chapter 4

1.8K 239 30
                                    

Hei
Untuk kalian yang membaca ini.

Maaf aku tak bisa menulis satu persatu nama kalian, kalian terlalu banyak tahu hahah, sedangkan waktu ku sudah tak banyak.

Haaah padahal aku ingin menulis satu persatu pesan untuk kalian,

Tapi aku tahu

Dan sadar

Kalian sudah terlalu membenci ku,

Karna itu


Aku minta maaf.

Maaf karna tak bisa melindungi kageyama.

Maaf membuat kageyama meninggal.

Maaf karna mengecewakan kalian.

Maaf karna kalian harus melihat wajah ku.

Maaf karna aku masih bernafas .

Terlalu banyak maaf yang ingin aku ucapkan.

Tapi jujur

Aku BUKAN PEMBUNUH

Seharus nya kalian sadar siapa yang disini paling menderita atas kematian kageyama.

Untuk tsukishima

Maaf tak bisa menepati janji kita :)

Aku mencintai mu.

Arigatou

Sayonara

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari itu suasana di klub volly runyam, atmosfer di sana kalut, bahkan banyak yang mulai menghubungi beberapa rekan lain yang sedang berada di tempat terpisah.

Semuanya menjadi risau ketika mendapat sebuah pesan broadcast dari pemuda yang beberapa bulan ini sedang dimusuhi oleh penjuru kampus.

Oke mereka mungkin sudah keterlaluan, maaf ralat sudah sangat keterlaluan. Oh ayolah, mereka marah dan meradang, namun tak tahu harus menyalahkan siapa, betapa konyol nya manusia.

"Oikawa-san" panggil pemuda botak bermarga tanaka "apa kau sudah bisa menghubungi hinata? "
Risau, itulah yang sedang di rasakan mereka sekarang.
Oikawa menggeleng "ia bahkan memblokir nomor ku".

"Kenma apa kau tahu dimana alamat chibi-can?"
Dan yang di dapatkan kuroo hanya kedikan bahu tak tahu dari kenma.

"Ia berpindah pindah apartemen semenjak kageyama meninggal" ucap sugawara dengan nada berpikir.

"Dimana tsukki? Mungkin ia tahu dimana bocah itu sekarang"

"Mereka sudah lama tak saling menghubungi bokuto-san" seraya mengotak ngatik ponsel pintar nya mata kenma tak lepas dari paniknya suasana gym saat itu.

"Sawamura-san" panggil nishinoya lirih "bagaimana?"
Yang hanya dijawab gelengan lemah dari sang pemilik nama.

       Suasana makin gaduh saat yachi-san mulai terisak kecil ketika sama sekali tak bisa menghubungi hinata,
Semua nya mulai kalut, takut lebih tepatnya.

        "Bisa kah kalian berhenti bersandiwara?"
Suara dingin itu membuat penjuru gym mengalihkan eksistensi mereka kepada salah satu center jenius mereka.
"Apa maksud-"
"Aku bilang bisa kah kalian berhenti bersandiwara?" ucapan sugawara terpotong.  "Bukankah yang memulai ini semua kalian?" seraya menatap sekilas kearah para penonton, kenma menarik nafas kecil "kalian menyalahkan dia padahal kalian lah yang paling tahu siapa orang yang paling terpukul atas kematian kageyama, kalian membuangnya, membully nya, menuduhnya pembunuh, dan sekarang kalian ketakutan seakan dari awal ini bukan kesalahan kalian? Pada dasar nya kalian lah yang membunuh shoyo" menjeda sejenak "kalian lucu".
  
        Meradang,  tanaka memerah menahan amarah "kau menuduh kami?"
"Tidak" ucap kepala puding cepat     "hanya berbicara realita".
Merasa tak terima tanaka maju selangkah, menggeram kesal kearah kenma "kalau begitu kau juga salah" ucapnya menggema "kau juga tak memperdulikan hinata saat dibully".

          Kenma terdiam sesaat, merasa suasana mulai memanas sugawara dengan cepat menenangkan keadaan
"Sudahlah sekarang bukan sa-"
"Kenma benar" potong oikawa "kita disini bersalah, baik itu kenma, sawayaka-kun, maupun siapa pun yang hanya melihat tanpa menolong, yang hanya mampu menyalahkan tanpa bisa menerima, bahkan yang meninggalkan walau tak benar benar meninggalkan" seraya melirik kearah pintu gym yang terbuka "benarkan megane-kun?".

         Semua terdiam saat tsukishima masuk dengan tampang yang tidak bisa di bilang baik.
Ia tampang lelah dengan kantung mata yang membesar dan rambut yang tak bisa di bilang rapi. 
Ia berjalan pelan kearah kenma yang sedari menatap tajam kearah tsukishima, pemuda tinggi tersebut yakin Pasti kenma tahu keberadaan si kecil kesayangannnya itu,  dengan tenaga yang tak main main tsukishima mencengkram kerah baju kenma hingga si pemilik baju harus merasa sesak untuk bernafas "dimana" ucapnya terengah "dimana hinata"
Semua gaduh mulai mengerumuni mereka berdua mencoba melerai.
"Oy oy oy sabar lah megane-kun aku tahu kau khawatir tapi tenang lah" ucap kuroo menahan tangan tsukishima agar melepas tangannya dari kenma.
"KATAKAN!!" nada nya meninggi, semuanya terdiam.
"dimana hinata kenma-san" namun detik berikutnya tubuh menjulang itu merosot lemah kelantai. Meracau pilu bersujud dihadapan kenma berharap kenma luluh.

          Aaaa ayolah, kenma benci melihat hal seperti ini,melihat satu persatu rekan rekannya terisak menyesal, menatap seorang calon dokter meracau didepannya, aah ia bisa gila.
"Aku tak tahu shoyo dimana" Ucap kenma pada akhirnya "kalau tahu sudah dari tadi aku berlari mencarinya". Tsukishima terdiam "tapi kurasa dia berada di tempat dimana biasa kalian menghabiskan waktu,dan tempat seperti itu hanya kalian lah yang tahu".

          Dengan langkah serampangan pemuda berkacamata berlari meninggalkan gym tanpa memperdulikan teman temannya yang ingin ikut mencari.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hinata, lelaki itu hancur tanpa mu,  ku mohon jangan menghilang sebelum kau tau betapa kau dibutuhkan disini".


ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang