#33

33.5K 4.7K 1K
                                    

Rose mendorong stroler bayi dan juga ia menggendong Navier karena strolernya hanya muat untuk satu bayi.

Rose pun memasuki rumah keluarga besar Jaehyun dan Rose langsung mendapati suasana duka cita karena hampir seluruh keluarganya sedang menangis kejar.

Mark melihat kedatangan Rose, ia langsung berlari dan memeluk Rose.

"Mark.. Lo harus tabah!" Ujar Rose yang mulai menitikkan air matanya melihat saudara-saudara suaminya yang menangis memeluk Irene yang tertidur dingin di atas kasur yang di bentang khusus Irene.

"Gue gatau Kak gue harus hidup kayak gimana kedepannya. Bunda gaada, Kak Krystal gak pernah ketemu..." Kata Mark sambil menyeka air matanya.

"Mas Jaehyun?" Tanya Rose.

"Di kamarnya, dia belum keluar dari tadi waktu Bundanya ketauan meninggal."

Rose pun mendorong stroler bayinya lalu berhenti di samping tantenya Jaehyun yang sedang membawa segelas berisikan air minum ke kamar Jaehyun.

"Tan, biar aku yang ngasih. Aku boleh nitip Navila sana Navier ke Tante gak?" Ujar Rose.

"Sini Rose. Bujuk Jaehyun ya Rose? Tante gak tega ngeliat dia terlalu sedih kayak gitu.." Balas Tantenya Jaehyun sambil menggendong Navier lalu mendorong stroler Navila.

Rose perlahan memasuki kamar Jaehyun. Ia mendapati Jaehyun yang terduduk di atas kursi roda yang menatap kosong entah ke arah mana.

Rose langsung menaruh gelasnya di atas meja lalu menghampiri Jaehyun.

"Ya Tuhan kamu kenapa bisa kayak gini?!" Pekik Rose.

Jaehyun tidak menggubris kedatangan Rose. Rose pun berjongkok, menyamai wajahnya dengan wajah Jaehyun. Ia merangkup wajah Jaehyun yang pucat pasi lalu mengusap pelan.

"Mas, liat aku." Ujar Rose yang sudah menitikkan air matanya. Mata Jaehyun melirik mata Rose dan dalam sekejap Jaehyun menangis kejar serta ia langsung memeluk Rose dengan erat.

"Mas.. Aku tau ini berat banget buat kamu, tapi tolong ikhlasin kepergian Bunda!" Pekik Rose sambil mengusap kepala Jaehyun.

"Aku mau nyusul Bunda—"

"MAS JAEHYUN!" Rose makin menangis kejar ketika Jaehyun malah bilang yang tidak sewajarnya.

"Jangan ngomong gitu! Aku masih butuh kamu, Mas!" Rose meraih kedua tangan Jaehyun dan menangis di atas punggung tangan Jaehyun.

"Rose." Jaehyun memanggil. Rose mendongakkan kepalanya.

"Aku udah cukup sakit kehilangan 2 perempuan yang aku sayang..."

"...Dan kamu masih mau bikin aku kehilangan perempuan yang aku sayang untuk ketiga kalinya?"

Rose terdiam lalu ia menunduk tanpa berhenti mengelus punggung tangan Jaehyun. Ia tak bisa menjawab.

"Rose, kalo emang kita cerai, aku gak yakin masih bisa bantu kamu ngurus Navila sama Navier." Kata Jaehyun.

"Ke-kenapa?"

"Karena aku udah sama Kak Krystal dan Bunda."

"Aku bantu doa di atas sana supaya Tuhan ngasih kamu kekuatan untuk ngurus Navila sama Navier sendirian."

Rose mendongakkan kepalanya lalu ia menjatuhkan kepalanya di paha Jaehyun lalu ia menangis di sana. Rambut Rose di elus pelan oleh Jaehyun sehingga membuat Rose semakin menangis kejar.

"Udah sekarang kamu ketemu Bunda. Bilang semua yang kamu mau bilang ke Bunda sebelum Bunda di kubur." Ujar Rose lalu mendorong kursi roda Jaehyun.

Kepaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang