Loosen Up

1.7K 91 3
                                    

-Thursday, 24 July 2014 10:37

End Tuesday, August 5th, 2014 

Sehari.

Dua hari.

Tiga hari. GILA.

Ternyata tiga hari gue nggak ketemu sama Mikah setelah kita berdua bales-balesan texting nggak jelas waktu itu. Wah, Dito beneran bad influence buat Mikah karena bolos kuliah sampai tiga hari. Eh, nggak juga ding, dua hari kemarin kan libur. Pokoknya tetap aja kalau Dito itu virus. Buktinya kemarin Mikah nge-text gue lagi dan bilang lagi jalan macam homo sama sekutu lamanya.

Sekarang gue lagi asik nongkrong nggak jelas di perpustakaan. Jelas sih kalau gue buka literatur atau buku yang lebih berbobot dari teenlit yang nggak nyampe setengah kilogram. Haha. Gila. Jangan pernah meremehkan teenlit apalagi tulisannya Wina Effendy. Tapi setelah gue tahu Ilana Tan, gue jadi beralih suka novel roman. Haha. 

Bosen ih. Gimana nggak kalau udah hampir tiga jam gue duduk disini. Pantat gue udah pegel minta digeser dan tenggorokan gue udah kering kerontang minta diguyur pakai air. Kenapa juga masuk ke perpustakaan nggak boleh bawa makanan? Takut ngerusak buku? Iya juga sih. Halah!

"Ody?"

Gue berasa denger suaranya Bin...Bon. Ah, nggak mungkin lah. Mana mungkin Bin...Bon manggil gue. Apalagi sekarang gue lagi sendirian dan nggak sama Mikah. Lanjut baca deh.

"Hello? Ody?"

OK. Gue nggak berani dongakin kepala. Ini beneran suaranya Bin...tang. Tapi tapi tapi. Ody bukan pengecut. Gue orang yang pandai menyembunyikan emosi. Fiuh~ Halah. Angkat dagu. Senyum lima detik. Jangan sampai mupeng. Gosh!

"Hai, kak Bin."

Aduh. Ngapain juga si Bintang pakai senyum segala duduk di depan gue lagi. Jantung tahan. Kirain udah move on tapi tapi tapi tapi... Ya Allah.

"Lo sendirian aja? Biasanya sama Mikah."

Kok gue tiba-tiba curiga kalau Bintang itu ada rasa sama Mikah. Eh, jangan ding. Kasihan entar gue makan hati mulu tiap hari kalau beneran. Astaghfirullahal'adzim."Sekali-kali jalan sendiri. Bosen bareng Mikah terus." Nggak sepenuhnya bohong sih. Haha. Sorry Mik, tapi sometimes lo emang ngebosenin.

Bintang cuma manggut-manggut lalu diam. Gue juga diam. Tengsin lah kalau mau ngomong duluan. Tapi pantat gue udah panas minta digeser, pengen cabut malah. Tapi napa si Bintang malah nongkrong di depan gue? Haduuuh...

"Ody..."

"Ya?" Gue kecepetan jawab. Urat malu gue masih nyambung kan?

"Lo masih inget gue nggak sih?"

Hah? Ini gue yang bego atau pertanyaan Bintang yang emang absurd? Atau gimana sih? Gue ini lagi melongo atau nggak yah?

"Yakali gue nggak inget. Ini gue lagi ngobrol sama elu."

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang