[Extra]

9.1K 574 12
                                    

______

Angin musim dingin berhembus kencang berbarengan dengan salju yang turun membuat suhu di bulan Desember ini semakin terasa dingin.

Hinata mengeratkan baju hangatnya sembari memeluk dirinya sendiri. Bibirnya pucat karena terlalu lama berada di suhu minim kota Konoha. Sesekali dia melirik jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir satu jam berlalu, tidak biasanya Sasuke terlambat menjemputnya seperti ini.

"Mungkin dia sedang sibuk. Aku naik bus saja."

Setelah bertarung dengan pikirannya sendiri akhirnya Hinata memutuskan untuk jalan kaki menuju salah satu halte bus yang ada di sana. Sebenarnya jarak antara rumah dan kampus Hinata cukup jauh, dia harus menggunakan bus dan turun untuk menggunakan kereta api setelahnya.

Hinata mengutuk ponselnya yang mati dalam keadaan seperti ini. Mungkin Sasuke sudah mengirimkan pesan tadi, jika saja ponsel Hinata tidak mati.

Gadis itu melanjutkan kembali perjalanannya sambil sesekali menaikkan syal yang melingkar pada lehernya. Tangannya yang bebas tanpa sarung tangan dia sembunyikan pada saku jaket yang tidak seberapa tebalnya. Hinata yakin Sasuke pasti akan marah jika tahu dia membiarkan dirinya kedinginan seperti ini. Mengingatnya membuat Hinata terkekeh sendiri.

Hubungan mereka sudah berjalan hampir dua tahun dan semakin membaik setiap harinya. Meskipun terkadang Hinata masih risih dengan perlakuan Sasuke yang terlalu over padanya. Rencana mereka untuk menikah masih sama. Sasuke ingin melakukannya secepat mungkin dan Hinata yang terus saja mengulur waktu.  Bahkan Sasuke sampai rela meninggalkan kuliahnya yang baru akan memasuki tahun kedua agar fokus bekerja di perusahaan Ayahnya. Karena Hinata terus saja beralasan jika Sasuke belum bekerja dia tidak mau menikah dulu.

Hinata turun dari bus dan melanjutkan perjalanan menggunakan kereta. Keadaan kereta sangat berdesakkan dan pengap, padahal di luar suhu udara sangat dingin. Perjalanan dalam kereta memakan waktu hingga 45menit, Hinata patut bersyukur karena tidak ada yang berlaku kurang ajar selama perjalanan berlangsung. Jika ada yang terjadi, bisa saja Hinata akan keluar dengan bodyguard yang terus saja membututinya. Membayangkannya saja Hinata bergidik ngeri.

"Tadaima~"

Hinata memasuki rumah setelah meletakkan sepatunya ke dalam rak, melepaskan mantel, syal dan meletakkannya di gantungan depan pintu.

"Hinata!"

"Sasuke-kun?"

Sasuke berjalan ke arahnya dengan cepat, memeluk tubuh kecil Hinata yang dingin. Sasuke menyadari tumpukan salju yang ada di atas poni Hinata, langsung melepas pelukannya membersihkan salju dan memegang tangan Hinata yang hampir membeku.

"Kau pasti tidak menggunakan sarung tanganmu lagi."

Sasuke menggenggam tangan Hinata sesekali meniupnya berusaha membagi kehangatan. Setelah itu tangannya berpindah pada pipi Hinata, mata hitamnya memperhatikan wajah gadis itu. Hidung yang memerah karena dingin dan kedua pipi yang merona. Membuat Sasuke merasa sedikit bersalah.

"Kau kedinginan. Gomenne~" ujar Sasuke sambil mencium kedua pipi gembil Hinata yang masih terasa dingin. Gadis itu hanya tersenyum kecil saat mendapatkan perlakuan manis dari Sasuke seperti ini.

"A-ano... S-sasuke-nii, sebaiknya kalian masuk dulu."

Hinata menoleh saat mendengar suara Hanabi. Adiknya itu sudah berdiri di lorong dengan wajah memerah. Pasti Hanabi melihat perlakuan Sasuke tadi.

"Ah! Benar. Ayo masuk."

Hinata langsung berjalan masuk dengan gugup karena tertangkap basah Hanabi tadi. Meninggalkan Sasuke yang mengekor di belakangnya.

[SasuHina]✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें