Di kelas Bintang lebih dikenal sebagai ketua kelas perfeksionis, tapi berbanding terbalik kalau sudah ketemu sama kakak-kakaknya. Sifat kekanakannya bakalan muncul gitu aja. Bahkan Bintang yang jarang senyum, bakalan pamerin senyum gemesnya cuman kalau lagi sama kakak-kakaknya. Bahkan saat pertama kali bertemu, Jingga sempat takut dengan Bintang karena nampak begitu dingin. Mata sipit bak rubah, bibir tipis dan pipi tirus membuatnya terlihat menyeramkan jika tidak tersenyum. Padahal Bintang punya senyum yang begitu menggemaskan.
Di rumah juga Bintang menjadi sosok yang kalem dan cenderung dingin. Pokoknya perbedaan sikap Bintang bisa dilihat saat bersama ke tujuh kakaknya. Iya, di lingkup persahabatan ini dirinya paling muda.
Mengikuti kelas akselerasi di SMA membuatnya berada di tingkat yang sama dengan Jingga, Ari, dan Senja. Jingga dan Senja yang notabene anak bungsu dalam keluarga, sekarang mengerti bagaimana rasanya menjadi kakak. Jika Ari dekat dengan Bumi, maka Antares dekat dengan Angkasa. Bagai bintang yang memang tercipta untuk menemani gelapnya angkasa. Entah bagaimana Bintang mampu mengerti tentang sifat Angkasa yang defensif jika berdekatan dengan orang baru. Karena Bintang tak jauh berbeda dengan Angkasa.
Ada perih yang disimpannya sendiri. Hanya untuk dirinya.
Biarlah semua orang hanya melihatnya tersenyum, tanpa perlu tau bagaimana keadaannya yang sesungguhnya.
Bintang Antares atau yang lebih sering dipanggil Ares, sama kakak-kakaknya. Si kecil di lingkaran pertemanan ini begitu murni. Seolah harus dijaga dari kerasnya dunia. Padahal dirinya sudah mengerti tentang semua itu.
YOU ARE READING
Semesta 1.0 - Stray Kids ✔ [REVISI]
Short StoryStray kids versi lokal [AU] Katakan pada Samudra jika semua akan baik-baik saja. Rimba bilang pada Jingga untuk jangan menyerah. Bintang, katakan pada Angkasa untuk tetap bertahan sebentar lagi. Senja, jangan menyalahkan diri sendiri. Bumi, tolo...