KOP-41

91.9K 8.3K 418
                                    

Allard dan Harsha menunggu kepulangan Adexe dan Allcia diruang tamu. Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Sambil menunggu, mereka saling mengobrol, bercanda atau Harsha sibuk bermain ponsel dan Alllard memperhatikan apa yang istrinya itu lakukan. Memastikan Harsha tidak macam-macam. Bahkan Harsha dilarang keras follow, followback dan memberi love pada postingan pria lain kecuali kerabat dan anak-anaknya. Bukan Allard Mackenzie namanya kalau tidak super posesif.

"Al, hastag AdexeAllcia kembali jadi trending. Lihat ini," gumam Harsha seraya menunjukan ponselnya pada Allard.

"Jadi mereka ke Times Square," ucap Allard.

Allard dan Harsha melihat-lihat hasil jepretan juga rekaman orang-orang saat Allcia dan Adexe di Times Square, sebuah cafe elite dan pantai.

"Apa mereka berkencan, Allard?" tanya Harsha.

Allard menggeleng, "Ku rasa tidak. Allcia pasti terpaksa dan ada yang perlu mereka bicarakan berdua."

"Bisa jadi," balas Harsha. "Siapa tahu katamu benar. Soalnya kan selama ini tebakanmu selalu tepat."

Panjang umur, biasanya itu yang dikatakan orang-orang saat orang yang kita bicarakan muncul atau datang. Allcia dan Adexe baru saja melangkah masuk ke mansion. Allcia tampak memeluk tubuhnya sendiri, tubuhnya basah kuyup, jaket Adexe yang besar darinya juga dia pakai. Sedangkan Adexe mengenakan kaus dan ia juga basah kuyup. Harsha beranjak dan menghampiri mereka.

"Ya Tuhan, kenapa kalian basah begini?" tanya Harsha.

Allcia melirik Adexe sekilas, "Ini.. gara-gara dia, Mom."

Adexe melirik Allcia, "Ya, Mrs. Mackenzie. Aku menariknya ke air pantai. Kalau dia tidak mendorongku, maka kami tidak akan sebasah ini."

Allcia kembali melihat Adexe dan menghela nafas, "Aku kesal karena dia tiba-tiba menarikku ke air. Aku refleks mendorongnya, jadi dia tercebur. Dan dia.. membalasnya."

"Kau yang mulai, Allcia. Sebenarnya aku hanya mau main air saja denganmu," balas Adexe.

"Kau yang mulai! Bukan aku! Sama saja namanya main air ya basah!" balas Allcia lebih kesal.

Adexe dan Allcia saling melempar tatapan seraya menyipitkan mata. Ekspresi Allcia yang kesal, Adexe tampak biasa saja. Adexe mencoba untuk tidak tertawa. Sungguh, Allcia terlihat menggemaskan ketika kesal.

"Anak-anak, sudah bertatapannya?" tanya Harsha. Harsha memutar bola matanya, mereka tidak mendengar ucapannya.

Dia yang salah, tapi menyalahkanku. Menyebalkan, batin Allcia.

Mengapa ada makhluk semenggemaskan dia? Aku jadi semakin betah, batin Adexe.

Adexe akhirnya tertawa. Ia tidak bisa lama-lama menahan tawanya. Selain tampang kesal, gadis disampingnya semakin lucu mengenakan jaketnya yang kebesaran untuk gadis itu. Jaket itu satu-satunya yang tidak basah, sebab Adexe melepas jaketnya sebelum menarik Allcia ke air pantai.

"Jangan tertawa ya!" kata Allcia seraya mengacungkan jari telunjuknya.

"Terserah aku," balas Adexe.

"Sudah.. sudah!" ucap Harsha yang menghentikan pertengkaran kecil mereka.

Allcia beralih menatap Allard yang masih duduk disofa ruang tamu seraya memperhatikannya.

"Daddy, kenapa diam saja?" tanya Allcia.

"Adexe, apa itu pasir?" tanya Harsha dengan sedikit mengerutkan kening ketika melihat toples kaca yang Adexe pegang.

King Of PsychopathWhere stories live. Discover now