Pt. 6

12.8K 2.1K 570
                                    

Keheningan temaram membasuh kawasan Apgujeong. Udara malam semakin memekat mencapai titik rendah.

Taehyung memberhentikan laju mobilnya tidak jauh dari minimarket 24 jam. Sebelum kembali ke apartemen ia berniat membeli beberapa camilan.

Lelaki itu sempat merapatkan jaketnya yang terbuat dari kulit sintetis hitam ketika turun dari mobil.

Seharusnya Taehyung bisa meminta manajer pribadi untuk mengurus segala kebutuhan yang diinginkan. Namun, Taehyung tetaplah Taehyung. Dia tidak suka menyangkutpautkan kehidupan pribadi dan diganggu di luar pekerjaan.

Artis juga butuh privasi.

Sebelum melangkah Taehyung mengecek ponselnya. Aneh. Seharian ini pacarnya sama sekali tidak menelepon atau mengirim pesan.

Taehyung meringis terluka, "Apa dia tidak merindukanku?"

Baiklah. Apa boleh buat hari ini dia berinisiatif mengirim Soyeon pesan terlebih dahulu.
Sambil mengetik kalimat di ponsel, kakinya melangkah ringan.

Tanpa Taehyung ketahui dari arah berlawanan seorang gadis berjalan keluar dari minimarket dengan menjinjing kantong plastik berisi kaleng soda dan botol soju.

Gadis itu mengaduk isi tasnya dengan gusar. Mencari-cari sesuatu sambil menggumamkan kalimat yang hanya dipahaminya seorang diri.

Mereka sama-sama tidak memperhatikan jalan hingga benturan keras tidak terelakkan. Tubuh mungil gadis itu terdorong ke belakang. Keseimbangannya tidak stabil dan akhirnya bokongnya jatuh membentur aspal.

Ringisan tipis melantun dari bibir gadis itu membuat Taehyung tersentak dan buru-buru mendekat mengecek kondisinya.

"Kau baik-baik saja?"

Gadis itu mengusap sikunya berkali-kali, keningnya mengernyit merasakan perih. Alih-alih mengeluh, ia justru mengangguk.

"Kau baik-baik saja?" Taehyung mengulurkan tangannya kepada gadis itu untuk memberi bantuan.

Terdapat goresan luka tipis yang mengeluarkan darah. Gadis itu menerima uluran tangan Taehyung.

Kemudian Taehyung menghembuskan napas gusar. Dalam hati ia menyalahkan diri sendiri atas kecerobohannya. "Maafkan aku."

"Gwaenchanaeyo." Bukannya marah, gadis itu justru tersenyum ramah. (Tidak apa)

Kemudian mata Taehyung menangkap hal lainnya. Oh, tidak. Ini buruk. Ia melihat beberapa luka lecet dan darah samar di bagian betis gadis yang mengenakan rok selutut itu.

Bagus, Kim Taehyung. Kau telah membuat kaki mulusnya cacat. "Kakimu juga terluka."

Sempat gadis itu menyapu sejumpun rambut dan menautkannya ke belakang telinga sebelum menurunkan pandangan pada kakinya yang baru terasa sakit. Sambil menahan ngilu, gadis itu mencoba berdiri lebih tegap menunjukkan bahwa ia masih bisa berjalan.

Masih dengan rasa bersalah Taehyung segera memunguti kaleng-kaleng yang menggelinding. Sialnya, salah satu sisi plastik itu robek, lalu sebotol soju pecah, dan rasanya tidak mungkin bila gadis itu membawa pulang semua belanjaan dengan kepayahan. Ditambah lagi dengan kondisi kaki terluka.

"Aku akan membelikan yang baru." Ekspresi Taehyung menunjukkan penyesalan mendalam. "Dan juga plester untukmu."

Refleks gadis itu mengibas-ibaskan tangan di depan wajah. "Tidak perlu. Aku tidak masalah. Lagi pula itu untuk persediaan," katanya sungkan. "Bisa kubeli lain waktu."

Sungguh, kebaikan lelaki di hadapannya sekarang membuat ia tidak enak hati.

"Kalau begitu..." Taehyung berpikir sebentar. "sebagai penebus rasa bersalah biar kuantar kau pulang, boleh?"

The Bastard, SweetyWhere stories live. Discover now