Day 4 (Act. 2)

10 0 0
                                    

Setelah melalui interview yang sangat membosankan dengan Gideon Tanusoedibja aku sampai juga di depan gedung Bharata Corp. Gedung megah tersebut berdiri tepat di lokasi Kemang, menjulang sendiri diantara gedung gedung pertokoan yang terbilang rendah.

Sekretaris pribadi Leon menyambut ku dan Bona ramah, dan menganjurkan kami untuk menunggu di ruangan Leon karena yang bersangkutan masih ada rapat dengan direksi lain.

Ruangan Leon cukup luas, dengan pemandangan Kota Jakarta di dinding kaca yang bersudut. Interiornya minimalis, didominasi warna abu-abu.

Dindingnya penuh dengan lukisan atau foto-foto Leon dengan orang orang penting di Indonesia, dan pencapaian pencapaian lain yang tidak pernah aku tau sebelumnya.

'Well, i only knew this man for a few days.' batinku terkagum kagum karena Leon.

Aku dan Bona duduk di sofa yang disediakan di ruangan Leon. Aku sedang sibuk menerka nerka apa dia tau aku akan datang untuk wawancara dia atau tidak.

"Maaf membuat kalian menunggu lama. E..Eos?"kalimatnya terhenti saat Leon masuk ke ruangan dan melihatku yang tersenyum. 'He doesnt know i'm in charge' terjawab sudah pertanyaan ku dari tadi.

"Lu kenal sama Pak Leonidas, Os?" tanya Bona kaget. 'kita sama sama kaget Bona' batinku.

Aku hanya tersenyum, Leon tersenyum manis. "Uh, sorry to keep you waiting. selamat datang di kantor saya." ucap Leon dengan pasti menjabat tanganku dan Bona.

'Ugh i love his voice' batinku. Lalu tersadar dan melanjutkan pekerjaan sebelum aku menghayal lebih jauh tentang Leon.

•••

aku jadi tahu lebih banyak tentang Leon, tentang kejatuhan mantan bos ayahnya yang kemudian mewariskan Bharata Corp saat Leon masih berumur 22 tahun.

Leon punya 1 kakak yang sekarang menjadi dokter di Singapura, Leon yang tiap akhir pekan akan pergi ke Bandung untuk berkumpul bersama keluarga besarnya.

Meskipun tahu banyak lewat wawancara, ada bagian diriku yang sedih karena belum tahu sejauh itu tentang Leon.

Wawancara berakhir setelah 30 menit dan Leon musti undur diri untuk rapat dadakan. Yah, wajar saja untuk mengurusi perusahaan sebesar ini tentu 30 menit sangat berharga.

"So, thank you so much for having us." ucap Bona menjabat tangan Leon yang tersenyum ramah. Ya tuhan, senyumnya ingin kubawa pulang saja rasanya. Aku tersenyum sambil menjabat tangannya. "See you tonight?" tanya Leon. Aku terkejut, Bona lebih lagi.

"Su.. sure. See you," ucapku tersenyum kikuk sembari keluar dari ruangan Leon dan dibimbing menuju lobby.

•••

Sampainya di mobil, '1... 2... 3...' aku menghitung dalam hati sebelum.. ''eh Kampret lu ya, ngga bilang bilang kalo kenal sama doi." semprot Bona di dalam mobil.

"Demi Neptunus, aku juga baru kenal sama dia, Bon. ya mana gue tau ternyata dia bosnya Bharata Corp." jawabku buru buru.  "Lu main dimana sih sampe kenal deket sama bosnya Bharata, udah gitu entar malem pake acara janjian.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Apr 10, 2020 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

November's StoryNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ