Sebelas

7.8K 724 52
                                    

•••

And all you did was look my way.

•••

Perjalanan hidup memang sangat sulit untuk ditebak, seharusnya kau hanya tinggal menunggu dan menerima apapun takdir yang Tuhan berikan padamu dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Karena Tuhan tahu apa yang lebih baik untuk umat-Nya.

Tangan mereka masih bertautan, salah satu dari pasangan itu tidak mau atau mungkin sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya. Perasaan campur aduk masih bersarang pada benak Hinata saat ini. Rasa takut, kesal, iba dan marah rasanya bergelung menjadi satu, tidak dapat diuraikan dalam perkataan.

"Dia sudah tidur?" gadis itu menoleh ke arah suara, tersenyum tipis pada Itachi yang membawa nampan makanan untuk Sasuke dan Hinata yang ia yakini pasti merasa lapar karena hari sudah hampir gelap.

"Dia ini memang merepotkan, ma'afkan dia ya, Hinata-chan?" kepala indigo itu mengangguk namun, tatapan matanya begitu sendu seolah yang Itachi katakan adalah beban.

"Aku tidak pernah melihat Sasuke bisa segila ini hanya karena seorang gadis." lanjut pemuda itu sambil bertolak pingging melihat adiknya yang tengah berbaring di atas ranjang.

"Gomenasai.."

"Ah! Tidak, bukan seperti itu maksudku. Aku hanya sedikit khawatir padanya, bertahanlah sedikit lebih lama lagi, Hinata. Biarkan dia sedikit bernafas dulu, biarkan dia merasakan apa yang ingin dia rasakan, setelah itu semuanya terserah padamu."

Hinata menunduk lebih dalam, perkataan Itachi sebenarnya menyakiti hati secara tidak langsung. Jika menuruti apa yang pemuda itu katakan, Hinata merasa menjadi orang jahat, memberi seseorang harapan palsu lalu meninggalkannya. Hal semacam itu sama sekali bukan Hinata, terlalu kejam dan jahat untuk dilakukan.

"Tapi, tidak bisakah kau mencoba menerimanya? Bukankah perasaan akan muncul karena terbiasa?" lanjut Itachi sambil beranjak dari duduknya dan meninggalkan Hinata di kamar Sasuke.

Gadis itu terdiam memikirkan semua perkataan Itachi, matanya kembali memperhatikan Sasuke yang tengah tertidur lelap dengan salah satu tangannya yang menggenggam tangan Hinata erat. Perlahan tapi pasti tangan lainnya yang bebas bergerak terulur untuk mengelus perban yang ada di kening pemuda itu, membuat sekelabat kejadian tadi lewat pada ingatan Hinata.

"Kita memang sudah berakhi, g-gomen."

Wajah Sasuke kembali mengeras, kali ini tangannya tidak membiarkan Hinata lepas dari cekalan. Pemuda itu kembali menarik Hinata ke dalam pelukannya, berharap gadisnya akan iba. Bukan style Sasuke memang. Namun, apapun agar Hinata tetap ada di sisinya.

"Jangan pergi Hinata."

"Sasuke-kun, mengertilah. Aku tidak bisa."

"Kau ingin aku mati?!"

"A-apa?"

"Aku akan mengakhiri semuanya, seperti yang kau inginkan."

"..."

"Pergilah."

Sasuke memundurkan tubuhnya, melangkah menjauhi Hinata yang menatapnya tidak mengerti, mata pemuda itu berkabut putus asa.

'Duk!!'

Sasuke membenturkan kepalanya pada dinding kamar dengan keras, Hinata ataupun Itachi yang ada di sana kaget bukan main.

[SasuHina]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang