zaman sekolah.

Hari ini adalah hari pertama aku akan diajak Putra dan Paman ke pabrik tempatnya bekerja.
Kata Paman Burhan, yang punya pabrik akan kesana hari ini.
Jadi dia akan memberitahu yang punya pabrik, jika aku akan masuk bekerja.

" Sudah siap kamu Dit ? Paman sudah nunggu kita di luar ."

Putra menyuruh ku agar cepat, karna kami akan segera berangkat.

" Iya put, aku sudah siap kok, ayo berangkat lagi ."

Aku hari ini memakai celana dasar panjang berwarna hitam, dan memakai baju kemeja putih.

" Wah... Kamu sangat tampan sekali memakai baju itu Dit ."
Paman Burhan memujiku sambil tertawa.

" Ah... Paman bisa saja, biasa saja kok paman, ini baju yang di belikan ibu sebelum aku kesini ."

" Ibu kamu memang pintar membelikan kamu baju, sangat pas dan cocok sama kamu ."

Aku dan Putra hanya tertawa mendengar ucapan Paman Burhan.
Lalu kami bertiga berangkat bersama pergi ke pabrik, kami berangkat menaiki oplet untuk pergi ke sana.

Di dalam perjalanan ke pabrik, mataku tak pernah berhenti menikmati suasana kota jakarta.
Kota yang sangat ramai, dan banyak hal yang bisa kita temui di sini.
Terkadang kami terjebak macet yang cukup lama, membuatku banyak menemui hal baru selama perjalanan.

*******

Reza Revano POV

Gue membanting tubuh di kursi ruang tamu, hari ini gue hanya ada satu mata kuliah di kampus, sehingga membuat gue pulang lebih awal dari biasanya.
Gue memilih pulang dulu kerumah untuk mengganti baju, lalu baru berkumpul sama geng gue.

" Tumben cepat pulang Za ? Kamu gak bolos dari kampus kan ? ."

Tiba - tiba papa sudah ada di belakangku.

" Ya gak lah pa, memang sejak kapan anak papa ini bolos sekolah ? Dari dulu kan gak pernah ."

" Iya... Tapi siapa tau kan sekarang kamu berubah, lagian papa lihat kamu sering keluyuran gak jelas sekarang ."

Papa seperti tidak pernah muda saja, namanya juga anak muda kan, pasti mereka menikmati masa mudanya dengan baik.

" Perasaan papa saja kali, aku seperti biasa - biasa saja,... Oh ya,.. Papa mau kemana ? Tumben sudah rapi lagi ."

" Papa ada keperluan ke pabrik kita yang belum lama di buka itu, kamu jagain Nugi ya di rumah, Mama kamu belum pulang lagi ."

" Apa ! Jagain Nugi lagi ? Gak mau lah pa, aku sudah janji sama teman mau keluar ."

" Yasudah kalau kamu gak mau, kamu pasti masih ingat kan, jika kamu gak mau jagain Nugi ."

Gue gak bisa ngomong apa - apa lagi sekarang, pasti gue masih ingat lah, semuanya akan di sita sama papa. Aarrrggghhh

" Kalau kamu bosan di rumah, gimana jika kamu dan Nugi ikut saja sama papa ke pabrik, sekalian belajar kamu dari sekarang ."

Ikut sama papa ke pabrik ? Sepertinya bukan ide yang buruk, benar - benar bosan jika dirumah mulu, pasti nanti Nugi ngajakin aku main game berjam - jam.

Radit & Reza [ TAMAT ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu