Big Thanks

9.7K 429 1
                                    

Giselle's POV

Jay pun dihukum karena ketahuan surat-suratan di kelas. Duh, kok gue jadi khawatir ya...

"Jay, gue boleh tau nama panjang lu? Emang buat apa? Please... Kasih tau.. Gue mohon. Alexander Jay Kalindra. Emang buat apa sih." Jay pun membacakan suratnya itu. Gue shock berat. Kalindra. Berarti dia.. Gue pun segera berlari keluar kelas.

Teriakan dari Mr. Tom gak gue hirauin. Air mata kini membendung. Siap untuk keluar kapanpun. Gue pun mencari tempat yang pas.

Gue pun berlari menuju taman belakang sekolah. Tempat dimana gue ketemuan sama Michael tadi. Gue pun duduk di salah satu bangku disana. Air mata pun mulai membasahi pipi gue.

Alexander Jay Kalindra. Alexander Jay Kalindra. Kalindra. Kalindra. Kata-kata itu terus terngiang di kuping gue. Jadi selama ini, Jay itu saudara gue? Argh!

"Hey." ujar seseorang.

Gue pun menyeka air mata gue. Lalu gue menengok ke belakang.

"Ya. Ada apa?" tanya gue.

"Harusnya gue yang nanya. Lu kenapa nangis?" tanya orang itu.

"Gakpapa." jawab gue.

"Yaudah.. Gue tau kok. Lu butuh waktu sendiri." ujar orang itu.

"Makasih." ujar gue.

"Nama gue Nick." ujar Nick.

"Nama gue Giselle." ujar gue.

"Giselle, btw gue boleh duduk disini?" tanya Nick.

"Boleh kok." jawab gue.

"Kok lu keluar kelas sih?" tanya Nick.

"Lah, lu juga kan.." ujar gue.

"Kalo gue mah selalu disini. Jarang banget di kelas." jawab Nick.

"Lah.. Parah banget.." ujar gue.

"Biarin. Abisnya di kelas itu ngebosenin." jawab Nick.

"Nick!" pekik seseorang dari belakang.

Gue dan Nick pun menengok ke belakang. Ternyata orang itu adalah Michael.

"Nick! Masuk kelas! Giselle! Aku mau ngomong!" seru Michael. Ia tampak marah.

Nick pun meninggalkan gue lalu berjalan menuju kelasnya. Gue pun berjalan menuju Michael.

"Selly, aku cemburu." ujar Michael lalu memeluk gue.

"Tadi itu, Nick cuma nemenin aku doang.." jelas gue.

"Yaudah.. Sekarang kita jalan aja yuk." ajak Michael.

"Terserah kamu deh.." jawab gue.

Lalu kami pun berjalan menuju parkiran. Michael menggandeng tangan gue seakan gak mau kehilangan gue.

Kini, kami berada di dalam mobil.

"Kita mau kemana?" tanya gue.

"Udah ikut aja.. Kamu lagi sedih kan.." ujar Michael.

"Hmm... Oke..." jawab gue.

Eh iya! Tas gue!

"Mikey! Tas aku gimana?" tanya gue.

"Nanti aku minta temen aku bawain ke rumahku." jawab Michael.

"Oh. Oke." jawab gue.

Gue penasaran. Gue mau dibawa kemana? Tak lama kami pun sampai.

"Sampe!" ujar Michael.

"Ini, kita dimana?" tanya gue.

"Udah ikut aja.." jawab Michael.

Gue pun keluar dari mobil Michael. Lalu ia pun kembali menggandeng tangan gue.

"Ini dia..." ujar Michael.

"Wah! Bagus banget!" seru gue.

"Gimana? Kamu suka?" tanya Michael.

"Suka pake banget! Makasih ya." jawab gue.

"Sama-sama." jawab Michael.

Jadi, gue sama Michael lagi ada di sebuah taman yang bagus banget! Isinya bunga semua!

"Duduk disana yuk." ajak Michael.

"Yuk." jawab gue lalu duduk di tempat yang Michael tunjuk.

Gue pun memandangi sekeliling gue. Sumpah! Keren bangett... Tiba-tiba... Michael menyelipkan setangkai bunga di kuping gue.

"Thanks Mikey." ujar gue.

"Your welcome." jawab Michael.

"Eh udah jam 11... Kita ke satu tempat terakhir yuk.. Abis itu aku anter kamu pulang. Oke." ujar Michael.

"Hmm.. Oke.." jawab gue.

Gue dan Michael pun meninggalkan taman bunga ini. Lalu berjalan menuju parkiran.

"Mikey.. Kita bolos terus tau!" ujar gue.

"Udah.. Kamu tenang aja.. Besok kita belajar bareng.. Sekalian..." ujar Michael menggantung.

"Sekalian apa?" tanya gue.

"Liat aja besok." jawab Michael.

"Huh.. Oke.." jawab gue.

Ck! Mau ngapain lagi sih? Haduh... Pacar gue yang satu ini nih ya.. Emang paling suka ngasih surprise..

***

"Sampe.." ujar Michael.

"Hah? Optik?" tanya gue.

"Ck! Udah ikut aja.." ujar Michael.

Gue pun keluar mobil lalu berjalan memasuki optik tersebut.

"Selamat siang mas, mbak." sapa seseorang disana.

"Siang." jawab gue dan Michael berbarengan.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya orang itu.

"Gini loh mas, pacar saya mau cari softlens." jawab Michael.

"Heh! Maksud kamu apa?" bisik gue.

"Aku mau beliin kamu softlens. Salah?" tanya Michael.

"Gak salah sih.. Tapi-"

"Yaudah.. Kalo gak salah kamu diem aja. Oke." potong Michael.

Gue pun diam.

"Jadi gimana mas?" tanya orang itu.

"Jadi, saya mau beliin softlens buat pacar saya." jawab gue.

"Yaudah.. Cek mata dulu ya.." ujar orang itu.

Gue pun ikut dengan orang itu. Lalu gue pun mengecek mata gue. Mikey! Ini ngerepotin!

"Mbak.. Mata kirinya minus 1,25 yang kanan minus 1,5." ujar orang itu.

Masih sama.. Huft!

"Mas, nanti malam sudah bisa diambil softlensnya." ujar orang itu.

"Oke.." jawab Michael lalu membayar softlensnya di kasir.

"Makasih mbak, mas." ujar orang itu.

Gue dan Michael pun keluar dari optik tersebut.

"Mikey.. Aku gak enak sama kamu.." ujar gue.

"Kenapa gak enak? Aku kan pacar kamu." jawab Michael.

"Makasih ya.." ujar gue.

"Sama-sama.." jawab Michael lalu menjalankan mobilnya menuju rumah gue.

***

Author's POV

"Selly, bangun.." ujar Michael.

"Hmm.."

"Eh.. Udah sampe?" tanya Giselle.

"Udah.." jawab Michael.

"Oh yaudah.. Makasih ya.." ujar Giselle.

"Sama-sama.. Nanti malem aku anterin tas kamu sama softlensnya ya.." ujar Michael.

"Oke.." jawab Giselle lalu masuk ke dalam rumah.

Hey readers! Maaf baru update. So.. Vomment ya.. Thank you!

Bully Boy and Nerdy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang