9

547 88 18
                                    

Maaf kalo ada typo!


Langit di luar sangat cerah. Namun pria kecil ini, wajahnya tidak seperti si langit cerah dan matahari yang bersinar terang seolah-olah sedang mengejeknya.

Siapa lagi kalau bukan Kim Jinhwan yang hari ini sedang mendung. Jadi setelah pagi tiba. Ia bergegas untuk keluar. Padahal ia adalah termasuk orang yang sulit bangun pagi. Namun karena ia tidak ingin melihat wajah Kim Hanbin. Dengan amat sangat terpaksa. Jinhwan bangun pagi dan berjalan keluar.

Maksud hati ia ingin menenangkan perasaannya dan menjernihkan pikirannya. Melihat cuaca yang sangat atau terlalu bersahabat ini. Membuatnya kesal tanpa sebab.

Kekesalannya ia alihkan ke makanan. Ia membeli banyak makanan di kedai kecil yang ia temui. Mulai dari tteokbokki, odeng, twigim dan masih banyak lagi yang ia makan. Sampai-sampai ia merasa perutnya akan meledak saat itu juga. Berjalanpun jadi kesusahan.

Jinhwan memutuskan duduk di sekitar taman seraya meminum susu dengan berharap ia bisa tinggi untuk beberapa senti lagi.

Perasaannya sudah berangsur membaik. Jinhwan juga sudah lama keluar untuk berjalan-jalan. Matahari sudah sangat tinggi sekali. Jinhwan memutuskan untuk kembali.

Dalam perjalanan pulang ia menyempatkan membeli makanan kecil lagi. Ia membawa tiga bungkus delimanjoo.

Ketika Jinhwan sudah dekat dengan tempat tinggal sementaranya. Jalannya yang semula sedikit cepat. Perlahan berhenti ketika ia melihat seorang perempuan cantik dengan koper besar yang ia bawa, menatapnya dengan senyuman lebar.

Mata sipit Jinhwan membulat lucu. Ia terkejut. Makanan yang ia bawa hampir terjatuh kalau saja Jinhwan tidak segera sadar akan tindakannya.

"Jinani.. Jinan.. Jinjin.." perempuan yang sangat anggun itu berlari dan memeluk tubuh Jinhwan. "Ah.. aku sangat merindukanmu.." ia melepaskan pelukannya. Segera itu, ia meluncurkan serangannya pada wajah Jinhwan terutama pipinya yang gembul.

Sekuat tenaga Jinhwan melepaskan dirinya dari perempuan itu, tapi tidak sampai melukainya.

"Ya! Kim Sei-"

Telunjuk lentik perempuan itu menyentuh ujung hidungnya. Teriakkan Jinhwan terhenti karena melihat betapa menyeramkannya wajah perempuan cantik itu, yang terlihat menggelap.

"Memanggil seperti itu. Kamu tidak selamat." Suara merdunya hilang menjadi dingin. Tanpa sadar Jinhwan menelan ludah.

"Jadi.. apa kamu akan tetap membiarkanku berdiri di sini dan kepanasan? Apa kamu tahu kalau aku tidak kuat dengan udara seperti ini? Apa kamu ta-"

"Oke. Oke.." Jinhwan menghentikan celotehannya. "Tunggu aku memberikan dan menitipkan ini dulu."

"Apa itu?" tunjuknya penasaran. "Harum. Itu delimanjookan? Vanilakan?" hidung tajamnya mendapat dua jempol Jinhwan.

Segera ia berlari menuju ke tempat Seungbok ahjussi.

"Seungbok-ahjussi ini buatmu dan satu ini untuk Hanbin." Setelah menyerahkan bungkusan itu. Ia berjalan sambil menenteng satu bungkusan delimanjoo untuk dirinya sendiri.

"Jinhwan-ssi mau kemana? Tidak memberikannya pada Hanbin-ssi?"

Jinhwan menggeleng, ia sedikit berlari dan berteriak. "Aku ada urusan Seungbok-ahjussi!"

Seungbok mengacungkan jempolnya. Ia kemudian menatap delimanjoo rasa vanila dengan mata berbinar-binar.

"Senangnya punya penghuni-penghuni loyal."

Seperti Drama - iKONWhere stories live. Discover now