Pertemuan Awal Yang Aneh

16 3 0
                                    


Pertemuanku dengannya disaat yang benar-benar tidak tepat. Masih teringat betapa tidak sopannya dia dengan orang yang baru saja ditemuinya.

3 oktober 2017 dimana saat itu semua murid sedang dihadapi oleh ujian tengah semester. Saat itulah pertama kalinya kita bertemu di lorong lantai 2 sekolahku.

"Brakk!" sebuah keset tiba-tiba mendarat indah di wajahku,.

"Apaan sih main ko lempar-lempar keset! Kena orang kan jadinya!!"

"Maaf, ga sengaja..."

"Ati-ati dong!"

Tidak kusangka kejadian memalukan itu adalah awal dari pertemuan kita. Iya,dia yang sekarang jadi milikku dan akan tetap menjadi milikku,Selamanya.

Kkrriiinnnggggg....!!!

Bel tanda ujian telah selesai. Heuuhh, rasanya ingin cepat kuselesaikan semuanya, menambah berat beban hidup saja.

Seperti biasanya, aku pulang bersama teman sekelasku. Dan lagi-lagi aku bertemu dengannya, si laki-laki super ngeselin yang sembarangan melempar keset ke wajahku tadi. Kebetulan dia pulang bersama temanya yang juga teman sekelasku, Adnen. Dengan wajahnya yang datar dan murung seperti biasanya, dia berjalan sembari membawa buku komik anime kesukaanya.

"Waaahhhh..... komiiikkkk..." Ucapku sambil merebut komik yang dibawanya.

"Heee...."

"Yaelah,pinjem bentar"

"Udah pinjem,maksa juga.."

"Whoaaa... bagus juga, bawa pulang ya?"

"Yaahhh...padahal baru beli, uda dipinjem" Katanya sambil memasang wajah datar (harusnya sih murung, tapi dia aneh sih).

"Pelit banget sih, lagian komik ginian mah baca sehari juga selese kali"

"Yaudah, tapi besok bawa yah. Belom selese kubaca"

"Oke."

Sebenarnya aku tidak terlalu suka membaca, tapi jika itu sesuatu yang tidak membosankan seperti komik ini pasti aku akan lebih suka membaca.

Hari ituaku sampai di rumah tepat waktu tanpa mengerjakan tugas sekolah lainnya. Jujuraku tidak pernah belajar dirumah, karenamenurutku rumah adalah tempat untuk beristirahat dan menyampaikan keluh kesahselama di sekolah dengan orang tuaku. Jika adatugas aku lebih memilih mengerjakan di sekolah, jikatidak bisa ya menyontek. Lagipula guru tidak menilai dari proses, merekahanya bertugas menilai dan mengevaluasi kemampuan anak muridnya. Orang tuaku juga hanya melihat hasil akhir dari nilaiku, mereka tidak peduli anaknya tidak belajar, menyontek, malas, atau bandel di sekolah, selama mereka tidak dipanggil oleh guru BK ke sekolah pasti mereka akan berfikiran bahwa anaknya baik-baik saja. Orang tuaku cukup bangga dengan prestasiku selama di SMP, walaupun tidak belajar tapi nilaiku cukup bagus. Aku meraih peringkat 4 UN dikelas, peringkat 15 dari 280 lebih siswa.

Sayangnya malam ini aku sedang ingin bermalas-malasan saja, jadi maaf ya laki-laki pembuat onar, aku tidak akan mengembalikan komikmu besok.

-----     

DIA (HANYA) MILIKKU [彼は(私の)唯一のものです] Indonesian "R" ver.Where stories live. Discover now